Anjing bernama Blacky ini terus menggonggong saat ia menemukan bayi di tempat pembuangan sampah (TPA).
Bukan cuma itu, setelah menggonggong cukup lama di pinggir jalan dan ada seorang pria yang mendekatinya, Blacky menuntun pria itu menuju TPA dan menunjukkan sesosok bayi yang dibuang di sana.
Bayi itu ternyata masih hidup dan menangis keras.
Blacky mendapat pujian luar biasa atas jasanya menyelamatkan nyawa sang bayi.
Sang bayi kini dalam perawatan dokter.
Kisah mengharu biru sekaligus menimbulkan kegeraman orang-orang akan perilaku orang tua yang membuang bayinya itu terjadi di Kota Sibonga, Filipina, 24 Desember 2020 lalu, dikutip eva.vn, Senin (4/1/2021).
Kisah penyelamatan bayi malang tersebut diawali oleh gonggongan tanpa henti Blacky yang berdiri di pinggir jalan raya.
Baca: Tanpa Alasan Jelas, Wanita Ini Tega Lempar Anjing Miliknya dari Lantai 2 Motel
Sekian lama menggonggong, akhirnya seorang pria, Junrell Fuentes Revilla (36), yang sedang melintas mengendarai sepeda motornya, berhenti.
Halaman Cebu Daily News melaporkan, melihat Revilla berhenti, Blacky menggonggong lebih keras dan seperti mengajaknya untuk mengikutinya.
Anjing hitam itu seolah ingin "mengatakan' sesuatu kepada Revilla.
Baca: Anjing Dibuang Pemiliknya ke Sungai Setelah Diikat Batu, Wanita Pejalan Kaki Menyelamatkannya
Merasa bahwa anjing tersebut ingin "mengatakan" sesuatu kepadanya, Revilla memutuskan untuk mengemudi lebih dekat dan mengikuti "instruksi" nya.
Setelah waktu yang cukup lama, anjing itu membawa pria itu ke tempat kosong berumput di dekat tempat pembuangan sampah kota.
Alangkah kagetnya Revilla saat Blacky membawanya ke sosok bayi yang tergeletak terbungkus syal di tempat sampah.
Rivella menemukan bayi yang baru lahir dengan tali pusar masih utuh dan plasenta terbungkus syal.
Menurut Kantor Polisi Sibonga, bayi yang baru lahir tersebut kemudian dibawa ke rumah sakit oleh Rivella untuk diperiksa dan diawasi oleh dokter.
Cerita yang dibagikan di jejaring sosial dengan cepat menarik perhatian banyak netizen.
Kebanyakan orang menunjukkan kasih sayang dan kekaguman terhadap kecerdasan anjing, sehingga menyelamatkan bayi yang baru lahir dari bahaya.
Beberapa menyatakan kemarahan atas tindakan orang tua anak tersebut, mengklaim bahwa tindakan tersebut terlalu kejam dan tidak dapat diterima.
Anjing berkulit hitam menyelamatkan nyawa bayi yang ditinggalkan.
Melalui studi Stay for Dogs, sebuah LSM Filipina, anjing yang menyelamatkan nyawa bayi yang baru lahir bukanlah anjing liar seperti yang dipikirkan banyak orang.
Faktanya, Blacky yang berusia 18 bulan dan merupakan satu dari 10 anjing yang dipelihara oleh seorang bernama Kuya Lyndon Olingay.
"Tidak peduli betapa sulit dan miskinnya hidup ini, saya akan tetap memelihara semua anjing saya dan merawat mereka dengan baik," kata Olingay.
Mengetahui tentang aksi hangat Blacky, Hope for Strays, bekerja sama dengan Pawssion Project, menyumbangkan kebutuhan, beras, makanan hewan, dan mainan anak-anak senilai total 15.000 peso atau sekitar Rp4,35 juta (kurs Rp290/peso Filipina) untuk keluarga Olingay.
Ini dianggap sebagai hadiah terima kasih kepadanya karena telah merawat dan memelihara anjing yang lucu dan cerdas seperti Blacky.
Di Indonesia, peristiwa orang tua buang bayi yang baru dilahirkan kerap terjadi.
Seperti yang terjadi pada seorang siswi SMA berinisial RP (17) yang diduga membuang bayinya di depan Pantai Asuhan Giri Asih, Desa Melaya, Kecamatan Melaya, Jembrana, Bali.
