Berdasarkan hasil hitung cepat (quick count) Lembaga Survei Charta Politika di Pilkada Solo 2020 pada Rabu (9/12/2020) hingga 15.50 WIB, menunjukkan pasangan calon Gibran Rakabuming Raka dan Teguh Prakosa sementara unggul dari lawannya Bagyo Wahyono-FX Supardjo.
Melansir Kompas.com, Gibran-Teguh berhasil mengumpulkan perolehan suara sebanyak 87,23 persen berdasarkan quick count dari Charta Politika.
Di satu sisi, Bobby Nasution dengan pasangannya, Aulia Rachman juga mampu mengungguli lawan mereka Akhyar Nasution – Salman Alfarisi pada Pilkada Medan 2020.
Baca: Quick Count Pilkada Solo 2020: Gibran-Teguh Menang Telak, Raih Lebih dari 85% Suara
Hasil quick count Charta Politika dengan suara masuk 100,00 persen menunjukkan, Akhyar Nasution - Salman Alfarisi memperoleh 44,71 persen.
Sementara, Bobby Nasution - Aulia Rachman mendapat 55,29 persen.
Dengan demikian, menurut Charta Politika, pasangan Bobby - Aulia unggul sementara.
Anak pertama Jokowi, Gibran Rakabuming Raka bersama Teguh Prakosa memenangkan Pilkada Solo berdasarkan hitung cepat.
Sementara, menantunya Boby Nasution bersama Aulia Rachman menang di Medan.
Jika hasil hitung cepat ini nantinya sejalan dengan hitungan KPU, maka Presiden Joko Widodo akan mencatatkan sejarah baru.
Baca: Mobil Paslon Nomor 2 di Pilkada Jember Jadi Korban Vandalisme, Dicoret Tulisan Kalah
Jokowi akan mencetak sejarah sebagai Presiden pertama yang memiliki anak sebagai wali kota sekaligus menantu walikota.
Gibran akan mencetak sejarah sebagai wali kota pertama di Indonesia yang memiliki ayah seorang presiden.
Begitu pula dengan Bobby yang memiliki mertua Presiden.
Meski memiliki hubungan keluarga, pengamat politik menyebut tak akan langsung menjadi anak emas dari pemerintah pusat.
"Pemerintahan itu tidak personal walau pun ada kedekatan tapi ada DPRD. Pemerintahan tidak hanya walikota, ada wakil walikota, ada DPRD, ada gubernur, tidak sesedarhana itu," ujar pengamat politik Usep S. Ahyar kepada Kontan.co.id, Rabu (9/12/2020).
Baca: 146 Amplop Berisi Uang Rp 50 Ribu Ditemukan Jelang Pilkada di Riau, Digunakan untuk Pengaruhi Suara
Meski begitu Usep bilang kedekatan dengan pemerintah pusat menjadi daya tawar dal Pilkada.
Pasalnya kedekatan tersebut dinilai akan membantu pembangunan daerah.
Pembangunan fasilitas di daerah juga dinilai membutuhkan dukungan dari pemerintah pusat. Oleh karena itu, kedekatan tersebut menjadi faktor tingginya perolehan suara.
"Satu sisi membutuhkan itu (kedekatan), misalnya Medan butuh kepala daerah yang punya akses yang cukup ke pemerintah pusat," terang Usep.