Informasi awal
TRIBUNNEWSWIKI.COM - Sebanyak 465.000 pasukan Tentara Merah (Uni Soviet) menyeberangi perbatasan Soviet-Finlandia tanggal 30 November 1939, tepat 81 tahun silam.
Menggunakan 1.000 pesawat, Tentara Merah menyerbu Helsinki dan menewaskan sebanyak 61 orang dari pihak Finlandia dalam sebuah serangan udara.
Pasukan Uni Soviet yang berjumlah sangat besar membuat mayoritas negara Barat meyakini serbuan Soviet itu akan berjalan dengan sangat mudah.
Namun, serbuan itu justru menguatkan resistansi di Finlandia. Pada Maret 1940 negosiasi antara Finlandia dan Soviet dilakukan, dan negara Skandinavia itu segera kehilangan Tanah Genting Karelian.[1]
Baca: Hari Ini dalam Sejarah: Richard Byrd Jadi Manusia Pertama yang Terbang di Atas Kutub Selatan
Latar belakang
Selama tahun 1920-an pemerintah Finlandia, yang khawatir akan ancaman Uni Soviet, berusaha membentuk aliansi pertahanan dengan Estonia, Latvia, dan Polandia.
Namun, usaha tersebut tidak dilanjutkan karena parlemen Finlandia memilih untuk tidak meratifikasi pernjajian aliansi itu.
Finlandia kemudian membuat perjanjian nonagresi dengan Uni Soviet pada tahun 1932.
Finlandia berharap perjanjian ini akan melindungi mereka, tetapi ternyata gagal menghilangkan ketakutan warga Finlandia terhadap ekspansionisme Soviet.
Setelah invasi dan pembagian Polandia oleh Jerman dan Soviet tahun 1939, Uni Soviet berusaha memajukan perbatasan dengan Finlandia di Tanah Genting Karelian agar lebih ke barat.
Tekanan ini dilakukan Soviet agar mereka bisa mengamankan Leningrad dari serangan Jerman apabila terjadi.
Soviet juga berusaha memiliki beberapa kepulauan Finlandia di Teluk Finlandia dan mengamankan sewa untuk pangkalan angkatan laut di Hanko selama 30 tahun.[2]
Baca: Hari Ini dalam Sejarah: Pembantaian Zong, Ratusan Budak Afrika Ditenggelamkan demi Klaim Asuransi
Serangan dimulai
Proposal Soviet mengenai akuisisi wilayah tersebut dan tawaran penggantian dengan wilayah Soviet ditolak oleh Finlandia.
Soviet kemudian memutuskan melancarkan serangan pada tanggal 30 November 1939 dan memulai Perang Soviet-Finlandia.
Ada 465.000 tentara dan 1.000 pesawat yang dikerahkan oleh Soviet. Mereka mengebom Helsinki dan menewaskan 61 orang pihak Finlandia.
Pasukan Soviet yang sangat besar membuat negara Barat merasa invasi Soviet akan berjalan dengan mudah.
Tentara Soviet bahkan memakai seragam musim panas meski musim dingin Skandinavia akan segara tiba.
Mereka merasa aktivitas di luar rumah, seperti bertempur, tidak akan terjadi.
Serbuan terhadap Helsinki berbagai karya fotografi tentang korban serangan, termasuk ibu yang memeluk bayinya yang tewas dan anak perempuan yang pincang karena bom.
Foto-foto itu digantungkan di semua tempat sehingga semakin memicu perlawanan terhadap Soviet.
Perlawanan hanya terdiri dari sejumlah kecil tentara terlatih yang bertempur di hutan dan para partisan yang melempar molotov ke tank Soviet.
Namun, kegigihan warga Finlandia dalam perlawanan keputusan mereka untuk tidak menyerah menjadi berita utama di seluruh dunia.
Warga Finlandia menjadi "selebritas" dan dianggap sedang bertempur dengan heroik mempertahankan kebebasannya dari para penyerbu.
Pemerintah Inggris dan Prancis bahkan sempat mempertimbangkan untuk mengirim bantuan kepada Finlandia
Amerika Serikat membentuk Finnish Relief Fund untuk menghimpun bantuan untuk warga sipil dan pengungsi Finlandia.
Selain itu, para relawan dari berbagai negara, seperti AS, Kanada, Hungaria, Norwegia, Denmark, dan Swedia mencoba pergi ke Finlandia agar bisa bertempur melawan tentara Soviet.[3]
Baca: Hari Ini dalam Sejarah 27 November: Berners Street Hoax Disebarkan di London Demi Sebuah Taruhan
Kelanjutan
Pada Februari 1940 Soviet melakukan serangan artileri secara besar-besaran untuk menjebol Garis Mannerheim.
Karena gagal mendapatan bantuan dari Inggris dan Prancis, Finlandia yang kelelahan membuat perjanjian dengan Soviet tanggal 12 Maret 1940.
Pada perjanjian ini Finlandia setuju untuk memberikan Karelia barat dan mengizinkan pembangunan pangkalan angkatan laut Soviet di Hanko.
Namun, Finladia kemudian mengizinkan tentara Jerman melakukan transit di Finlandia setelah perang antara Jerman dan Soviet meletus tahun 1941.
Finlandia kemudian bergabung dalam perang melawan Soviet untuk melanjut perang sempat terhenti.
Sebuah gencatan senjata ditandatangani tanggal 19 September 1944 dan mengakhiri konflik antara Soviet dan Finlandia.
Konflik kedua negara itu resmi berakhir dengan ditandatanginya perjanjian perdamaian di Paris tanggal 10 Februari 1947.[4]
Baca: Hari Ini dalam Sejarah: Lewis Carroll Mengirim Manuskrip Alice in Wonderland sebagai Kado Natal