Bayi tersebut diduga merupakan anak dari hasil hubungan gelapnya dengan yang kekasih.
PR (16), pacar RP, juga masih duduk di bangku SMA.
Sebelumnya, penemuan bayi dibuang tersebut bermula dari ditemukannya buku catatan di dalam tas bayi.
Saat dibuka, buku catatan tersebut berisi puisi dan NIK.
“Di dalam tas ada buku catatan yang di dalamnya ada puisi dan NIK. Dari NIK ini akhirnya membuahkan petunjuk untuk pengungkapan kasus,” kata Kasat Reskrim Polres Jembrana, Bali, AKP Yogie Pratama, pada Kamis (29/10/2020).
Dari buku catatan itu, polisi langsung melakukan penyelidikan hingga polisi mengamankan RP di rumahnya.
"Kami lakukan pemeriksaan (dia) mengakui pembuangan bayi," ujarnya.
Mulanya, bayi tersebut ditemukan oleh anak panti asuhan Giri Asih.
Anak panti itu melihat kepala bayi berada di bawah, dan kakinya berada di atas atau terlihat.
Baca: Diam-Diam Melahirkan, Seorang Gadis Sekolah Sembunyikan Bayi di Freezer Kulkas
Baca: Seorang Ibu Nekat Jual Bayi yang Baru Lahir Rp 4,7 Juta untuk Biaya Tiga Anak Pertamanya
Nah, saat melihat kaki bayi anak panti asuhan itu pun berteriak.
Dalam buku catatan itu, ada catatan, ada puisi tulisan tangan dan NIK.
Dari NIK itu akhirnya mendapat alamat pelaku.
Kemudian, didapati alamat orangtua dari pelaku perempuan.
Orangtua dari pelaku perempuan memiliki tiga anak, satu anak perempuan berada di Denpasar dan ada dua lagi, salah satunya ialah ibu bayi yang masih kelas tiga SMA.
“Karena melihat wajahnya pucat. Maka kami lakukan pemeriksaan dengan membawa anak yang paling kecil (ibu bayi) ke bidan. Dari bidan itu kemudian ada tanda-tanda usai melahirkan. Akhirnya kami lakukan pemeriksaan dan mengakui pembuangan bayi,” ucapnya.
Satreskrim Polres Jembrana tetap mengedepankan unsur penegakan hukum, dengan mengedepankan UU Perlindungan Anak dalam kasus pembuangan bayi.
Meskipun, dalam dakwaan, kedua orangtua disangkakan pasal 305 dan 308 KUHP menyangkut meninggalkan anak untuk ditemukan orang lain, melepaskan dari tanggung jawab dengan ancaman hukuman 5 tahun 6 bulan penjara.
Disisi lain, polisi akhirnya mengungkap bahwa ibu bayi melahirkan di toilet tanpa bantuan tim medis.
Baca: Heboh Karung Dikerubungi Biawak di Desa Pajawan Lor, Saat Warga Buka Ternyata Berisi Mayat Bayi
Baca: Berharap Punya 1 Anak Perempuan, Ibu Ini Malah Lahirkan Bayi Kembar Lima, 4 di Antaranya Perempuan
Kasat Reskrim Polres Jembrana, AKP Yogie Pramagita mengatakan, untuk kelahiran bayi yang baru berumur sehari itu lahir di toilet rumah si perempuan sekitar pukul 02.00 WITA dini hari, pada Rabu (28/10/2020).
Korban melahirkan sendiri tanpa diketahui orangtua atau tim medis.
Setelah lahir, pelaku perempuan atau ibu bayi menelepon sang pacar dan mereka janjian di rumah pelaku untuk membuang bayi yang sudah dibungkus kain dan tas di panti.
“Saat dalam perjalanan si cowok atau bapak bayi ini mau bertanggungjawab. Namun pelaku perempuan mengaku takut dengan orangtuanya. Sehingga bayi tetap di buang di panti,” ucapnya Kamis (29/10/2020).
Dijelaskannya, untuk pembuangan bayi di depan panti asuhan Giri Asih, Desa Melaya, Kecamatan Melaya, Jembrana, Bali itu sendiri, pelaku laki-laki bertindak membuang dan menaruh di bale.
(tribunnewswiki.com/hr)