Informasi awal
TRIBUNNEWSWIKI.COM – Gempa bumi dahsyat di China yang dikenal sebagai Gempa Shaanxi terjadi pada 23 Januari 1556, tepat 465 tahun yang lalu.
Terjadi di Provinsi Shaanxi, China bagian utara, Gempa Shaanxi adalah gempa terburuk yang pernah tercatat dalam sejarah.
Gempa Shaanxi berskala 8.0 Richter dan merenggut 830.000 penduduk China. Jumlah ini setara dengan 60% penduduk di provinsi itu.[1]
Tidak hanya itu, Gempa Shaanxi juga memicu banjir besar dan menyebabkan kebakaran selama beberapa hari. [2]
Baca: Hari Ini dalam Sejarah: Matematikawan Ted Kaczynski Akui Jadi Dalang Teror Paket Bom selama 17 Tahun
Latar belakang geologis
Epicenter Gempa Shaanxi berada di lembah Sungai Wei di Provinsi Shaanxi, dekat Huaxian, Weinan, dan Huayin.
Lembah Wei memiliki sejumlah patahan aktif dan terdampak sedikitnya 20 gempa bumi besar sejak 600 M.[3]
Berdasarkan data geologi, gempa tahun 1556 diperkirakan bermagnitude 8 atau XII dalam skala Mercalli.
Namun, penelitian belakangan ini menunjukkan bahwa Gempa Shaanxi bermagnitude 7.9.[4]
Gempa Shaanxi disebabkan oleh patahan atau sesar jenis dip-slip.[5]
Baca: Hari Ini dalam Sejarah 21 Januari 1793: Raja Louis XVI Dieksekusi di Tengah Kecamuk Revolusi Prancis
Kronologi
Gempa Shaanxi terjadi pada pagi hari tanggal 23 Januari 1556.
Dalam catatan China, gempa ini dikatakan menyebabkan gunung-gunung dan sungai-sungai berpindah tempat dan jalan-jalan hancur.
Di beberapa tempat, tanah dilaporkan tiba-tiba naik dan membentuk bukit atau tenggelam dengan cepat menjadi lembah baru.
Sementara di area lain, sebuah aliran langsung meluas seketika, atau tanah ambles dan parit-parit baru terbentuk.
Seorang sarjana China yang selamat dari gempa, merekam detail gempa.
Salah satu kesimpulannya adalah “ketika gempa terjadi, orang-orang di dalam rumah seharusnya tidak segera keluar. Jongkok dan tunggu saja. Bahkan jika sarang runtuh, beberapa telur mungkin masih utuh”.
Ini menyiratkan bahwa banyak penduduk yang tewas ketika lari keluar, sedangkan mereka yang bertahan di dalam mungkin selamat.
Baca: Hari Ini dalam Sejarah 20 Januari 1841: China Menyerahkan Hong Kong kepada Inggris
Jumlah kematian susah ditentukan, tetapi menurut tradisi, gempa ini menewaskan 820.000—830.000 orang.
Seluruh wilayah China Dalam hancur dan diperkirakan 60 persen populasi di wilayah tersebut tewas.
Jumlah kematian yang sangat besar ini disebabkan karena jutaan orang pada waktu itu tinggal di gua buatan di dataran tinggi/tebing loess. Rumah itu dikenal dengan nama Yaodong.
Goncangan gempa menyebabkan banyak sekali Yaodong yang runtuh dan membuat penghuninya terperangkap di dalam.[6]
Selain itu, gempa ini juga menyebabkan perubahan jalur sungai, banjir besar, dan kebakaran yang terjadi selama berhari-hari.
Untuk memitigasi gempa yang mungkin terjadi lagi, penduduk kemudian mengganti rumah mereka menggunakan material yang tahan gempat seperti bambu dan kayu.[7]