Hal tersebut diungkapkan Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, melalui keterangannya di JICT II, Tanjung Priok.
"Sudah memperpanjang sebanyak dua kali, hari ini adalah hari kedua perpanjangan, dan hari ini adalah hari terakhir pencarian," jelas Budi.
Namun, Budi Karya menambahkan bahwa pihak pemerintah tetap berupaya melanjutkan proses evakuasi dengan mengalihkan lead ke KNKT dalam pencarian CVR yang masih belum ditemukan.
Baca: Usia Sriwijaya Air SJ 182 Seperempat Abad, Bahayakah Pesawat Tua? Ini Penjelasan Kapten Vincent
Baca: KNKT Berhasil Unduh Data Kotak Hitam Sriwijaya Air SJ 182, Ini Prosesnya
Meski demikian, tim SAR tetap melakukan pemantauan dan tindak lanjut apabila ada temuan korban kecelakaan Sriwjiaya Air SJ 182 di Kepualauan Seribu.
Ketua Komite Nasional Keselamatan Tranportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono, pihaknya masih tetap akan lanjut mencari salah satu kotak hitam yaitu CVR yang belum ditemukan.
"Kami dari KNKT, sebagai tanggung jawab kami dari investigasi, masih akan terus mencari pencarian CVR yang sampai hari ini belum ditemukan," kata Soerjanto dalam keterangannya di JICT II, Tanjung Priok, Kamis (21/1/2021).
Baca: Viral Petugas Pencari Sriwijaya Air Unggah Video Ada Suara Minta Tolong, Roy Suryo Ungkap Fakta Ini
Baca: Sekelompok Anak Temukan Potongan Tubuh Bagian Kepala & Rambut yang Diduga Milik Korban Sriwijaya Air
Soerjanto juga mengatakan pihaknya didukung oleh TNI AL, TNI, POLRI, Basarnas, bahkan sampai warga Kepualauan Seribu ikut membantu.
"Kami juga didukung oleh Kemenhub, TNI AL, TNI, POLRI, Basarnas dan dari unsur unsur lain, Dinas Perhubungan Jakarta menarkawan untuk bantuan," ucap Ketua KNKT.
"Semua pihak warga pulau seribu sangat antusias untuk membantu didalam investigasi yang dilakukan oleh KNKT," imbuhnya.
Budi juga mengapresiasi kepada penyelam TNI AL yang telah menemukan salah satu Black Box yaitu FDR dalam waktu 4 hari.
"Kami apreciate kepada TNI AL, Ini satu prestasi yang luar biasa," kata Soerjanto.
Soerjanto juga menambahkan, walaupun operasi SAR dihentikan dan difokuskan ke pencarian CVR, namun jika menemukan jasad dari kecelakaan Sriwijaya Air SJ 182 akan tetap dievakuasi oleh Basarnas.
KNKT berhasil mengunduh data kotak hitam atau black box dari pesawat Sriwijaya Air SJ182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu.
Dikutip dari Kompas.com, Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono mengatakan, Flight Data Recorder (FDR) Sriwijaya Air SJ 182 berhasil diunduh.
“Setelah flight data recorder (FDR) ditemukan dan diserahkan ke KNKT sejak 13 Januari 2021, data di dalam FDR berhasil diunduh,” kata Ketua KNKT Soerjanto Tjahjo dalam keterangan tertulis pada Jumat (15/1/2021).
"Ada 330 parameter dan semua dalam kondisi baik. Saat ini sedang kita pelajari," kata Soerjanto dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (15/1/2021).
Baca: Penumpang SJ-182 Diduga Gunakan Identitas Palsu, Sriwijaya Air Disorot: Kenapa Bisa Lolos Terbang?
Sebelumnya, Ketua Subkomite Investigasi Kecelakaan Penerbangan KNKT Nurcahyo Utomo menerangkan, pihaknya telah menerima Crash Survivable Memory Unit (CSMU).
"CSMU merupakan bagian dari kotak hitam yang paling tahan benturan, dan tahan panas hingga suhu 1.000 derajat celsius selama satu jam," ungkap Nurcahyo.
“Kami membersihkan unit memori, dari kotoran sisa-sisa garam yang menempel karena terendam air laut,” tulis rilis KNKT pada Jumat (15/1/2021).
Saat ini, KNKT masih menunggu ditemukannya CVR (Cokcpit Voice Recorder) oleh Tim Gabungan.
CVR merupakan salah satu bagian penting kotak hitam lainnya yang digunakan untuk proses investigasi lebih lanjut.
Kotak hitam menjadi kunci untuk mengungkap insiden penyebab kecelakaan pesawat termasuk jatuhnya sriwijaya air sj 182
Kotak hitam terdiri dari 2 alat perekam yaitu Flight Data Recorder (FDR) fungsinya merekam data-data penerbangan.
Cockpit Voice Recorder (CVR) fungsinya merekam percakapan pilot dan kopilot di ruang cockpit.