Sering Unggah Cuitan Kalimat yang Sulut Kerusuhan, Trump Diancam Diblokir dari Twitter Selamanya

Penulis: Restu Wahyuning Asih
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden AS Donald Trump berbicara kepada para pendukung dari The Ellipse dekat Gedung Putih pada 6 Januari 2021, di Washington, DC. Ribuan pendukung Trump, didorong oleh klaim palsu penipuan pemilih, membanjiri ibu kota negara memprotes sertifikasi yang diharapkan dari kemenangan Gedung Putih Joe Biden oleh Kongres AS.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Setelah demonstrasi pendukungnya ricuh, pihak Twitter ancam blokir akun Donald Trump.

Pemblokiran tersebut akan dilakukan selamanya jika Trump masih terus melakukan penghasutan.

Sepanjang Rabu (6/1/2020), presiden 74 tahun itu terus berkicau bagaimana terjadi kecurangan pada Pilpres AS 3 November.

Salah satunya adalah twit tentang klaim ada yang menemukan 50.000 surat suara pada Selasa malam waktu setempat (5/1/2020).

"AS baru saja dibodohi. Proses pemilu kita bahkan lebih buruk dari negara dunia ketiga!" ujar dia di Twitter.

Melihat cuitan tersebut, Twitter langsung memberikan tanda pada twit-nya karena dianggap tidak sesuai dengan fakta bahwa pilpres berlangsung adil.

Tak cukup sampai di situ, mantan presiden AS ini juga mengunggah kicauan lain yang menyiratkan dukungan bagi ricuhnya demo AS.

Dalam twit-nya, presiden ke-45 "Negeri Paman Sam" itu memaklumi jika pendukungnya marah dan merangsek ke Gedung Capitol.

Baca: Pendukung dan Aparat Bentrok di Gedung Capitol, Trump: Inilah yang Terjadi Jika Kemenangan Dicuri

Baca: Jadi Dalang Kerusuhan di Gedung Capitol, Pemimpin Bisnis AS Desak Pence Usir Trump dari Gedung Putih

"Inilah akibatnya jika kemenangan besar di pemilu yang suci direnggut dari patriot hebat yang diperlakukan tidak adil," kata dia.

Selain itu, dia juga mengunggah video berisi pernyataan bahwa dia memahami jika massa MAGA (Make America Great Again) marah.

Meski, dia kemudian mengurangi nada dengan tak hanya meminta pendukungnya pulang, namun juga agar mematuhi penegak hukum. Kali ini Twitter tidak memberi ampun.

Selain memberikan tanda ke twit-nya, aplikasi microblogging itu juga meminta tiga kicauan lainnya dihapus.

Pendukung Presiden AS Donald Trump mengambil alih tribun yang disiapkan untuk pelantikan presiden saat mereka melakukan protes di US Capitol di Washington, DC, 6 Januari 2021. Demonstran melanggar keamanan dan memasuki Capitol saat Kongres memperdebatkan Sertifikasi Suara Pemilihan pemilihan presiden 2020. (AFP/OLIVIER DOULIERY)

Tak hanya itu, sebagaimana diberitakan BBC, aplikasi yang bermarkas di San Francisco itu mengumumkan mengunci akun presiden dalam 12 jam ke depan.

"Sebagai hasil dari situasi panas dan kisruh yang terjadi di Washington DC, kami meminta tiga twit @realDonaldTrump dihapus,"

Twitter melanjutkan, kicauan itu sudah berulang kali melanggar kebijakan Integritas Publik yang mereka canangkan. Aplikasi itu juga memberi ancaman keras, jika sang presiden sampai membuat kicauan yang menyulut kekerasan, mereka tak segan memblokirnya selamanya.

Selain Twitter, media sosial lainnya yang menghapus video dukungan Trump terhadap kekerasan adalah YouTube dan Facebook.

Baca: Minta Trump Turut Bertanggung Jawab, Pemimpin Dunia Kecam dan Kutuk Penyerbuan Gedung Capitol AS

Baca: Pendukung Trump Tewas Tertembak di Gedung Capitol, Joe Biden: Ini Bukan Protes, Ini Pemberontakan

Kepada BBC, platform yang didirikan Mark Zuckerberg itu menyatakan kerusuhan di Gedung Capitol itu adalah aib.

"Kami melarang adanya hasutan dan seruan untuk melakukan kekerasan di platform kami. Secara aktif, kami meninjau dan menghapus konten apa pun yang melanggar," terang Facebook.

Sebelumnya, bentrok antara aparat dan pendukung Donald Trump berakhir ricuh di Gedung Capitol, Washington DC, AS.

Dalam bentrok tersebut, seorang pendukung Trump dilaporkan tertembak pada Rabu (6/1/2021) sore waktu setempat.

WASHINGTON, DC - 06 JANUARI: Pengunjuk rasa pro-Trump berkumpul di depan Gedung Capitol AS pada 6 Januari 2021 di Washington, DC. Massa pro-Trump menyerbu Capitol, memecahkan jendela dan bentrok dengan petugas polisi. Pendukung Trump berkumpul di ibu kota negara hari ini untuk memprotes ratifikasi kemenangan Electoral College Presiden terpilih Joe Biden atas Presiden Trump dalam pemilu 2020. Jon Cherry / Getty Images / AFP (Jon Cherry / GETTY IMAGES AMERIKA UTARA / Getty Images via AFP)

Selain adanya korban tewas, banyak orang terluka termasuk dari sisi pihak berwenang, di mana massa pro-Trump berusaha menerobos masuk Gedung Capitol.

Garda Nasional diaktifkan untuk memadamkan kerusuhan, dengan polisi mengaku menemukan peledak di dekat gedung Kongres AS.

Polisi menyatakan mereka memberlakukan jam malam pukul 18.00 di seluruh DC, dengan kerusuhan merembet ke seantero AS.

Trump kemudian meminta para pendukungnya untuk membubarkan diri setelah demo berakhir ricuh.

(TribunnewsWiki.com/Restu, Kompas.com/Ardi Priyatno Utomo)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Twitter Ancam Blokir Trump Selamanya karena Dianggap Terus Menyulut Kerusuhan"



Penulis: Restu Wahyuning Asih
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
BERITA TERKAIT

Berita Populer