Trump juga secara terbuka akan meninggalkan jabatannya pada 20 Januari 2021 mendatang, seprti dikutip CNN, Kamis (7/1/2021).
Dalam pernyataannya, Trump brsedia kekuasaan secara damai setelah Kongres menegaskan kemenangan Electoral College bagi Presiden Terpilih Joe Biden.
“Meskipun saya sama sekali tidak setuju dengan hasil pemilu, dan fakta menunjukkan kepada saya, tetapi akan ada transisi yang tertib pada 20 Januari,” kata Trump dalam pernyataan itu, masih mengulangi klaim palsu yang dia buat selama dua bulan terakhir.
“Saya selalu mengatakan kami akan melanjutkan perjuangan kami untuk memastikan bahwa hanya suara sah yang dihitung. Meskipun ini merupakan akhir dari masa jabatan pertama terbesar dalam sejarah kepresidenan, ini hanya awal dari perjuangan kami untuk Membuat Amerika Hebat Lagi.”
Baca: Sah! Joe Biden Menang dan Terpilih Jadi Presiden Amerika Serikat Gantikan Donald Trump
Baca: Buntut Kisruh Massa Trump di Gedung Capitol, Sejumlah Pejabat Gedung Putih Ramai-ramai Mundur
Trump, yang menolak untuk mengakui pemilihan, pada Rabu (6/1/2021) telah menyemangati para pendukung yang kemudian menyerbu Gedung Capitol AS.
Mereka berupaya untuk menghentikan anggota parlemen menghitung suara elektoral.
Menurut keterangan pihak kepolisian, kerusuhan itu menewaskan empat orang, seorang wanita ditembak dan tiga lainnya memiliki keadaan darurat medis.
Beberapa orang di Kabinet Trump mengadakan pembicaraan awal tentang menerapkan Amandemen ke-25, untuk mencopotnya dari jabatannya, menurut seorang pejabat sumber politisi Partai Republik.
Wakil Presiden Mike Pence membacakan keputusan yang berisi bahwa Presiden terpilih Joe Biden telah memenangkan kursi kepresidenan.
Keputusan ini diambil setalah Kongres berkumpul kembali dan menghitung suara elektoral yang menegaskan kemenangan Presiden terpilih Joe Biden.
Setelah beberapa keberatan, penghitungan 306 suara Biden terhadap 232 suara Presiden Donald Trump selesai dalam proses yang berlangsung hingga 3:40 pagi Kamis (7/1/2020) waktu setempat.
Sebelumnya para pendukung Donald Trump menyerbu Capitol AS untuk menghentikan proses tersebut.
Kongres harus beristirahat selama hampir enam jam setelah gerombolan pendukung Presiden Trump yang marah menyerbu Capitol AS.
Baca: Donald Trump Telepon Sekretaris Negara Bagian Georgia, Minta 11 Ribu Suara Tambahan
Dikutip dari CBS News, demonstrasi itu menyebabkan empat orang tewas dalam kericuhan dan mengirim anggota Kongres melarikan diri dari lantai selama apa yang sebelumnya dicap oleh Pemimpin Mayoritas Senat Mitch McConnell “suara paling penting yang pernah saya berikan.”
Sebelumnya Rabu, Presiden Trump telah mendorong para pendukungnya untuk menyerbu ke Capitol AS ketika Kongres menghitung suara Electoral College.
Penghitungan suara ini adalah langkah terakhir yang sebagian besar seremonial yang menegaskan kemenangan Presiden terpilih Joe Biden.
Meskipun Trump akhir-akhir ini bersikeras bahwa Wakil Presiden Mike Pence memiliki kewenangan untuk membatalkan hasil pemilu, Pence menentang Trump pada hari Rabu dan mengeluarkan pernyataan panjang yang mengatakan dia tidak dapat mengubah hasil pemilu.
Baca: Daftar 32 Kata dan Frasa yang Paling Sering Dipakai Presiden AS Donald Trump dalam 5 Tahun Terakhir
Kekacauan meletus di Gedung Capitol AS beberapa jam kemudian ketika gerombolan perusuh yang marah menerobos gedung.
Para demonstran banyak yang mengibarkan bendera Trump atau membawa perlengkapan Trump/
Polisi Metro D.C. mengatakan seorang wanita ditembak dan dibunuh oleh polisi dan tiga orang meninggal karena keadaan darurat medis.
Lebih dari 52 orang ditangkap, dengan 47 di antaranya ditangkap karena pelanggaran jam malam.
Biden berpidato di Delaware untuk mengecam kekerasan tersebut dan meminta Trump untuk berbicara kepada negara.
Trump kemudian memposting video satu menit ke Twitter, mengatakan kepada para perusuh bahwa mereka "istimewa" tetapi mereka "harus pulang sekarang."
Baca: Ayahnya Dibunuh Atas Perintah Donald Trump, Putri Qasem Soleimani: Joe Biden Tidak Ada Bedanya
Kongres berkumpul kembali hampir enam jam kemudian setelah meninggalkan sidang.
Mereka mengambil bagian yang ditinggalkannya saat mendengarkan keberatan dari Senator Ted Cruz dan Anggota Kongres Paul Gosar atas hasil pemilu Arizona.
Senat menolak keberatan 93-6, dan DPR menolaknya 303-121.
Meskipun ada panggilan dari lebih selusin senator yang mengatakan mereka akan mendukung keberatan atas hasil pemilu di negara bagian utama, tidak ada senator yang menandatangani keberatan anggota DPR atas hasil di Michigan dan Nevada.
Tapi Senator Josh Hawley menepati janjinya untuk menolak hasil Pennsylvania.
Senat menolaknya 92-7, meninggalkan DPR untuk memperdebatkannya selama dua jam sebelum ditolak setelah jam 3 pagi.
Karena tidak satupun dari keberatan ini memiliki mayoritas, mereka tidak memiliki kesempatan untuk berhasil.
Bahkan jika ada mayoritas pada salah satu keberatan, itu tidak akan mengubah hasil pemilu.
Joe Biden akan dilantik pada 20 Januari 2021 mendatang.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Trump Akhirnya Janjikan Transisi secara Damai Setelah Demo Mematikan di Parlemen AS", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/global/read/2021/01/07/180853070/trump-akhirnya-janjikan-transisi-secara-damai-setelah-demo-mematikan-di.
Penulis : Bernadette Aderi Puspaningrum
Editor : Bernadette Aderi Puspaningrum
Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:
Android: https://bit.ly/3g85pkA
iOS: https://apple.co/3hXWJ0L