Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono menjelaskan, vila tersebut merupakan tempat pelatihan bagi para kader baru kelompok teroris JI.
Diketahui, organisasi tersebut kerap mengincar para pemuda cerdas dari beberapa pondok pesantren untuk dijadikan pasukan JI.
Target jaringan terorisme tersebut adalah anak yang mendapatkan ranking 1-10 di ponpeesnya untuk dijadikan pemimpin masa depan JI.
“Tiap angkatan 10-15 orang dari Pulau Jawa dan dari luar Pulau Jawa.
Total 95 orang yang sudah dilatih dan terlatih. Generasi muda ini dilatih bela diri penggunaan senjata tajam seperti samurai dan pedang.
Termasuk juga menggunakan senjata api dan dilatih menjadi ahli perbengkelan, perakitan bom, ahli tempur sampai ahli sergap (Penyergapan) yang mereka sebut sebagai pasukan khusus dengan seragam khusus,” kata Argo dalam keterangannya, Minggu (27/12/2020).
Baca: UPDATE Pelaku Pelempar Bom Molotov di Masjid Cengkareng Diduga Alami Gangguan Jiwa
Baca: Kronologi Pelemparan Bom Molotov di Masjid di Cengkareng, Polisi Lakukan Penyelidikan
Dia mengatakan total telah ada 7 angkatan sebanyak 96 orang yang masuk dan berlatih militer di beberapa wilayah di Jawa Tengah.
“Setelah pelatihan disini, generasi muda ini selanjutnya dikirim ke Suriah untuk mendalami pelatihan militer dan perakitan senjata api serta bom.
Mereka mempersiapkan generasi muda ini dengan tujuan untuk menjadi pemimpin masa depan jaringan ini (JI),” jelasnya.
Selama proses perekrutan dan pelatihan tersebut, sudah banyak anggota JI yang dikirim ke Suriah sejak 2013-2018 dengan dana yang sudah disiapkan oleh jaringan tersebut.
Diberitakan sebelumnya, Tim Densus 88 Anti Teror Polri membongkar sasana atau pusat latihan Jaringan Teroris Jamaah Islamiyah (JI) di sejumlah lokasi di Jawa Tengah.
Salah satunya terletak di Desa Gintungan, Bandungan, Semarang, Jawa Tengah.
Anggota JI memilih menyewa sebuah villa dua lantai.
Suasana terlihat asri dengan banyaknya pohon cemara di sekitar area dan cukup sepi lokasinya.
Dilihat dari letaknya, bangunan itu seperti villa yang juga digunakan sebagai tempat istirahat para anggotanya.
Dari rumah itulah para anggota muda dilatih bela diri dan persenjataan hingga simulasi penyerangan pasukan VVIP.
Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Argo Yuwono mengatakan pusat latihan tersebut sudah disiapkan beberapa pelatih.
Pelatih itu ntuk membentuk para anggotanya terampil dalam membela diri, menggunakan pedang dan samurai sampai penyergapan dan perakitan bom.
Salah satu pelatihnya adalah teroris Joko Priyono alias Karso yang ditunjuk sebagai pelatih oleh Amir atau Pimpinan JI Para Wijayanto.
Karso ditangkap pada 2019 lalu dan telah berstatus narapidana dengan masa hukuman lebih dari 3 tahun penjara.
“Lokasi ini menjadi tempat pelatihan para generasi muda JI. Mereka dilatih bergaya militer dengan tujuan untuk membentuk pasukan"
"sesuai dengan program yang dibuat oleh pemimpin jaringan ini (JI),” terangnya Irjen Pol Argo Yuwono di dalam keterangannya, Minggu (27/12/2020).
Baca: Jamaah Islamiyah
Baca: Eks Pentolan Jamaah Islamiyah Ungkap Target Bom Polrestabes Medan, Sebut Ada Keterlibatan JAD
Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror menangkap tersangka teroris Bom Bali I, Zulkarnaen alias Arif Sunarso.
Dilansir TribunWow.com, Zulkarnaen diketahui tergabung dalam kelompok Jamaah Islamiyah (JI).
Dalam tayangan di Kompas TV pada Minggu (20/12/2020), Zulkarnaen mengungkapkan dirinya membuat tim khusus yang disebut Qosh.
Zulkarnaen awalnya menjabat divisi pendidikan dan pelatihan (diklat).
Diketahui peran Zulkarnaen dalam struktur kelompok JI adalah sebagai Panglima Askari.
"Kemudian saya ditunjuk supaya membuat tim Qosh untuk supaya bisa ada juntrumnya Askari itu di Jamaah Islamiyah," kata Zulkarnaen.
Ia mengaku saat itu berada di luar Indonesia.
Zulkarnaen mendapat tugas untuk merekrut anggota baru yang menjadi bagian tim khusus Qosh.
Baca: Buron Teroris Bom Bali I Upik Lawanga Ditangkap di Lampung, Ada Bungker di Rumahnya
Baca: Memburu Kelompok Teroris MIT di Sigi, Mabes Polri: Jika Mereka Melawan, Tembak Mati!
Ia menjelaskan hal itu dikoordinasikan dengan jaringan yang ada di Indonesia.
"Kemudian saya segera masuk Indonesia untuk rintisan pembuatan itu," ungkapnya.
"Saya masuk Indonesia kemudian menemui qoit-nya dan saya ceritakan bahwa saya ada penugasan untuk tim Qosh," lanjut Zulkarnaen.
Ia menyebutkan tujuan pembentukan tim khusus ini adalah untuk percepatan pelatihan.
Nantinya mereka akan diminta melakukan tugas khusus seperti jihad jika diperlukan.
"Tim Qosh ini untuk percepatan men-tadrib anggota," kata Zulkarnaen.
"Juga nanti disediakan apabila sewaktu-waktu atau dadakan ada perlu jihad, ada yang diperintahkan, bahkan ada yang bisa digunakan," terangnya.
Zulkarnaen menyebut dirinya berkeliling ke berbagai kota untuk merekrut anggota tim Qosh, mulai dari Solo, Pemalang, Jakarta, Jawa Timur, dan lain-lain.
Mereka yang direkrut ini merupakan anggota pertama tim Qosh.
"Setelah meminta izin qoit ini dengan bagian Askariyah, yaitu saat mengusulkan beberapa nama, maka muncul nama-nama yang kami ambil," ungkap Zulkarnaen.
Dikutip dari Kompas.com, diketahui Zulkarnaen merupakan buronan teroris kelas kakap.
Selama 1,5 tahun terakhir ia bersembunyi di Desa Taman Fajar, Purbolinggo, Lampung Timur.
Zulkarnaen menggunakan alias Abdul Rahman dalam persembunyiannya.
Ia kemudian berhasil ditangkap pada Sabtu (19/12/2020) lalu.
Diketahui Zulkarnaen terlibat dalam menyusun berbagai strategi terorisme.
Beberapa aksi teror yang ia lakukan adalah pemboman Kedutaan Besar Filipina, Gereja Katedral Jakarta, dan Medan pada 2002.
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Incar Pemuda Cerdas, Pusat Latihan Militer Kelompok Teroris Jamaah Islamiyah Dibongkar Tim Densus 88