Tuding Pemerintah Prancis Tebang Pilih, Pemimpin Umat Agama Kritik Aturan Pembatasan Tempat Ibadah

Penulis: Dinar Fitra Maghiszha
Editor: Melia Istighfaroh
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seperti diketahui, pemerintah menerapkan batas pengunjung maksimal 30 orang untuk semua bangunan ibadah di Prancis, sedangkan membuka kembali toko-toko dan pusat perbelanjaan., FOTO: Orang-orang menghadiri kebaktian di gereja Saint-Sulpice di Paris pada 29 November 2020 saat misa dilanjutkan di Prancis menyusul pemerintah melonggarkan pembatasan penguncian Covid-19 dengan hanya 30 orang yang diizinkan per gereja.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Sejumlah Masjid, Gereja, dan Sinagog membuka pintu mereka lagi untuk jamaah di akhir pekan ini.

Namun, ini tidak seluruh bangunan ibadah mengingat pemerintah Prancis berhati-hati melonggarkan pembatasan di sejumlah fasilitas publik.

Sebelumnya, pemerintah Prancis mendapat pertentangan dari perwakilan pengurus bangunan ibadah terkait kebijakan pelonggaran pembatasan.

Beberapa pimpinan umat keagamaan menuding pemerintah tebang pilih terkait kebijakan tersebut.

Seperti diketahui, pemerintah menerapkan batas pengunjung maksimal 30 orang untuk semua bangunan ibadah di Prancis, sedangkan membuka kembali toko-toko dan pusat perbelanjaan.

Baca: Irak Berlakukan Rotasi Belajar-Mengajar, Siswa Bergantian Datang ke Sekolah Sekali dalam Seminggu

FOTO: Ilustrasi gereja (Unsplash - Karl Fredrickson @kfred)

Baca: Baru Saja Menikah, Intip Potret Apartemen Mewah Nikita Willy & Indra Priawan, Ada Hal Unik di Dapur

Buntut kebijakan tersebut, beberapa pimpinan keagaaman mempertanyakan masalah ini ke ranah hukum.

Pengadilan administratif tertinggi Prancis, sebagaimana dilansir Associated Press, Minggu (29/11/2020), menyatakan akan meninjau ulang kebijakan pemerintah terkait pembukaan kembali fasilitas keagamaan yang hanya boleh dihadiri maksimal 30 orang.

Sementara Dewan Negara juga telah memerintahkan Perdana Menteri Prancis Jean Castex untuk mengubah aturan itu dalam waktu tiga hari.

Beberapa uskup yang membuka kembali bangunan ibadah mengumumkan tidak akan memberlakukan lagi pembatasan.

Sedangkan banyak orang mengungkapkan kekesalahannya di luar gereja paris saat para pastor mengadakan kebaktian dengan berjumlah lebih dari 30 orang.

Pelonggaran Pembatasan di Prancis

Kebijakan pelonggaran pembatasan di Prancis membuat sejumlah toko barang non-esensial mulai buka di sekitar Paris, Prancis, pada Sabtu (29/11/2020).

Ini terjadi menyusul kebijakan pelonggaran pembatasan oleh pemerintah Prancis setelah adanya penurunan angka infeksi secara nasional.

Semua bisnis, seperti layanan pengiriman mulai beroperasi kembali hingga jam 9 malam.

Toko barang non-esensial lain yang sudah buka seperti, toko buku, musik, perpustakaan dan arsip.

Adapun semua harus menaati protokol kesehatan, seperti memakai masker dan jaga jarak, sebagaimana diwartakan Associated Press, Sabtu (28/11/2020).

Baca: Dinilai Tidak Transparan Urusan Tes Usab Rizieq Shihab, Direktur RS Ummi Dilaporkan ke Polisi

FOTO: Suasana di Menara Eifel, Paris, Prancis (Unsplash - Pedro Kümmel @pedrokummel)


Baca: Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Diduga Polisi Jadi Pelaku Pembunuhan Satu Keluarga di Sigi

Seperti diketahui, kebijakan pelonggaran pembatasan diumumkan oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron.

