Sebelumnya, vaksin produksi perusahaan Jerman dan AS itu masuk daftar vaksin untuk program vaksinasi di tanah air.
Hal itu tertuang keputusan direktur jenderal pencegahan dan pengendalian nomor HK 02.02/4/1/2021 tentang petunjuk teknis pelaksanaan vaksinasi dalam rangka penanggulangan pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19), yang terbit pada 2 Januari 2021.
Pfizer-BioNTech disuntikkan sebanyak dua kali dengan rentan jarak penyuntikan selama 28 hari.
Dosis vaksin Pfizer yang diberikan sebesar 0,5 ml per dosis.
Ketidakpastian ini terjadi karena pemerintah masih menimbang berbagai hal.
Satu di antaranya adalah yang terjadi di Norwegia, di mana puluhan orang meninggal setelah mendapat suntikan.
"Setiap perkembangan uji klinik dan penggunaan vaksin yang ada di dunia selalu menjadi bahan analisis dan pertimbangan pemerintah," ujar Wiku saat dikonfirmasi, Senin (18/1/2021).
"Belum ada perkembangan kebijakan terkait hal di atas," sambungnya.
Baca: Kena Razia Protokol Kesehatan, 19 Warga Dihukum Berdoa di Makam Jenazah Pasien Covid-19 di Tangsel
Baca: Orang Tanpa Gejala (OTG) Covid-19 Tetap Bisa Diberi Vaksin, Tak Akan Berdampak Buruk bagi Kesehatan
Hal senada juga disampaikan Juru bicara PT. Bio Farma Persero Bambang Heriyanto.
Ia menuturkan, hingga saat ini pemerintah belum memiliki komitmen final dalam pembelian vaksin Pfizer Biotech.
Kini fokus pemerintah masih pada pelaksanaan program vaksinasi Covid-19 bertahap di Indonesia, dan mengupayakan ketersediaan vaksin yang telah dipesan pemerintah.
"Kami saat ini masih terus memantau perkembangan terkait vaksin dan vaksinasi di dunia internasional. Belum ada keputusan final terkait rencana pembelian vaksin dari Pfizer," ujar Bambang saat dihubungi secara terpisah.
Pemerintah ujarnya, dalam proses penyediaan vaksin untuk 181,5 juta masyarakat Indonesia memastikan vaksin aman dan bermutu.
"Dalam seluruh proses ini, tentunya pemerintah akan mengutamakan kesehatan dan keselamatan seluruh masyarakat," ungkap dia.
Baca: Daftar Vaksinasi Covid-19 Bisa Lewat Chatbot WhatsApp, Begini Caranya
Baca: Vaksin Sinovac Boleh Digunakan Meski Uji Fase III Belum Selesai, Ini Penjelasan BPOM
Sebelumnya Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, vaksin produksi perusahaan farmasi Amerika Serikat (AS) Pfizer dan perusahaan bioteknologi Jerman BioNTech, tersebut dijadwalkan masuk ke Indonesia pada kuartal III 2021 atau sekitar Juli tahun depan.
"50 juta dosis vaksin (pfizer) sudah firm, sisanya opsi, Kami harap finalisasi pfizer akan dilakukan dalam waktu dekat ini," kata dia dalam konferensi pers Selasa lalu (29/12/2020).
Mantan wakil menteri BUMN ini menambahkan, pengadaan vaksin Pfizer berlangsung dari kuartal III 2021 hingga kuartal I 2022.
Norwegia mengingatkan soal keamanan vaksin Covid-19 Pfizer untuk orang tua dengan kondisi kesehatan serius.
Setidaknya 29 orang di Norwegia meninggal setelah mendapatkan suntikan vaksin, seperti diberitakan PressTV.
Hingga Jumat (15/1/2021), vaksin yang diproduksi oleh Pfizer dan BioNTech SE adalah satu-satunya yang tersedia di Norwegia.
Sementara Badan Obat Norwegia mengkonfirmasi semua kematian tersebut memang benar-benar terkait dengan vaksin.
