Informasi awal
TRIBUNNEWSWIKI.COM - George Washington, yang kelak jadi Presiden Amerika Serikat, pada 4 Desember 1783 mengucapkan selamat tinggal kepada para perwiranya.
Kepada perwira militer di Fraunces Tavern, New York, George Washington mengatakan dia akan undur diri dan penugasannya dan kembali ke kehidupan sipil.
Menjadi Komandan Jenderal Tentara Kontinental, George Washington telah memimpin para tentara selama enam tahun dalam perang melawan Inggris.
Pada tahun 1789 George Washington dibujuk untuk kembali ke hadapan publik dan kemudian terpilih menjadi Presiden AS, jabatan yang dipegangnya hingga tahun 1797.[1]
Baca: Hari Ini dalam Sejarah 3 Desember: Tragedi Bhopal, 15.000 Orang Tewas karena Kebocoran Gas
Washington dan Perang Revolusi Amerika
George Washington lahir tanggal 22 Februari 1732 di Westmoreland County, Virginia, sebagai putra Augustine Washington dan Mary Washington.
Hanya ada sedikit yang diketahui dari kehidupan masa kecilnya. Dia mendapat pendidikan di rumah dan belajar dengan pengurus gereja setempat dan kemudian seorang guru.
Keluarga Washington memiliki tanah luas yang dijadikan lahan pertanian.
Washington memiliki keahlian dalam kepemimpinan, dan kemudian diangkat menjadi mayor dalam milisi Virginia.
Dia ikut dalam perang melawan Prancis tahun 1950-an yang berusaha menduduki tanah-tanah yang diklaim Inggris.
Setelah pertempuran Lexington dan Concord pada bulan April 1775, perselisihan politik antara Inggris dan koloninya di Amerika Utara meningkat menjadi konflik bersenjata.
Washington bersiap untuk berperang, dan ditunjuk menjadi mayor jenderal dan panglima tertinggi pasukan kolonial.
Dia dipilih karena memliki kewibawaaan, pengalaman militer, karisma untuk pekerjaan itu, dan telah menjadi penasihat parlemen selama berbulan-bulan.
Pada malam Natal tahun 1776 Washington dan pasukannya menyerang pasukan Hessian dan membuatnya menyerah.
Beberapa hari kemudian dia menyerang Inggris di Princeton dan mengalahkan berhasil mereka.
Pasukan Washington mengalami kekalahan dalam Pertempuran Brandywine. Philadelphia jatuh dua minggu kemudian.
Pada musim dingin tahun 1777 Washington dan Tentara Kontinental mengalami masa-masa sulit karena ada ribuan tentara yang tewas, mayoritas karena sakit.
Ketika Inggris memindahkan tentaranya ke Kota New York, Washington melakukan beberapa serangan cepat terhadap tentara yang sedang berpindah.
Washington membiarkan Inggris tetap di New York. Namun, dia tidak pernah meninggalkan gagasan untuk merebut kota itu.
Aliansi pihak kolonial dengan Prancis membuat Inggris semakin menderita. Washington mendapat kemenangan dalam pertempuran di York Town tahun 1781 dan Amerika berada di ambang kemenangan.[2]
Baca: Hari Ini dalam Sejarah: Louis Washkansky Jadi Manusia Pertama yang Mendapat Transplantasi Jantung
Perpisahan
Tentara Prancis meninggalkan pulang tahun 1782. Amerika kehabisan dana dan mayoritas tentaranya belum dibayar selama beberapa tahun.
Hampir muncul pemberontakan, tetapi tidak terjadi karena Washington meyakinkan parlemen untuk memberikan bonus lima-tahun kepada tentara pada bulan Maret 1783.
Inggris telah meninggalkan New York pada bulan November dan perang sudah berakhir.
Sebulan kemudian, tepatnya pada 4 Desember, Washington mengumpulkan para perwiranya ke Fraunces Tavern, New York.
Dia mengucapkan selamat tinggal karena akan undur diri dari penugasannya dan kembali ke kehidupan biasa.
Washington, selama perang, secara pribadi menyesali keadaan pasukannya yang menyedihkan karena mayoritas tidak disiplin dan sehat.
Dia juga kecewa dengan ketidakefektifan mayoritas perwiranya.
Meski demikian, pada hari itu dia memberikan penghargaan yang tulus kepada mereka atas persaudaraan di antara tentaranya.
Saksi mata menggambarkan Washington "berlinang air mata" dan memeluk para perwiranya satu per satu setelah mengucapkan selamat tinggal.
Dia resmi undur diri tanggal 23 Desember dan kembali ke Virginia, tempat dia mengurus lahan pertaniannya.[3]
Baca: Hari Ini dalam Sejarah 2 Desember 1908: Puyi, Kaisar China Terakhir, Naik Tahta
Menjadi presiden
Meski sudah pensiun, Washington dibujuk untuk kembali mengurus negaranya.
Selama pemilihan presiden tahun 1789 dia menerima suara dari setiap pemilih di Electoral Colleg.
Dia menjadi satu-satunya presiden dalam sejarah Amerika yang dipilih dengan suara bulat.
Washington berhati-hati dalam memperhatikan tanggung jawab dan tugasnya. Dia tetap waspada agar tidak meniru pemerintahan kerajaan di Eropa
Sebagai presiden pertama, dia sadar dirinya akan menjadi contoh bagi presiden selanjutnya.
Washington memegang jabatan presiden hingga tahun 1797, dan kemudian kembali ke kehidupannya yang dulu.
Namun, dia kembali lagi ke dunia militer setelah ada potensi perang dengan Prancis tahun 1798.
Dia diangkat menjadi panglima tertinggi tentara sementara. Namun, perang tidak terjadi.
Washington meninggal setahun kemudian di Mount Vernont. Dia dikenang sebagai salah satu pemimpin hebat Amerika.[4]