Hasil Autopsi: Maradona Alami Kesakitan Parah Berjam-jam Sebelum Meninggal, Dugaan Malpraktik?

Penulis: Haris Chaebar
Editor: haerahr
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto mendiang Diego Maradona dengan dokter pribadinya, Leopoldo Luque, pasca sang legenda Argentina itu menjalani operasi hematoma subdural pada November.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Detik-detik akhir jelang meninggalnya legenda sepak bola dunia, Diego Maradona ternyata meninggalkan kisah yang pelik.

Penelusuran terbaru, Diego Maradona disebut mengalami penderitaan luar biasa selama enam hingga delapan jam sebelum meninggal dunia.

Sebelumnya, Maradona sempat menjalani operasi di bagian otak pada November lalu akibat hematoma subdural.

Pasca dinyatakan sukses jalani operasi dan bisa keluar dari rumah sakti, justru kabar lebih menyedihkan datang terkait legenda sepak bola asal Argentina tersebut

Diego Maradona, meninggal dunia di kediamannya, San Andres, Buenos Aires, Rabu (25/11/2020) lalu.

Pria berjuluk El Pibe de Oro atau Si Anak Emas itu meninggal dunia akibat serangan jantung.

Jutaan masyarakat di berbagai belahan unia turut berbela sungkawa atas kepergian Diego Maradona, Sang Dewa di dunia sepak bola.

Bahkan di negaranya, Agentina, pemerintah setempat menetapkan tiga hari berkabung untuk mengenang dan menghormati sosok legendaris Maradona.

Meski begitu kematian Diego Maradona membuahkan skandal lanjutan yang memanas.

Setelah drama terkait dokter dan perawat pribadinya, misteri kematian legenda sepak bola Argentina, Diego Maradona, perlahan mulai terkuak.

Baca: 5 Anak Sah, 7 Anak Luar Nikah, 4 Saudara, 1 Eks Istri, 3 Eks Pacar Maradona Berebut Warisan Rp 700 M

Penelusuran terbaru, Diego Maradona disebut mengalami penderitaan luar biasa selama enam hingga delapan jam sebelum meninggal dunia.

Pada Rabu (23/12/2020) waktu setempat, hasil autopsi dari jasad Maradona telah dipublikasikan secara luas.

(FILES) Dalam file foto ini diambil pada tanggal 22 Mei 1986, bintang sepak bola Argentina Diego Maradona, mengenakan anting berlian, menyeimbangkan bola di kepalanya saat ia berjalan keluar lapangan latihan setelah sesi latihan seleksi nasional di Mexico City. Legenda sepak bola Argentina Diego Maradona meninggal pada 25 November 2020. (JORGE DURAN / AFP)

Dalam hasil autopsi tersebut, tidak ditemukan kandungan alkohol dan narkotika dalam tubuh mendiang Maradona.

Namun, El Diego disinyalir mengalami komplikasi kesehatan pada berbagai organ, yakni ginjal, hati, jantung, dan paru-paru.

Proses autopsi yang dilakukan terhadap jasad Maradona ini merupakan salah satu langkah dalam proses investigasi dari kematian legenda Napoli tersebut.

Sebelumnya, Maradona diduga menjadi korban malapraktik atau kelalaian medis oleh para petugas yang merawatnya.

Dokter pribadi Maradona, Leopoldo Luque, bahkan sempat ditahan oleh pihak Kepolisian Argentina untuk dimintai keterangan.

Selain itu, nama perawat Maradona, Dahiana Gisela, juga ikut terseret dalam kasus ini.

Namun, ada satu poin penting yang cukup mengagetkan dalam laporan autopsi Maradona menurut laporan Marca.

Baca: Di Tengah Dugaan Kasus Pembunuhan, Dokter Pribadi Sampaikan Testimoni Diego Maradona Menjelang Wafat

Dalam laporan tersebut, Maradona diduga mengalami penderitaan yang luar biasa selama enam hingga delapan jam sebelum wafat.

