Informasi awal
TRIBUNNEWSWIKI.COM - Longsor salju besar dari lereng Gunung Huascaran di Peru pada 10 Januari 1962, tepat 59 tahun silam, merenggut 4.000 penduduk.
Penduduk tidak sempat menyelamatkan diri karena longsor salju ini datang ke permukiman hanya dalam tujuh menit.
Akibat longsoran ini, Kota Ranrahirca dan Huarascucho yang berada di bawah Gunung Huascaran terkubur oleh es, lumpur, dan runtuhan lainnya setebal 40 kaki.
Bencana longsoran salju terulang lagi tahun 1970 ketika sebuah gempa terjadi.[1]
Baca: Hari Ini dalam Sejarah 7 Januari 1789: Pemilihan Presiden Amerika Serikat yang Pertama
Sekilas Gunung Huascaran
Huascaran adalah sebuah gunung yang berada di formasi pegunungan Andes, barat-tengah Peru.
Gunung ini memiliki tinggi 6.768 meter di atas permukaan laut dan menjadi puncak tertinggi di Peru.
Meskipun terletak di wilayah beriklim tropis, puncak Huascaran diselimuti salju abadi karena ketinggiannya ini.
Huascaran memiliki banyak gletser yang menjadi sumber air untuk irigasi dan pembangkit listik.
Gletser dan area yang tertutup salju “mengumpulkan” hujan dan salju selama musim penghujan dan melepasnya secara pelan-pelan pada musim kering.
Namun, saat ini gletser tersebut telah banyak berkurang karena perubahan iklim.[2]
Baca: Hari Ini dalam Sejarah 6 Desember 1681: Pertama Kalinya Pertandingan Tinju Didokumentasikan
Kronologi longsoran salju
Berdasarkan bukti geologis, longsoran salju sudah pernah terjadi di Huascaran pada masa sebelum kedatangan orang Spanyol.
Namun, sejak para Spanyol pada awal abad ke-16 hingga pertengahan abad ke-20, tidak ada longsoran besar yang terjadi.
Di bawah Huascaran terdapat beberapa kota dan permukiman penduduk.
Longsoran besar terjadi pada 10 Januari 1962 pukul 18.13 waktu setempat, jatuh dari sisi barat.
Mekanisme penyebab longsoran ini tidak diketahui. Volume longsoran salju diperkirakan 13 x 10^6 m kubik dan berkecepatan 170 km/jam.
Longsoran kedua yang lebih kecil terjadi beberapa menit setelah longsoran pertama.[3]
Huayco (sebutan untuk longsoran salju) memiliki tinggi sekitar 12 meter dan lebar satu kilometer.
Baca: Hari Ini dalam Sejarah 5 Januari 1933: Jembatan Golden Gate yang Ikonik Mulai Dibangun
Salju mencapai permukiman di bawah gunung hanya dalam waktu tujuh menit sehingga penduduk tidak dapat menyelamatkan diri.
Ranrahirca dan delapan kota kecil lainnya hancur diterjang longsoran salju.
Wali Kota Ranrahirca Alfonso Cabalerro mengatakan hanya ada 50 dari 500 penduduk yang selamat.[4]
Penyelamatan
Penyelamatan penduduk sangat susah dilakukan karena saat itu kondisi gelap dan terjadi hujan lebat.
Kolonel Humberto Ampuero, kepala pelayanan darurat, meminta semua bantuan yang bisa diberikan oleh pemerintah nasional.
Pasukan dikirim untuk membuka jalan ke Ranrahica dan tempat lain yang tertutup salju.
Pemerintah Huaraz kemudian meminta traktor dan bulldozer agar bisa membuka jalan tersebut.[5]
Bahkan, korban juga ditemukan sampai di pelabuhan Chimbote, 60 mil dari tempat kejadian bencana.
Presiden Palang Merah Peru memperkirakan ada sekitar 2.000 – 2.000 penduduk yang tewas.
Namun, pihak berwenang setempat percaya bahwa jumlah kematian lebih besar, mencapai antara 3.000 dan 4.000.
Baca: Hari Ini dalam Sejarah 4 Januari 2010 : Burj Khalifa, Gedung Tertinggi di Dunia, Resmi Dibuka
Bencana ini turut mengundang perhatian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
Sekjen PBB U Thant kemudian menawarkan bantuan pada pemerintah Peru.[6]