Macron dalam sebuah sambutan mengatakan akan mengurangi pembatasan Covid-19 untuk tujuan menyelamatkan ekonomi jelang libur Natal.

Ia mengatakan akan membuka kembali pusat perbelanjaan, teater pertunjukan, dan juga bioskop.

Menurutnya ini dilakukan agar warga bisa menghabiskan liburan bersama anggota keluarga mereka.

Dalam sebuah pidato, sebagaimana diwartakan France24, Rabu (25/11), Macron mengatakan gelombang kedua pandemi di Prancis telah berakhir.

"Kami harus melakukan segala daya kami untuk menghindari gelombang ketiga dan kemungkinan lockdown ketiga," kata presiden Prancis.

Baca: Hari Ini dalam Sejarah 25 November 1500 : Christopher Columbus Ditangkap karena Dituduh Menyeleweng

Presiden Prancis Emmanuel Macron (ERIC GAILLARD / POOL / AFP)


Baca: Sempat Viral, Tanaman yang Ditukar Mobil Avanza Awalnya Dihargai Rp 107 Juta oleh Penjual

"Kami telah memperlambat penyebaran virus," kata Macron.

Bagaimana kebijakan bisnis di Prancis di tengah Pandemi untuk Libur Natal?

Macron menyebut akan membuka sejumlah bisnis, tetapi tidak semuanya.

Seperti pusat perbelanjaan, teater dan bioskop akan dibuka.

Namun, seperti bar dan restoran masih ditutup. Adapun penutupan ini dilakukan hingga Januari 2021.

Baca: Guru yang Berhubungan Tak Senonoh dengan Siswanya Diganjar 20 Tahun Penjara

Presiden Prancis Emmanuel Macron (ABDULMONAM EASSA / POOL / AFP)


Baca: Edhy Prabowo dan 17 Orang Lainnya Ditangkap Terkait Dugaan Penetapan Calon Eksportir Benih Lobster

Pusat perbelanjaan di Prancis diizinkan untuk buka pada waktu periode Natal, sebagaimana permintaan para pelaku bisnis.

Adapun langkah ini akan ditempuh dalam tiga tahap untuk menghindari gejolak baru virus corona.

Pertama sekitar 1 Desember, lalu kedua sebelum liburan akhir tahun (Natal dan Tahun Baru), dan kemudian Januari 2021.

Macron menambahkan warga Prancis dapat berolahraga di luar ruangan, meski harus memerlukan izin.

Sementara ibadah keagamaan dalam ruangan diizinkan tetapi dengan pembatasan hingga 30 orang.

Baca: Ramalan Zodiak Kesehatan Besok Kamis 26 November 2020, Gemini Hindari Diet, Aries Tenangkan Diri

FOTO: Bendera Prancis (Unsplash - Luiza Giannelli @luizagiannelli)

Baca: Info BMKG - Prakiraan Cuaca Kamis 26 November 2020: Banjarmasin Waspada Hujan Petir Siang-Dini Hari

Jam malam akan dilonggarkan pada Malam Natal dan Malam Tahun Baru.

Orang Prancis bagaimanapun harus menghindari "perjalanan yang tidak penting", kata Macron, seraya meminta mereka untuk menghormati langkah-langkah jaga jarak selama masa perayaan.

Macron juga menyebut akan memulai kampanye vaksinasi pada akhir Desember atau awal Januari, dimulai dengan orang-orang yang paling rentan dan lanjut usia.

Seperti diketahui, jumlah kematian akibat Covid-19 di Prancis telah melebihi angka 50.000.

Sementara total kasus infeksi melonjak 2,1 juta.

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Dinar Fitra Maghiszha)



Penulis: Dinar Fitra Maghiszha
Editor: Melia Istighfaroh
BERITA TERKAIT

Berita Populer