Kondisi tersebut justru semakin memperkuat bukti bisa jadi ada kelalaian yang terjadi dalam proses perawatan Maradona.

Laporan autopsi ini nantinya akan menjadi landasan untuk melanjutkan proses investigasi kematian Maradona.

Maradona meninggal dunia pada usia 60 tahun pada 25 November 2020 di kediamannya yang berada di Buenos Aires, Argentina.

Pemeriksaan sebelumnya menunjukkan hasil Maradona menderita penumpukan cairan di paru-paru dan jantung membesar.

Siapa terlibat dalam kematian Diego Maradona

Beberapa pihak dituding memiliki niatan bersekongkol untuk membunuh El Diego dengan dalih skema medis.

Namun, ada juga yang mengatakan kalau kematian Maradona merupakan bentuk kelalaian medis atau malapraktik.

Beberapa pihak yang dituduh menjadi yang paling bertanggung jawab, antara lain petugas medis pribadi Diego Maradona, perawat Dahiana Gisela dan dokter Leopoldo Luque.

Bahkan, keduanya sudah menjalani pemeriksaan di kepolisan dan mengalami penggeledahan.

Baca: Berkat Hal Ini, Diego Maradona Disebut Legenda Terbesar Dunia, Meski Minim Raih Trofi di Level Klub

Usai diperiksa oleh Kepolisian Argentina, pihak Gisela pun buka suara melalui pengacaranya, Rodolfo Baque.

Menurut laporan Marca, Baque menyebut kliennya tidak mengerti apa-apa mengenai kondisi Maradona saat itu.

Gisela hanya menjalankan apa yang diperintahkan oleh dokter dan psikiater yang menangani Maradona.

Oleh karena itu, Baque menyebut kalau dua pihak yang paling bertanggung jawab terkait kematian eks pemain Barcelona itu adalah dokter Maradona sendiri, Leopoldo Luque, dan psikiaternya, Agustina Cosachov.

Diego Maradona bersama kekasihnya saat itu, Olivia, menyaksikan pertandingan tunggal final Grup Dunia Piala Davis antara Kroasia dan Argentina di aula Arena di Zagreb, pada 25 November 2016. (AFP VIA GETTY IMAGES)

"Gisela bahkan tidak bisa memberi Maradona obat. Dia hanya melakukan apa yang dikatakan dokter dan psikiater padanya," ucap Baque.

"Diego adalah seorang pasien kecanduan, tapi dia hanya meminum pil untuk resep psikiatrisnya. Itu membuat jantungnya berdebar kencang."

"Jantungnya menjadi sasaran kerja ekstra dan tidak ada kendali atas kerja ekstra itu. Jantungnya bisa terus berfungsi, tapi dipaksa oleh pengobatan psikiatri dan dia tidak dirawat karenanya. Ada kecerobohan atau kelalaian."

Baca: Diego Maradona

"Maradona tidak punya rumah sendiri untuk ditinggali setelah keluar dari rumah sakit. Kemana dia pergi bukanlah hal yang tepat untuk dilakukan."

"Di salah satu rumahnya, Diego pasti masih hidup hari ini. Para dokter tidak melakukan apa-apa, mereka tidak menelepon siapa pun saat detak jantungnya naik."

"Yang bertanggung jawab adalah dokter yang merawat Leopoldo Luque dan psikiater."

"Jika Maradona menginginkan aspirin, dia minta ke mereka," tutur Baque menambahkan.

Proses penyelidikan kematian Maradona saat ini pun masih terus dilakukan untuk mencari tahu penyebab pasti kematian sang legenda.

(Tribunnewswiki.com/Ris)

Sebagian artikel tayang di Bolasport.com berjudul Terungkap, Diego Maradona Alami Penderitaan Luar Biasa Selama 6-8 Jam sebelum Meninggal



Penulis: Haris Chaebar
Editor: haerahr
BERITA TERKAIT

Berita Populer