"Semua kematian terkait dengan vaksin ini," kata Badan Obat Norwegia dalam tanggapan tertulis kepada Bloomberg pada hari Sabtu (16/1/2021).
"Ada 13 kematian yang telah dinilai, dan kami mengetahui 16 kematian lainnya yang saat ini sedang dinilai," kata badan tersebut.
Dengan jumlah tersebut, pihak berwenang memperkirakan usia 75 rentan terkena dampaknya.
Meskipun tidak jelas kapan tepatnya kematian itu terjadi, Norwegia telah memberi setidaknya satu dosis kepada sekitar 42.000 orang dan berfokus pada mereka yang dianggap paling berisiko jika mereka tertular virus, termasuk orang tua.
Otoritas AS telah melaporkan 21 kasus reaksi alergi parah dari 14-23 Desember setelah pemberian sekitar 1,9 juta dosis awal vaksin Pfizer.
Baca: Vaksin Sinovac Boleh Digunakan Meski Uji Fase III Belum Selesai, Ini Penjelasan BPOM
Laporan keamanan pertama di seluruh Eropa tentang vaksin Pfizer-BioNTech baru akan diterbitkan pada akhir Januari.
Pengalaman Norwegia merupakan indikasi awal dari apa yang harus diperhatikan saat negara-negara mulai mengeluarkan laporan pemantauan keamanan vaksin.
Emer Cooke, kepala baru European Medicines Agency, mengatakan melacak keamanan vaksin COVID-19, terutama yang mengandalkan teknologi baru seperti messenger RNA, akan menjadi salah satu tantangan terbesar setelah suntikan diluncurkan secara luas.
Meskipun dua vaksin COVID-19 yang disetujui sejauh ini di Eropa telah diuji pada puluhan ribu orang - termasuk sukarelawan berusia akhir 80-an dan 90-an - rata-rata peserta uji coba berusia awal 50-an.
Penemuan tersebut telah mendorong Norwegia untuk menyarankan bahwa vaksin COVID-19 mungkin terlalu berisiko untuk orang yang sangat tua dan sakit parah, pernyataan paling hati-hati dari otoritas kesehatan Eropa.
Baca: Bisakah Masyarakat Bisa Pilih Sendiri Merk Vaksin Covid-19? Jubir Kemenkes Buka Suara
Baca: Penerima Vaksin Covid-19 Akan Dapat Sertifikat yang Bisa Jadi Syarat Bepergian tanpa Tes Swab
Institut Kesehatan Masyarakat Norwegia menilai bahwa “bagi mereka yang paling lemah, bahkan efek samping vaksin yang relatif ringan dapat menimbulkan konsekuensi yang serius. Bagi mereka yang memiliki sisa masa hidup yang sangat pendek, manfaat dari vaksin mungkin kecil atau tidak relevan. ”
Minggu lalu, seorang perawat Inggris terjangkit COVID-19 tiga minggu setelah mendapatkan vaksin, mendorong para ahli untuk mengeluarkan peringatan bahwa perlu waktu untuk membangun kekebalan.
Norwegia telah menyatakan keprihatinan yang meningkat tentang keamanan vaksin Pfizer pada orang tua dengan kondisi kesehatan serius yang mendasarinya setelah menaikkan perkiraan jumlah yang meninggal setelah menerima suntikan menjadi 29.
Perawat, yang telah bekerja untuk area Dewan Kesehatan Universitas Hywel Dda di Wales barat, mengatakan bahwa dia tertular virus saat menunggu dosis kedua dari jab Pfizer-BioNtech, yang pertama kali diluncurkan di Inggris bulan lalu.
Dia berkata bahwa dia "marah dan patah hati" karena terkena penyakit mematikan pada tahap ini.
"Itu memberi saya ketenangan pikiran. Itu membuat saya merasa lebih aman dan bahwa saya melakukan hal yang benar untuk keluarga saya ... tapi itu memberikan rasa aman yang palsu," katanya.
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Pemerintah Masih Menimbang, Belum Ada Keputusan Final Soal Pembelian Vaksin Pfizer-Biotech