Jika KBM Tatap Muka Berlangsung, Koordinator P2G: Jangan Kriminalisasi Guru jika Murid Kena Covid-19

Penulis: Restu Wahyuning Asih
Editor: Archieva Prisyta
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

FOTO: Terlihat siswa-siswa mengikuti pelajaran di kelas dengan menggunakan masker setelah kembali dibukanya aktivitas sekolah di Cali, Kolombia, pada 28 September 2020, di tengah pandemi virus corona COVID-19.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Pembelajaran tatap muka atau KBM tatap muka di sekolah digembar-gemborkan akan dilaksanakan mulai awal tahun 2021.

Sebagian sekolah yang berada di zona hijau, diminta untuk menyiapkan rencana KBM tatap muka jika sekolah sudah dibuka kembali.

Sekolah yang ingin membuka kembali pembelajaran langsung sudah mendapat restu dari Kementerian Pendidikan.

Namun hal tersebut masih membuat bimbang sejumlah sekolah dan guru-guru, terlebih dengan rencana pembukaan sekolah-sekolah di Jakarta.

Baca: Mulai Januari 2021, Pemerintah Perbolehkan Kegiatan Belajar Tatap Muka di Sekolah, Ini Syaratnya

Koordinator Perhimpunan untuk Pendidikan dan Guru (P2G) Satriwan Salim, juga menyampaikan kekhawatirannya jika KBM tatap muka diberlangsungkan tahun depan.

Ia menyebutkan, jika terjadi penularan Covid-19 pada pelajar, maka pemerintah yang harus bertanggng jawab.

Ia tak ingin ada kriminalisasi guru jika ada siswa yang tertular Covid-19 karena kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka.

"Misalkan ada anak SD, SMP, SMA itu kena Covid-19 (karena KBM tatap muka), jangan sampai minta tanggung jawab ke guru. Itu harus tanggung jawab pemerintah daerah. Jangan sampai ada kriminalisasi guru," ujar Satriwan saat dihubungi, Rabu (25/11/2020).

Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) FSGI Satriwan Salim saat memberikan keterangan pers di Kantor KPAI, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (30/10/2019). (KOMPAS.com/Deti Mega Purnamasari)

Baca: Nadiem Makarim Prioritaskan Kembalikan Anak Belajar Tatap Muka ke Sekolah Secara Aman

Menurut Satriwan, P2G belum yakin sekolah-sekolah swasta dan negeri di Jakarta bisa memenuhi semua daftar periksa (ceklist) kesiapan sekolah sebagai syarat membuka sekolah untuk KBM secara tatap muka pada masa pandemi Covid-19.

Satriwan menyebutkan, para guru juga tak bisa 100 persen menjamin siswa bebas dari risiko penularan Covid-19.

"Siapa yang bisa menjamin keselamatan anak setelah keluar pagar? Ketika di luar sekolah itu guru tak bisa menjamin anak aman dari Covid-19," tambah Satriwan.

Satriwan juga meminta pemerintah daerah untuk mengawasi sekolah dengan ketat terkait daftar periksa kesiapan sekolah menyelenggarakan belajar tatap muka.

Pemerintah daerah harus mengecek langsung dan tak boleh mengecek secara sampling dan random.

"Pemprov DKI Jakarta harus turunkan tim satgas di semua jenjang untuk pastikan protokol kesehatan. Sarana dan prasarana sudah siap atau belum," lanjut Satriwan.

Simulasi belajar tatap muka di SMAN 4 Kota Sukabumi. (Dokumen Disdik Jawa B)

Ia meminta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memikirkan matang-matang rencana belajar tatap muka.

Menurutnya, Jakarta dengan status zona merah Covid-19 memiliki potensi penularan Covid-19 yang berkali-kali lipat dibandingkan dengan daerah lain.

"Saya berharap Pak Anies (Gubernur DKI Anies Baswedan) lebih bijak untuk perpanjang pembelajaran jarak jauh, karena DKI Jakarta masih zona merah. Kalau dibuka akan mengorbankan siswa dan guru," kata Satriwan.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebelumnya mengatakan, belum ada keputusan soal pembelajaran tatap muka di sekolah di wilayah Jakarta.

