Kaleidoskop 2020: Berita Timur Tengah yang Jadi Sorotan, Pesawat Ukraina Jatuh hingga Ledakan Beirut

Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Putradi Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Berikut ini 3 berita Timur Tengah yang jadi sorotan dunia pada tahun 2020 ---- Pria Lebanon dan seorang tentara sedang membopong korban luka akibat Ledakan di Beirut, Selasa (4/8/2020).

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Berbagai peristiwa menggemparkan terjadi di seluruh penjuru dunia sepanjang 2020.

Selain pandemi Covid-19, berbagai konflik antar negara dan kejadian lainnya turut menjadi sorotan.

Bahkan beberapa peristiwa itu masih berlarut hingga sekarang.

Berikut ini TribunnewsWiki.com sajikan berita internasional yang jadi sorotan sepanjang 2020.

Tewasnya Qasem Soleimani

Bagaimana Donald Trump bisa izinkan Militer AS bunuh pemimpin pasukan Quds, Iran, Mayor Jenderal Qasem Soleimani? (Kolase Foto: Twitter dan Wikimedia)

Baca: Jenderal Iran Qasem Soleimani Dibunuh AS, PM Malaysia Mahathir Mohammad: Negara Muslim Harus Bersatu

Serangan udara Amerika Serikat menewaskan Komandan Pasukan Quds Iran, Qasem Soleimani di Baghdad, Kamis (2/1/2020) malam waktu setempat.

Serangan ini dikonfirmasi langsung oleh pentagon.

Tindakan Donald Trump ini sempat mengkhawatirkan berbagai pihak.

Pasalnya, tindakan sembrono ini bisa memicu terjadinya perang yang berlarut.

Dikutip dari Washington Post, Menteri Pertahanan Amerika Serikat Mark T. Esper mengatakan Pentagon hanya mengambil tindakan defensive (pertahanan) terhadap Soleimani.

Baca: Ilmuwan Nuklir Andalannya Dibunuh, Iran Bertekad Balas Dendam, Menlu Tuding Israel Turut Berperan

Soleimani sendiri merupakan Komandan Pasukan Quds Iran.

Menurut AS, Soleimani memiliki hubungan dekat dengan jaringan kelompok-kelompok bersenjata yang didukung oleh Iran di Timur Tengah.

Serta memikul tanggung jawab atas ratusan kematian orang Amerika.

Dalam sebuah pernyataan, Esper mengatakan bahwa Jenderal Soleimani merencanakan serangan kepada diplomat Amerika.

"Jenderal Soleimani secara aktif mengembangkan rencana untuk menyerang diplomat Amerika dan anggota militer di Irak dan di seluruh wilayah itu,” kata Esper dalam sebuah pernyataan, Kamis (2/1/2020).

"Serangan ini bertujuan untuk menghalangi rencana serangan Iran di masa depan." lanjutnya.

Iran pun mengkonfirmasi kematian salah satu tokoh militernya yang paling aktif tersebut.

Bahkan Iran bersumpah akan membalas dendam terhadap Amerika Serikat.

Pesawat Ukraina Jatuh di Iran

Pejabat AS umumkan sebab jatuhnya pesawat Ukraina Boeing 737 karena Iran. (Ilustrasi: Ukraina Airlines) (Wikimedia)

Baca: PM Ukraina Optimis Amerika Serikat Era Joe Biden Mampu Perangi Korupsi

Pesawat dari maskapai Ukraine International Airlines (UIA) ditembak jatuh tak lama setelah lepas landas dari Bandara Imam Khomeini, Teheran, pada 8 Januari 2020.

Sebanyak 176 orang yang ada di pesawat Ukraina berjenis Boeing 737 itu tewas seketika.

Bagaimana tidak, pesawat itu dihantam dua rudal.

Awalnya, Iran menampik telah melakukan serangan.

Baru beberapa hari kemudian, Iran mengaku terjadi kesalahan

Kala itu Presiden Hassan Rouhani menyatakan insiden itu "kesalahan tak termaafkan".

Baca: Sudah Kalah dalam Pilpres AS, Donald Trump Masih Sempat-sempatnya Ingin Luncurkan Rudal ke Iran

Pesawat tersebut salah tembak akibat human error.

Peristiwa itu sendiri terjadi setelah beberapa jam sebelumnya, rudal balistik Iran menghantam dua pangkalan AS di Ain al-Assad dan Erbil.

Serangan itu merupakan balasan setelah Washington membunuh jenderal top mereka, Qasem Soleimani yang juga komandan Pasukan Quds di Garda Revolusi Iran.

Ledakan Beirut

Kumpulan pria yang sedang menandu korban akibat Ledakan di Beirut, Lebanon, Selasa (4/8/2020). (ANWAR AMRO / AFP)

Baca: Senang Donald Trump Lengser, Pemimpin Hizbullah Lebanon Sebut Pilpres AS sebagai Parodi Demokrasi

Ledakan masif yang terjadi di Beirut pada Selasa (4/8/2020) diduga dipicu karena 2.750 ton amonium nitrat.

Sebanyak 2.750 amonium nitrat tersebut disimpan dan ditimbun selama 6 tahun di dalam gudang pelabuhan.

Penyataan tersebut diungkapkan oleh Presiden Lebanon Michel Aoun, pada Selasa (4/8/2020) malam.

Aoun menyebut bahwa penimbunan zat kimia bersifat eksplosif tersebut “tidak dapat diterima”, karena dilakukan secara serampangan tanpa memerhatikan aspek keamanan.

Diketahui, amonium nitrat merupakan senyawa kimia yang bisa digunakan untuk pupuk.

Selain itu, bahan aktif tersebut juga dijadikan campuran zat dalam konstruksi pertambangan.

Perdana Menteri meminta kabinet pemerintahan menggelar rapat darurat terkait ledakan ini pada Rabu, serta mengatakan status darurat selama dua pekan harus segera diumumkan.

(TribunnewsWiki.com)



Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Putradi Pamungkas
BERITA TERKAIT

Berita Populer