Prancis Akan Berikan Dosis Awal Vaksin Virus Corona untuk Kelompok Lansia

Penulis: Dinar Fitra Maghiszha
Editor: Melia Istighfaroh
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Vaksinasi akan diperluas terhadap para orang tua dan kelompok yang rentan, kemudian ke semua warga., FOTO: Bendera Prancis

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Perdana Menteri Prancis Jean Castex mengatakan dosis awal vaksin virus corona akan diberikan kepada kelompok lansia.

Vaksin akan tersedia secara gratis.

Castex menegaskan juga bahwa program vaksinasi di negaranya tidak wajib.

Vaksinasi akan diperluas terhadap para orang tua dan kelompok yang rentan, kemudian ke semua warga.

Langkah ini diumumkan Castex saat mempresentasikan program vaksinasi pada Kamis (3/12).

Baca: Jumlah Kematian Akibat Corona di Inggris Tembus 60.000, Paling Mematikan Ke-5 di Dunia

FOTO: Orang-orang menghadiri kebaktian di gereja Saint-Sulpice di Paris pada 29 November 2020 saat misa dilanjutkan di Prancis menyusul pemerintah melonggarkan pembatasan penguncian Covid-19 dengan hanya 30 orang yang diizinkan per gereja. (ALAIN JOCARD / AFP)

Baca: Berlangsung 8 Jam, Operasi Pembalap MotoGP Marc Marquez Berjalan Lancar

Dia mengatakan Prancis telah memesan 200 juta dosis vaksin sembari menyangkal kabar kedatangan dosis pada akhir Desember.

Castex mengonfirmasi akan cepat menyebarkan vaksin untuk lansia jika sudah tersedia.

Senada dengan itu, Menteri Kesehatan Olivier Veran mengharapkan penyedia vaksin Pfizer / BioNTech dapat tiba terlebih dahulu.

Ia menyebut para lansia dan sejumlah staf di rumah panti jompo sangat rentan kondisi kesehatannya.

Pembukaan Bangunan Ibadah di Prancis

Seperti diberitakan TribunnewsWiki sebelumnya. sejumlah Masjid, Gereja, dan Sinagog membuka pintu mereka lagi untuk jamaah di akhir pekan ini.

Namun, ini tidak seluruh bangunan ibadah mengingat pemerintah Prancis berhati-hati melonggarkan pembatasan di sejumlah fasilitas publik.

Sebelumnya, pemerintah Prancis mendapat pertentangan dari perwakilan pengurus bangunan ibadah terkait kebijakan pelonggaran pembatasan.

Beberapa pimpinan umat keagamaan menuding pemerintah tebang pilih terkait kebijakan tersebut.

Seperti diketahui, pemerintah menerapkan batas pengunjung maksimal 30 orang untuk semua bangunan ibadah di Prancis, sedangkan membuka kembali toko-toko dan pusat perbelanjaan.

Baca: Irak Berlakukan Rotasi Belajar-Mengajar, Siswa Bergantian Datang ke Sekolah Sekali dalam Seminggu

FOTO: Ilustrasi gereja (Unsplash - Karl Fredrickson @kfred)

Baca: Baru Saja Menikah, Intip Potret Apartemen Mewah Nikita Willy & Indra Priawan, Ada Hal Unik di Dapur

Buntut kebijakan tersebut, beberapa pimpinan keagaaman mempertanyakan masalah ini ke ranah hukum.

Pengadilan administratif tertinggi Prancis, sebagaimana dilansir Associated Press, Minggu (29/11/2020), menyatakan akan meninjau ulang kebijakan pemerintah terkait pembukaan kembali fasilitas keagamaan yang hanya boleh dihadiri maksimal 30 orang.

Sementara Dewan Negara juga telah memerintahkan Perdana Menteri Prancis Jean Castex untuk mengubah aturan itu dalam waktu tiga hari.

Beberapa uskup yang membuka kembali bangunan ibadah mengumumkan tidak akan memberlakukan lagi pembatasan.

Sedangkan banyak orang mengungkapkan kekesalahannya di luar gereja paris saat para pastor mengadakan kebaktian dengan berjumlah lebih dari 30 orang.

Halaman
123


Penulis: Dinar Fitra Maghiszha
Editor: Melia Istighfaroh
BERITA TERKAIT

Berita Populer