"Jadi saat ini belum ada keputusan apakah bulan Januari itu akan mulai belajar di sekolah atau tidak," ujar Anies saat ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (23/11/2020).

Anies sudah mendapat informasi terkait rencana pembelajaran tatap muka di sekolah dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Baca: Kasihan Anak Terlalu Lama di Rumah, Kemendikbud Dukung Sekolah Tatap Muka Segera Dibuka

Baca: Ketua Komisi X DPR RI Sebut Sekolah Tatap Muka Dibuka Pertengahan Tahun 2021

Namun, lanjut Anies, Pemprov DKI Jakarta akan melakukan kajian lebih dalam terkait kondisi DKI Jakarta saat ini.

Sebelumnya, Kemendikbud mengaku berharap agar sekolah tatap muka sudah bisa berjalan dengan normal tahun depan.

Dengan dibukanya KBM tatap muka, maka proses penyesuaian new normal akan lebih mudah.

Namun sebelum melangkah ke tahap tersebut, sekolah-sekolah yang berada di zona hijau disarankan untuk memulai simulasi KBM tatap muka terlebih dahulu.

Namun Dirjen PAUD Pendidikan Dasar Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jumeri mengaku, pihaknya saat ini tak pasang target terkait jumlah sekolah yang harus jalani simulasi kegiatan belajar mengajar (KBM) secara langsung.

Agak susah bagi Kemendikbud memasang target lantaran sekolah yang boleh menggelar simulasi KBM tatap muka harus yang berada di wilayah zona hijau Covid-19.

Simulasi pembelajaran tatap muka di SMP 17 Agustus 1945, Selasa (4/8/2020). Simulasi proses pembelajaran tatap muka yang dilakukan Dinas Pendidikan Kota Surabaya dilakukan seminggu setelah pertemuan kepala SMP negeri dan Swasta bersama Wali Kota Surabaya. Sebanyak 10 sekolah swasta dari 21 sekolah pilot project pembelajaran tatap muka ditunjuk mewakili wilayahnya. (SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ)

Sedangkan situasi peredaran Covid-19 di daerah tak menentu.

"Kita tak pasang target apa-apa. Tapi kita tetap berharap tahun depan sudah bisa tatap muka (KBM). Beradaptasi dengan new normal," kata dia saat dihubungi, Kamis (12/11/2020).

Untuk mencapai hal itu, setiap daerah dinilai harus mulai memberanikan diri menggelar simulasi KBM tatap muka, terutama di kawasan yang berpredikat zona hijau Covid-19.

"Kita juga memotivasi daerah-daerah yang sudah (zona) hijau dan kuning untuk berani membuka. Karena anak kasihan sudah terlalu lama di rumah, banyak resikonya seperti kekerasan dan sebagainya," kata dia.

Sekolah yang ditunjukkan untuk menggelar simulasi pun harus sudah memiliki fasilitas protokol kesehatan lengkap.

Penerapan protokol kesehatan oleh internal sekolah juga harus dilakukan dengan ketat.

"Harus sekolah yang siap betul untuk memberikan praktek terbaik supaya besok bisa ditiru sekolah lain dalam menyiapkan kegiatan belajar itu," kata dia.

Namun, jika selama simulasi terdapat satu kasus Covid - 19 yang muncul dari lingkungan sekolah, Kemendikbud dipastikan akan melakukan tindakan.

"Ya kita tutup. Begitu ada masalah atau ada kasus di sebuah sekolah kita tutup," kata dia.

(TribunnewsWiki.com/Restu, Kompas.com/Wahyu Adityo Prodjo)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul ""Jangan Ada Kriminalisasi Guru Jika Siswa Tertular Covid-19 karena KBM Tatap Muka...""



Penulis: Restu Wahyuning Asih
Editor: Archieva Prisyta
BERITA TERKAIT

Berita Populer