Tercatat 28.352 orang positif corona dalam sehari berdasarkan laporan Menteri Kesehatan Fahrettin Koca.
Menurutnya, data tersebut mewakili "semua orang yang hasil tes PCR-nya positif apakah mereka menunjukkan gejala atau tidak."
Koca juga mengumumkan 168 orang meninggal akibat corona dalam 24 jam.
Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan vaksin yang dikembangkan Turki untuk melawan COVID-19 dapat siap digunakan pada bulan April.
Baca: Longgarkan Pembatasan Bisnis, PM Pakistan: Pemerintah Tak Mau Orang Mati Kelaparan saat Pandemi
Baca: Punya Dampak Buruk Bagi Kesehatan, Inilah 5 Sisi Positif Merokok yang Jarang Diketahui
Vaksin ERUCOV-VAC, sedang dikembangkan oleh Universitas Erciyes, di provinsi Kayseri, Turki tengah, dan saat ini sedang menjalani pengujian tahap 1.
Sekutu dekat Turki, yakni Pakistan turut mengabarkan perkembangan terbaru ihwal virus corona
Perdana Menteri Pakistan mengeluarkan kebijakan pelonggaran pembatasan bisnis agar perekonomian negara terus berjalan di tengah pandemi.
Kebijakan ini dikeluarkan saat angka infeksi virus corona terus meningkat.
Adapun PM Imran Khan mengatakan pemerintahannya tidak ingin warga mati kelaparan saat berjuang melawan pandemi.
Di depan wartawan pada Rabu (25/11), Imran Khan juga melaporkan angka kematian baru di Pakistan.
Tercatat 59 warga meninggal dan muncul 3000 kasus dalam sehari di Pakistan.
Baca: Tahan Gelombang Baru Corona, Kota Newark New Jersey AS Minta Warga Berada di Rumah Selama 10 Hari
Baca: Mads Mikkelsen Dipastikan Jadi Pengganti Johnny Depp Perankan Grindelwald di Fantastic Beasts 3
Ini terjadi saat Pakistan memasuki gelombang kedua virus corona di mana banyak pasien membanjiri rumah sakit.
Khan mendesak warga untuk disiplin mematuhi aturan jaga jarak dan pemakaian masker.
Lebih jauh lagi, Khan mengatakan tidak ingin menutup pabrik, toko, dan pusat perbelanjaan karena dapat memengaruhi perekonomian negara.
Seperti diketahui, Pakistan telah mencatat total 382.892 kasus dengan 7803 kematian, sejak Februari 2020, sebagaimana diwartakan Associated Press, Kamis (26/11/2020).
Sebelumnya, pemerintah setempat memberlakukan lockdown nasional pada Maret 2020, tetapi melonggarkan pembatasan pada Mei 2020.
Sebelumnya, Pakistan berencana kembali menutup semua institusi pendidikan di tengah melonjaknya kasus infeksi virus corona.