Galih Suci Pratama adalah pemenang ajang Semangat Astra Terpadu (SATU) Indonesia Awards 2020.
SATU Indonesia Awards merupakan program untuk memberikan apresiasi terhadap anak muda Indonesia yang memiliki program inspiratif dan bermanfaat untuk masyarakat dan lingkungan sekitarnya.
Adapun bidangnya meliputi kesehatan, pendidikan, lingkungan, kewirausahaan dan teknologi.
Galih memenangkan ajang tersebut berbekal program Pengembangan Channel YouTube Pembelajaran SD Kota Semarang sebagai alternatif sarana pembelajaran di masa pandemi yang efektif dan praktis serta sumber dana Beasiswa.
Pria yang kini berprofesi sebagai pengajar SD Sekaran 02 Semarang itu sukses menyabet kategori Pejuang Tanpa Pamrih di Masa Pandemi COVID-19.
Dari seberang telepon, Galih menuturkan perjalanan program yang mulai ia kerjakan sejak Maret 2020 lalu.
Kala itu, pandemi COVID-19 sudah mulai melanda sejumlah kawasan di tanah air, termasuk Jawa Tengah.
Persebaran virus Corona tersebut memang menghadirkan persoalan yang cukup pelik.
Pasalnya, banyak sektor bidang dan kegiatan yang terhambat, termasuk kegiatan belajar mengajar.
Seluruh siswa terpaksa harus belajar secara daring di rumah, sementara para pengajar mau tak mau musti menyediakan materi untuk memastikan anak didik tetap menyerap pembelajaran secara baik.
Namun, persoalan lain juga muncul lantaran para orang tua siswa juga harus menemani sang anak untuk belajar secara daring.
Sebab, tak semua orang tua memiliki waktu yang cukup untuk mendampingi.
Kendala lain, yang cukup krusial, ketersedian gawai untuk memastikan belajar online berjalan sebagaimana mestinya.
Tak semua orang tua memiliki smartphone memadai atau sekadar mampu membeli kuota data.
Saat memberikan pelatihan materi berbasis Google, Galih juga melihat kegagapan rekan-rekannya sesama guru, yang kesulitan mengajar secara online.
“Kita kemudian menggelar pelatihan perdana pada Maret 2020. Ada pelatihan bagaimana cara mengoperasikan Google Classroom, Quizziz Google Form, Google Meet, Zoom dan lainnya. Lalu, dari evaluasi pada bulan Juni, para guru sudah bisa menggunakan platform tersebut. Hanya saja, penyampaiannya masih kurang,” ujar pria yang tinggal di Gunungpati, Semarang tersebut.
Dari evaluasi tersebut, Galih memutuskan untuk kembali menggelar pelatihan lanjutan pada bulan Juli.
Tak kekurangan akal, pria kelahiran Banjarnegara 27 Maret 1991 itu memilih untuk memanfaatkan situs berbagi video online YouTube guna memudahkan penyampaian materi belajar mengajar.
Demi memuluskan gagasannya itu, sekali lagi Galih harus melatih para guru untuk menggunakan peralatan pembuat video, proses dan cara syuting, termasuk kiat membuat video pelajaran yang menarik.
Upayanya kembali mendapat dukungan Dinas Pendidikan Kota Semarang, yang sejak awal mendorong program miliknya. Klop.
Tak buruh waktu lama, pada 13 Juli 2020, hadirlah kanal YouTube Pembelajaran SD Kota Semarang.
Kanal tersebut membagikan video pembelajaran untuk para siswa yang belajar dari rumah.
Ada materi tematik untuk siswa kelas 1-6 SD, pembelajaran mata pelajaran non tematik seperti agama, bahasa daerah, pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan, hingga matematika.
Niat awalnya, hanya untuk konsumsi siswa yang ada di Kota Semarang.
Di luar dugaan, lebih dari 500 guru yang tergabung dalam pembuatan video pembalajaran daring ini.
Belakangan, video di kanal YouTube tersebut justru banyak dinantikan viewers dari luar kota.
“Memang sudah ada pendapatan dari iklan. Namun tidak kita ambil sebagai keuntungan, melainkan untuk pengembangan kompetensi guru.
“Alhamdulillah, kehadiran materi ini disambut antusias oleh para guru. Namun yang cukup penting, kanal video ini lebih hemat kuota internet. Lebih praktis ketimbang harus menontonnya melalui Zoom atau Google Meet,” ucap Galih.
Tribunnewswiki.com pun sempat menyaksikan beberapa video di kanal Pembelajaran SD Kota Semarang.
Menengok ke sisi atas layar akun YouTube tersebut, terpampang angka 39.700 subscriber.
Total, semua video telah disaksikan sebanyak 3.807.910 hingga 29 Desember 2020. Wow!
Statistik tersebut cukup menggembirakan jika kembali mengingat upaya tak mudah untuk melatih guru dengan sabar, hingga keterbatasan teknis seperti alat rekam video.
“Namun itu semua tak masalah,” tutur Galih.
Niat yang tulus untuk kebaikan dan kerja keras seringkali menghadirkan berkah maupun kesuksesan.
Berkat program yang ia gagas, Galih sukses memenangkan salah satu kategori ajang SATU Indonesia Awards 2020.
Ada cerita menarik soal kemenangan Galih.
Sebelum melangkahkan jejaknya sebagai finalis, Galih sama sekali tak mengetahui adanya ajang yang digagas PT Astra tersebut.
Dirinya baru tahu ajang yang ditutup pada 2 Agustus 2020, hanya dua hari menjelang penutupan registrasi!
Waktu yang sempit tak memungkinkan dirinya untuk menjelaskan detil kegiatan program dalam formulir yang ia kirimkan.
Galih tak banyak menyimpan ekspekstasi berlebih. Namun, tanpa dinyana ia mendapatkan informasi bahwa dirinya lolos ke tahap lanjutan untuk mengikuti wawancara.
Lagi-lagi, jalan mulus kembali ia lalui. Dinyatakan lulus wawancara, Galih menapaki tahapan berikutnya berupa verifikasi lapangan selama 2 hari untuk validasi dan cek kegiatan.
Hasilnya? Galih menembus babak final! Di babak final, seluruh finalis termasuk Galih diwawancarai oleh juri dari beragam profesi, ada mantan menteri, pegiatan sosial hingga pakar IT.
Juri pun memutuskan bahwa Galih menjadi pemenang penerima apresiasi Pejuang Tanpa Pamrih di Masa Pandemi COVID-19, menyisihkan 10 ribu orang pendaftar.
“Kita tidak menyangka kalau langkah kecil ini diapresiasi begitu besar, namun raihan ini bukan berarti akan membuat kita berpuas diri sampai di sini,” ucapnya, tegas.
Enggan berpuas diri, Galih bersama tim para guru sudah menerawang langkah-langkah berikutnya.
Evaluasi terus berjalan, platform tambahan tengah dipersiapkan.
Tak peduli pandemi kapan berakhir, namun program dipastikan akan terus digulirkan sekaligus dikembangkan.
Sebab, kebutuhan kegiatan belajar mengajar harus terus ada demi niat luhur memajukan pendidikan Indonesia yang lebih baik.
Galih masih ingin terus merajut mimpi-mimpinya.
“Kita ingin terus berkembang. Selain punya YouTube, saat ini kita mencoba untuk mengembangkan soal dan materi berbasis android. Kita yakin selama masih kompak, semua pasti bisa. Kita ingin menjadi bagian dari referensi dan media pendidikan Indonesia,” tutupnya.