Muncul Virus Corona Varian Baru di UK: Dominasi Kasus di Inggris, Masih Bisa Dilawan dengan Vaksin

Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: haerahr
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Virus Corona varian baru (CDC).

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Virus corona varian baru disebut menjadi pemicu melonjaknya kasus positif Covid-19 di Inggris.

Penasihat pemerintah menyebut virus jenis ini lebih menular dibanding virus corona pada umumnya.

Kendati demikian, pemerintah Inggris belum benar-benar memecahkan misteri mengenai virus ini, seperti disebutkan koresponden BBC, James Gallagher, Senin (12/21/2020).

Mereka masih berusaha keras untuk meneliti dan menjawab berbagai pertanyaan seputar virus corona varian baru.

Berikut ini TribunnewsWiki.com sajikan dari BBC, seputar hal-hal yang perlu diketahui seputar virus tersebut.

Mengapa varian ini menimbulkan kekhawatiran?

Varian ini berkembang sangat cepat menggantikan versi virus yang lain.

Virus jenis baru ini telah bermutasi dan mempengaruhi bagian penting dari virus tersebut.

Hasil uji lab menunjukkan satu di antara efek mutasi tersebut adalah bertambahnya kemampuan virus untuk menginfeksi.

Baca: Gara-gara Virus Corona Jenis Baru, Negara Eropa Ramai-ramai Tutup Pintu Buat Inggris

Ilustrasi suasana di Inggris ---- Suasana di pusat perbelanjaan di Market Street, Manchester, Inggris pada 14 Maret 2020 (PAUL ELLIS / AFP)

Seberapa cepat penyebarannya?

Virus corona varian baru pertama kali terdeteksi di Inggris pada September.

Pada November, sekitar seperempat kasus di London adalah varian baru.

Kemudian pada Desember, virus varian baru mencapai dua pertiga kasus.

Seberapa jauh penyebarannya?

Varian tersebut muncul pertama kali di Inggris.

Namun bisa saja, sumbernya berasal dari negara dengan kemampuan mendeteksi mutasi virus yang rendah.

Belum ada kepastian mengenai hal ini.

Namun, kini varian ini bisa ditemui di seluruh United Kingdom (UK), kecuali Irlandia Utara.

Varian tersebut sangat terkonsentrasi di London, Inggris Tenggara dan Inggris Timur.

Data dari Nextstrain, yang memantau kode genetik sampel virus di seluruh dunia, menunjukkan kasus di Denmark dan Australia berasal dari Inggris.

Belanda juga telah melaporkan kasus serupa.

Baca: Kasus Covid-19 Global Tembus 75 Juta Kasus, AS dan India Jadi yang Terbanyak

Ilustrasi Virus Corona (CDC) (CDC)

Apakah mutasi pernah terjadi sebelumnya?

Iya.

Virus yang pertama kali terdeteksi di Wuhan, Cina, tidak sama dengan yang kini ada di sebagian besar penjuru dunia.

Mutasi D614G muncul di Eropa pada bulan Februari dan menjadi bentuk virus yang dominan secara global.

Lainnya, disebut A222V, tersebar di seluruh Eropa dan dikaitkan dengan liburan musim panas orang di Spanyol.

Baca: Virus Corona Terus Bermutasi dan Diduga Semakin Mudah Menular, Vaksin Mungkin Harus Disesuaikan

Apa yang kita ketahui tentang mutasi baru?

Analisis awal dari varian baru telah diterbitkan dan mengidentifikasi 17 perubahan yang berpotensi penting.

Ada perubahan pada protein kunci yang digunakan virus untuk membuka pintu ke sel-sel tubuh kita.

Satu mutasi yang disebut N501Y mengubah bagian terpenting, yang dikenal sebagai "domain pengikat reseptor".

Di sinilah ia melakukan kontak pertama dengan permukaan sel tubuh kita.

Setiap perubahan yang mempermudah virus untuk masuk kemungkinan akan memberikan keunggulan.

"Kelihatan dan baunya seperti adaptasi yang penting," kata Prof Loman.

Selain itu juga ditemukan mutasi yang membuat antibodi menjadi kurang efektif dalam menyerang virus.

Baca: Ikatan Dokter Indonesia Nyatakan Siap Jadi yang Pertama Disuntik Vaksin Virus Corona

ILUSTRASI - Foto yang diambil pada 13 Oktober 2020 ini menunjukkan seorang petugas kesehatan mengambil sampel dari seorang penduduk untuk dites virus corona COVID-19 sebagai bagian dari program pengujian massal menyusul wabah baru virus korona di Qingdao, di provinsi Shandong timur China. (STR / AFP / China OUT) (STR / AFP / China OUT)

Apakah itu membuat infeksinya lebih mematikan?

Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa hal itu benar, meskipun hal ini perlu dipantau.

Namun, peningkatan transmisi saja sudah cukup untuk menimbulkan masalah bagi rumah sakit.

Jika varian baru berarti lebih banyak orang terinfeksi lebih cepat, pada gilirannya akan menyebabkan lebih banyak orang membutuhkan perawatan rumah sakit.

Baca: Sinovac Disebut Paling Lemah Dibanding Vaksin Lain, BPOM Beri Klarifikasi

Ilustrasi vaksin covid-19. (MIRROR)

Vaksin Masih Bisa Bekerja

kendati demikian, hampir dipastikan vaksin masih bisa bekerja untuk melawan virus ini.

mengembangkan tanggapan kekebalan terhadap lonjakan (spike protein) yang ada.

Karena itulah muncul pertanyaan, bagaimana jika lonjakan pada virus telah bermutasi?

Ternyata, vaksin melatih sistem kekebalan untuk menyerang beberapa bagian virus yang berbeda.

Baca: Kawan Vaksin Siap Divaksin Perdana Bersama Presiden Jokowi

Jadi meskipun ada bagian dari lonjakan yang telah bermutasi, vaksin tetap berfungsi.

“Tetapi jika kita membiarkannya menambahkan lebih banyak mutasi, maka Anda mulai khawatir,” kata Prof Gupta.

"Virus ini berpotensi pada jalur pelarian vaksin, telah mengambil beberapa langkah pertama ke arah itu."

(TribunnewsWiki.com/Nur)



Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: haerahr
BERITA TERKAIT

Berita Populer