Warga berjenis kelamin laki-laki itu meninggal saat sedang mencari rumah sakit rujukan Covid-19.
Insiden tersebut terjadi kepada seorang ayah yang diduga tak bisa mendapat perawatan karena ditolak oleh beberapa rumah sakit.
Dari informasi yang diungkapkan oleh Center for Indonesia's Strategic Development Initiatives (CISDI) melalui LaporCovid19, pasien tersebut ditolak oleh 10 rumah sakit rujukan.
Menurut CISDI dalam siaran pers, Jumat (15/1/2021) lalu, kasus ini mencuat setelah ada anggota keluaga yang lapor kepada LaporCovid19 pada 3 Januari 2021 lalu.
Padahal diketahui, kasus tersebut sebenarnya telah terjadi pada 20 Desember 2020.
Terlebih, pasien tersebut mengalami gejala sesak nafas dan gejala lain yang mengerah pada Covid-19.
Baca: Daftar Vaksinasi Covid-19 Bisa Lewat Chatbot WhatsApp, Begini Caranya
Baca: 29 Orang Meninggal Setelah Disuntik Vaksin Covid-19, Norwegia Ingatkan Bahaya Pfizer untuk Orang Tua
Karena sudah menunjukkan gejala sesak, pasien diketahui membutuhkan alat bantu pernapasan dengan segera.
Namun ia tak kunjung menemukan rumah sakit yang dapat memberikan pertolongan lebih lanjut.
Pasien tersebut pun meninggal di dalam taksi online lantaran ICU di 10 rumah sakit rujukan yang dituju penuh.
Dilansir dari KompasTV, Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok Novarita mengaku belum mendapat informasi mengenai kasus ini. Dia berupaya mencari identitas warga Depok tersebut.
"Tadi sudah ada nama dokter yang jadi sumbernya. Tapi dia kasih lagi ke orang lain, kayaknya tertutup banget data-datanya," kata Novarita.
Menurut Novarita, dia ingin mengetahui secara jelas kejadian pasien bergejala Covid-19 ini bisa ditolak hingga 10 rumah sakit.
"Saya mau tahu motivasinya apa. Kalau untuk perbaikan kan kami harus tahu datanya agar jelas, apakah tidak ada perhatian atau dia (pasien) pergi ke rumah sakit (karena) inisiatif enggak sabar nunggu," ujar Novarita.
"Karena kan memang sekarang ini di IGD ramai banget. Akhirnya dia nyari-nyari mungkin, sampai 10 rumah sakit," ujar Novarita lagi.
Lonjakan pasien Covid-19 di Depok terus bertambah tinggi sejak awal November 2020.
Pada bulan itu, dua rumah sakit pemerintah, RSDU Kota Depok dan RS Universitas Indonesia (UI), mengumumkan ketersediaan ranjang rumah sakit yang minim.
Kedua rumah sakit menyampaikan, okupansi ruang isolasi Covid-19 mereka mulai menyentuh 80 persen.
Dari peringatan itu, ketersediaan ICU bagi pasien bergejala berat jadi hal yang paling mengkhawatirkan karena jumlahnya memang sedikit, sehingga tak dapat menerima seluruh pasien Covid-19 yang dirujuk kepada 2 rumah sakit itu.