Dokter Pribadi Bantah Bertanggung Jawab Atas Kematian Maradona: Mereka Mencari Kambing Hitam

Penulis: Amy Happy Setyawan
Editor: Putradi Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengusung palet membawa peti mati legenda sepak bola Diego Maradona setelah melihat publik di Casa Rosada, istana presiden di Buenos Aires, Argentina.

TRIBUNNEWSWIKI.COM – Leopoldo Luque, dokter pribadi Diego Maradona membantah dirinya menjadi pihak yang bertanggung jawab atas meninggalnya Maradona.

BBC melaporkan, polisi Argentina telah menggeledah rumah dan klinik Luque.

Polisi juga mengambil catatan medis sebagai bagian dari penyelidikan kematian pria berusia 60 tahun itu.

Sambil berlinang air mata, Luque membantah melakukan kesalahan dalam perawatannya terhadap mendiang ikon sepak bola itu saat penyelidikan polisi atas kematiannya berlanjut.

Diberitakan sebelumnya, Maradona meninggal dunia karena serangan jantung pada Rabu (25/11/2020) pada usia 60 tahun.

Baca: Jersey Gol Tangan Tuhan Maradona Dijual dengan Harga Minimal Rp 19 Miliar

Polisi telah menggerebek rumah Luque pada hari Minggu dan penyelidik sedang memeriksa semua staf medis yang terlibat dengan perawatannya.

Luque berada di rumahnya saat pencarian di pinggiran Buenos Aires berlangsung, sementara stasiun TV Argentina menyiarkan gambar langsung polisi ketika memasuki kliniknya.

Dilansir oleh Daily Mail, penggerebekan dilakukan setelah putri Maradona Dalma dan Giannina memberikan pernyataan kemarin dan mempertanyakan apakah obat yang diterima ayah mereka telah sesuai.

Media Argentina melaporkan Luque dapat diinterogasi sebagai 'imputado', seseorang yang sedang dalam penyelidikan resmi atas dugaan kemungkinan mal praktik atau kelalaian.

Dokter meningkatkan pembelaan emosional atas perlakuannya terhadap legenda sepak bola tersebut setelah polisi menggeledah rumahnya.

Baca: Kesaksian Wasit yang Sahkan Gol Tangan Tuhan Maradona, Nyaris Gagalkan Terciptanya Gol Abad Ini

Baca: Tak Hanya Gol Tangan Tuhan, Piala Dunia 86 Catatkan Rekor Maradona, Belum Dipecahkan Pemain Mana Pun

Luque menangis ketika dia bersikeras bahwa dia telah melakukan segala kemungkinan untuk membantu pensiunan pesepakbola itu dalam wawancara pertamanya sejak penyelidik meluncurkan operasi kejutan mereka untuk mencoba menentukan apakah Maradona telah menjadi korban kelalaian medis.

“Saya terkejut ketika polisi muncul di depan pintu saya. Saya akan bekerja sama sepenuhnya. Saya tahu apa yang saya lakukan dan apa yang saya lakukan untuk keuntungan Diego sampai saat terakhir. Saya melakukan yang terbaik yang saya bisa,” kata Luque.

“Saya merasa tidak enak karena seorang teman meninggal. Saya tidak menyalahkan diri saya sendiri untuk apa pun. Sangat tidak adil apa yang terjadi,” lanjutnya.

Ia juga menjelaskan betapa dekatnya ia dengan keluarga Maradona.

“Seseorang sedang mencoba mencari kambing hitam di sini ketika saya tidak melihatnya di mana pun. Kami semua melakukan yang terbaik yang kami bisa dengan Diego,” katanya.

Alasan penyelidikan

Belum jelas apa yang mendorong penyelidikan pada Minggu pagi kemarin walau putri dari Maradona dilaporkan prihatin atas perawatan yang diterima ayahnya jelang kematian.

Seorang narasumber anonim dari sistem peradilan Argentina mengatakan kepada penyidik media La Nación setelah mengumpulkan beberapa "bukti" yang tidak spesifik.

"Jika penyimpangan di tempat perawatan medis rumah Maradona dikonfirmasi, kami mungkin akan melihat adanya kejahatan pembunuhan tidak disengaja," ungkap narasumber itu.

Baca: Mantan Pacar Maradona Ditolak Masuk Rumah Duka dan Disuruh Antre Bersama Fans Maradona

Narasumber lain mengatakan kepada media itu, "Karena Luque adalah dokter pribadi Maradona, keputusan dilakukan penyelidikan ke rumah dan tempat operasinya untuk menemukan beberapa dokumen mungkin akan menentukan apakah ada penyimpangan yang dia lakukan di rumah."

Pengacara Maradona Matias Morla pekan lalu menuntut untuk dilakukan penyelidikan tingkat atas terkait tanggap darurat terkait kematian pensiunan pesepakbola itu.

Morla mengatakan, ambulans pertama membutuhkan waktu lebih dari setengah jam untuk mencapai rumah kontrakan di utara Buenos Aires, tempat mantan bintang Napoli dan Barcelona itu menderita gagal jantung.

Dia menyebut penundaan itu sebagai 'kebodohan kriminal' dan mengeluh bahwa Maradona tidak menerima pemeriksaan medis apa pun dalam 12 jam sebelum dia meninggal.

Baca: Kisah Tragis Diego Maradona: Jenius di Lapangan Tapi Kehidupan Luar yang Liar Menghancurkannya

Baca: Diego Maradona Meninggal Dunia: Messi, Ronaldo, Pele, Deretan Bintang Dunia Beri Penghormatan

Kemudian ambulans pertama membutuhkan waktu 11 menit untuk mencapai perkebunan swasta San Andres dekat Buenos Aires Maradona pindah setelah meninggalkan rumah sakit pada 11 November 2020 lalu setelah operasi pembekuan darah otaknya.

Pada hari Sabtu, terungkap bahwa perawat Maradona telah mengakui bahwa dia berbohong tentang pemeriksaan pagi hari.

Jaksa negara bagian sedang menganalisis rekaman CCTV dari kamera di perkebunan tempat tinggal Diego dan telepon genggam perawat yang menjaganya beberapa jam menjelang kematiannya.

Leopoldo Luque tidak berada di rumah kontrakan yang digunakan Maradona ketika dia meninggal.

(Tribunnewswiki.com/Ami Heppy)



Penulis: Amy Happy Setyawan
Editor: Putradi Pamungkas
BERITA TERKAIT

Berita Populer