Dia mengorbankan punggungnya demi menyelamatkan anak dan istri dari reruntuhan bangunan.
Diberitakan TribunPinrang.com, Sertu Palemba merupakan warga asli Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan.
Kala itu sang istri yang bernama Juhida dan ketiga anaknya pergi ke Mamuju untuk mengunjunginya.
Ketika terjadi gempa susulan, mereka tengah berada di Rusun Makorem 142/Ttg, Jl Abdul Malik Pattana Endeng, Kelurahan Rangas, Kecamatan Simboro, Kabupaten Mamuju.
Kala itu, keluarga tersebut dalam keadaan tidur.
"Saya dengar suami saya bilang Allahuakbar ada gempa. Saya bangun dan bangunan dari atas langsung runtuh," ujarnya.
Sertu Palemba langsung menggunakan punggungnya untuk melindungi anak dan istri.
Tangannya langsung menarik istri dan anak-anaknya dan mendekapnya sangat kuat.
Baca: Belum Aman, Sulbar Masih Bisa Digoyang Gempa Susulan, Berpotensi Tsunami Jika Hal Ini Terjadi
Puing-puing bangunan berjatuhan dari atas mengenai punggungnya.
Ia sekuat tenaga menahan puing bangunan agar tidak mengenai istri dan anak-anaknya.
Sayang, anak pertamanya, Muh Andra Palemba (14) masih tertimpa reruntuhan.
Nyawa Andra pada akhirnya tidak tertolong.
"Saya dapat luka-luka di bagian tangan dan di punggung banyak sekali. Anak yang kedua juga terdapat luka-luka di tangan dan kaki. Istri saya lumayan aman karena dia tepat berada di bawah saya," ujar Palemba saat ditemui di rumah duka.
Natsyelia Paulus Ake, yang tak lain merupakan perawat di RS Mitra Mamuju, mempertaruhkan nyawa saat gempa melanda Mamuju dan Majene, Sulawesi Barat, Jumat (15/1/2021).
Perawat asal Palipu, Kecamatan Mengkendek, Tana Toraja itu mencoba menyelamatkan seorang pasien dan bayi di inkubator yang terjebak berjam-jam dalam rumah sakit yang ambruk tersebut.
Namun nasib nahas menimpa dirinya.
Ketika berusaha menyelamatkan si kecil, Mia, sapaan akrab Natsyelia, tertimpa reruntuhan.
Ia mengalami luka dan dilarikan ke RS Bhayangkara Mamuju.