Pertama, terkait polemik Persija Jakarta yang diusulkan masuk ke Piala AFC 2021.
Oleh publik dan beberapa pengamat sepak bola nasional, PSSI dinilai tidak paham aturan karena yang seharusnya lebih berhak menemani Bali United ke Piala AFC 2021 adalah Persipura Jayapura, bukan Persija Jakarta.
Persija Jakarta hanya menjadi runner-up Piala Indonesia 2019. PSM Makassar, yang seharusnya bisa ke Piala AFC 2021, tidak lolos verifikasi lisensi AFC untuk saat ini.
Alhasil, jatah tersebut pun diberikan ke klub lain. Persebaya Surabaya, yang berstatus sebagau runner-up Liga 1 2019, sebenarnya berpeluang menggantikan PSM Makassar, namun mereka melepas lisensi pro AFC mereka dan tidak bisa berlaga di Piala AFC 2021.
Oleh PSSI, jatah itu pun diusulkan untuk Persija Jakarta, runner-up Piala Indonesia 2019, meski sebenarnya sesuai entry-manual AFC, peringkat ketiga liga yakni Persipura Jayapura yang sebenarnya lebih berhak.
Setelah mengundang polemik antar federasi dengan klub, akhirnya PSSI meminta maaf terhadap Persipura Jayapura.
Bali United dan Persipura Jayapura pun resmi mewakili Indonesia di Piala AFC 2021.
Diluar masalah wakil Indonesia di Piala AFC, muncul isu jual-beli jabatan manajer di Timnas Indonesia U-19.
Baca: Dinilai Buang Badan Terkait Polemik Persija, Persipura & AFC, Pengamat Kritik Sikap Tak Jelas PSSI
Isu itu awalnya muncul di akun media sosial beberapa pihak pengkritisi persepakbolaan Indonesia setelah ada transaksi dalam mata uang dolar Singapura.
Transaksi yang tertera di secarik kuitansi itu ditandatangani Djoko Purwoko tertanggal 20 Juli 2020.
Djoko disebut sebagai perwakilan PSSI, yang menerima transaksi itu dari Achmad Haris, mantan sekretaris Sriwijaya FC.
Di kuitansi itu tertulis uang 100.000 dolar Singapura atau sekitar Rp 1 miliar untuk pembayaran pemesanan tiket masuk timnas Piala Dunia U-20 2021.
Dari kuitansi itulah kemudian muncul dugaan bahwa uang tersebut diberikan untuk melobi PSSI agar seseorang yang diperjuangkan bisa menjadi manajer Timnas Indonesia U-19.
Saat ini, posisi manajer Timnas Indonesia U-19 masih dijabat rangkap oleh Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan.
Seseorang yang dimaksud dalam isu itu adalah Dodi Reza Alex Noerdin.
Timnas Indonesia U-19 saat ini akan mengikuti Piala Dunia U-20 2021 di Tanah Air.
Baca: PSSI Meminta Maaf Terkait Polemik Persija Jakarta ke Piala AFC 2021, Ini Respons Persipura Jayapura
Ada enam kota yang disiapkan menjadi tuan rumah perhelatan akbar itu, salah satunya di Stadion Gelora Sriwijaya, Palembang, markas Sriwijaya FC.
Dodi Reza adalah mantan presiden Sriwijaya FC yang kini menjadi Bupati Musi Banyuasin.
Dia juga dikenal sebagai anak kandung mantan Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin.
Di kertas penyerahan uang itu tertera tulisan pemesanan tiket Piala Dunia U-20 2021.
Kabar yang menyebut transaksi 100.000 dolar Singapura itu untuk kepentingan Dodi Reza menjadi manajer Timnas Indonesia U-19 dibantah Achmad Haris.
"Sekarang gini ya, yang tertera di kuitansi itu apa tulisannya? Itu tiket Piala Dunia dan cuma sekadar bisnis," kata Achmad Haris.
"Apa salah kalau mau berbisnis? Saya tidak tahu apa-apa soal isu yang lain."
"Sekarang tinggal dilihat saja apa itu keterangan di kuitansinya," tegas pria yang saat ini menjadi pengurus klub Liga 2, Muba United.
Menurut Haris, tuduhan semacam itu di dunia persepakbolaan Indonesia sudah biasa.
"Saya bukan orang politik, ini paling cuma politik orang-orang yang tidak suka dengan Pak Dodi," tandas Haris.
