Kisah pilu tersebut mulanya dibagikan oleh warganet bernama Arif Cahyana.
Arif mengatakan dirinya bertemu sang kakek pada 30 Desember 2020 di sekitar Kodim Pandeglang, Banten.
"Lokasinya berada di sekitaran Kodim Pandeglang di Jalan Pendidikan, Kabupaten Pandeglang, Banten," katanya kepada Tribunnews, Minggu (3/1/2021).
Arif menceritakan jika ia melihat kakek penjual sapu lidi berjalan bungkuk.
"Di tempat bimbel tepatnya di samping Kodim Pandeglang, saya melihat seorang kakek terbungkuk-bungkuk berjalan. Saya memanggil beliau Abah. Beliau memikul barang yang mungkin sebagian dari kita tidak mengira itu adalah dagangan. Saya memang sering melihat beliau melintas di seputaran Pandeglang berjualan keranjang sampah dan sapu lidi," tulis Arif di akun Facebooknya.
Menurut Arif, pertemuan itu bukanlah yang pertama kalinya.
"Saya memang sering melihat beliau melintas di seputar Pandeglang berjualan keranjang sampah dan sapu lidi,"
Baca: Dikira Meninggal, Kakek Disimpan 20 Jam di Freezer Tunggu Pemakaman: Saat Dibuka Keluarga Syok
Baca: Video Hina Satgas Covid-19 Viral, 3 Pemuda Asal Probolinggo Menangis Meminta Maaf di Kantor Polisi
Namun kala itu saat Arif hendak membeli sapu, ia melihat mata sang kakek berkaca-kaca seperti menahan tangis.
"Dan ketika saya berhentikan untuk membeli sapu, saya melihat matanya berkaca-kaca," imbuhnya.
Abah, panggilan kakek tersebut, langsung bercerita kepada Arif jika ia kehilangan uangnya.
Abah menjadi korban pencopetan oleh orang tak dikenal.
Akibatnya, uang dagangan sebanyak Rp 400 ribu yang selama ini dikumpulkan Abah lenyap tak bersisa.
"Ya, beliau memang selalu membawa uang hasil dagangannya di dalam tas,"
"Beliau tidak punya tempat lain lagi untuk menyimpan uang hasil berjualan selain di dalam tas yang selalu dibawanya," ungkap Arif.
Berdasarkan cerita yang diperoleh Arif, uang tersebut telah dikumpulkan Abah selama berminggu-minggu dari
Uang hasil berjualan tersebut akan disetorkan kepada bos, tempat Abah mengambil barang untuk dijualnya kembali.
"Lebih mirisnya lagi, setiap malam Abah hanya tidur di gudang Pasar Badak Pandeglang," beber Arif.
Bagi Arif sendiri, Abah merupakan sosok yang luar biasa.
Lantaran di masa tuanya pilih ia habiskan untuk tetap mencari nafkah dengan menjajakan alat sederhana yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.