Kepala BMKG Dwikornita Karnawati, pada program Breaking News Kompas TV (17/1/2021) menjelaskan, apabila gempa susulan terjadi kembali dan dengan kekuatan yang lebih besar dengan lokasi gempa yang sama, maka kemungkinan berpotensi terjadi tsunami.
Sebelumnya, gempa bumi pernah melanda Majene dan Mamuju pada tahun 1969 dengan kekuatan lebih tinggi.
Gempa bumi dengan magitudo 6,9 tersebut menyebabkan terjadinya tsunami setinggi 4 meter.
Sementara itu, gempa bumi yang terjadi selama 2 hari terakhir ini merupakan gempa bumi yang berasal dari patahan yang sama sebelumnya di selat Makassar.
Berdasar perhitungan BMKG, energi yg dikeluarkan pada 1969 akan kembali dikeluarkan saat ini.
"Kami mencoba menghitung energi yang dikeluarkan di tahun 1969. Perhitungan kami akan dikeluarkan juga saat ini," jelas Dwikornita.
Namun pihaknya menyebut, energi yang dikeluarkan belum seluruhnya, sehingga masih terdapat sisa energi yang tersimpan.
"Kalau keluarnya sekali, itu setara dengan yang 6,9 tadi. Tetapi kemarin yang keluar baru 5,9. Lalu keluar lagi 6,2."
"Itu kalau dihitung belum setara dengan yang 6,9 tadi. Sehingga perhitungan kami masih ada energi yang tersimpan," sambung Dwikornita.
Baca: Terus Bertambah, Ada 89 Rekening FPI dan Afiliasinya yang Sudah Dibekukan
Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, dalam wawancaranya di kanal YouTube CNN Indonesia (16/1/2021) menjelaskan, gempa yang terjadi pertama kali merupakan gempa pembuka.
"Gempa yang terjadi pertama kali dengan kekuatan 5,9 itu kita anggap sebagai gempa pembuka. Kemudian gempa yang lebih besar kemarin yang terjadi pada Jumat kita anggap sebagai main shock atau gempa utama."
Namun, Daryono mengungkapkan, gempa kedua tersebut masih dianggap sementara dalam penyebutannya sebagai main shock atau gempa utama.
Baca: Film - Get Married (2007)
"Tetapi ini sifatnya sementara. Jika nanti muncul kekuatan yang lebih besar dari 6,2 maka itu menjadi main shock dan sebelumnya menjadi gempa pembuka kedua," jelaS Daryono.
Sementara itu, dikutip Kompas.com, Menteri Sosial Tri Rismaharini mengatakan, gempa susulan di Sulawesi Barat tersebut belum dapat diprediksi apakah akan berdampak tsunami atau tidak.
"Nah, permasalahannya adalah gempa susulan ini besar yang berakibat tsunami atau tidak, itu yang belum terprediksi," kata Risma dalam tayangan di kanal YouTube Limjamsos Oke, Sabtu (16/1/2021).
Oleh karena itu, Risma meminta masyarakat di Sulawesi Barat agar menjauhi daerah tepi pantai untuk mengantisipasi terjadinya gempa susulan tersebut.
"Saya sudah sampaikan untuk warga sementara tidak berada di tepi pantai dulu sepanjang pantai di Sulawesi Barat ini," ujarnya.
Lebih lanjut, Risma mengatakan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah bergerak untuk menanggulangi gempa dan tenaga kesehatan akan bekerja di rumah sakit Bhayangkara dan rumah sakit regional.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Antisipasi Gempa Susulan, Mensos Risma Minta Warga Hindari Tepi Pantai di Sulbar"