Djoko Purwoko juga memberikan tanggapannya terkait isu jual-beli atau lelang jabatan manajer Timnas Indonesia U-19 itu.
Djoko mengatakan isu jual-beli jabatan manajer yang tengah hangat dibicarakan sekarang ini berbau politik.
"Mungkin saya orang yang dipandang tegak lurus, jadi dicari-cari nama saya."
"Ini mungkin juga politik yang tidak suka PSSI. Kuitansi itu juga tidak ada kaitannya," kata Djoko.
Djoko meyakinkan bahwa uang itu bertujuan untuk pemesanan tiket Piala Dunia U-20 2021.
Seperti halnya bantahan Achmad Haris, Djoko juga mempertanyakan apa ada yang salah dengan pemesanan tiket itu?
"Memangnya tidak boleh pesan tiket jauh-jauh hari? Saya pernah juga tinggal di luar negeri dan pesan tiket Liga Champions."
"Saya orang bola dan paham bagaimana pemesanan tiket," jelas Djoko.
"Sangat bohong. Itu orang-orang politik dari pihak yang tidak suka Pak Dodi dan Pak Ketum PSSI."
"Saya juga pernah ada di Ketua Umum PSSI era Pak Edy Rahmayadi, kurang lebih begitu saja, polanya sama," ungkap Djoko.
Isu yang berkembang adalah mantan sekretaris Sriwijaya FC, Achmad Haris tengah menyetorkan uang untuk menjadikan Dodi Reza Alex Noerdin yakni mantan bos Sriwijaya FC untuk jadi manajer Timnas Indonesia U-19.
Isu ini mendapat sorotan tajam dari pengama sepak bola nasional, Tommy Welly yang menyatakan bahwa Komite Etik PSSI harus turun tangan menangani kabar burung tersebut.
“Ada kabar percaloan jabatan manajer yang dilakukan oleh orang seputaran Ibul (Iwan Bule). Kalau benar Komite Etik harus turut tangan, harus bertindak karena komite etik yudisial itu dipilih di Kongres, disetujui peserta kongres,” kata Tommy Welly dilansir dari Tribunnews.
“Jika benar, ini mencederai integritas, apalagi ada permainan uang. Komite etik harus panggil orangnya,” tambahnya.
Baca: Ngotot Tambah Kontrak Kapten Timnas Indonesia U-19, Barito Putera Takut Drama Bagus Kahfi Terulang?
Pria yang akrab disapa Bung Towel ini menganggap bahwa jabatan manajer Timnas Indonesia U-19 saat ini sangat seksi mengingat Indonesia akan jadi Piala Dunia U-20 2021.
Maka Bung Towel tak menampik jika jabatan tersebut dalam rebutan, dan 'dijual' seharga 100 ribu dollar Singapura (atau Rp 1 Miliar).
“Manajer Timnas U-19 ini seksi banget. Panggungnya Piala Dunia, jadi wajar saja menarik orang ingin menempati jabatan itu apalagi kalau ada sisi politiknya,” ujarnya.
Sementara itu, Plt Sekjen PSSI, Yunus Nusi berkomentar santai mengenai isu tersebut.
"Hahahaha. Biasanya isunya sampai puluhan miliiar, tumben ini hanya Rp 1 miliar," kata Yunus Nusi kepada BolaSport.com, Sabtu (19/12/2020).
Namun saat ditanya lebih mendalam terkait kontroversi tersebut, pria yang juga menjabat sebagai anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI itu enggan berbicara banyak.
Baginya akan lebih bagus apabila ada bukti jelas dan pasti.
"Sudah puluhan tulisan tentang masalah itu seperti ini beredar. Tapi kami tidak pernah menanggapinya," ujar Yunus Nusi.
Menurut Yunus Nusi, kabar tak jelas semacam ini tidak perlu penjelasan karena sudah beberapa kali menyerang PSSI.
"Hahaha. Tidak ah, PSSI sudah biasa dengan isu seperti ini. Jadi tidak butuh ada penjelasan dari kami," ujarnya.
Sementara itu, sampai saat ini untuk posisi manajer Timnas Indonesia U-19 menuju Piala Dunia U-20 2021 masih dipegang oleh Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan.
PSSI masih mencari sosok yang tepat dan pas untuk manajer Timnas Indonesia U-19.
Sebagian artikel tayang di Bolaspot.com berjudul Inilah Kuitansi yang Bikin Heboh Jual-Beli Jabatan Manajer Timnas U-19 Indonesia