Lembaga Biologi dan Molekuler Eijkman: Virus Corona Sudah Bermutasi 7 Kali, Clade G Lebih Menular

Penulis: Febri Ady Prasetyo
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi virus corona (CDC). Virus corona penyebab Covid-19 sudah bermutasi tujuh kali sejak pertama kali ditemukan tahun lalu di China.

TRIBUNNEWSWIKI.COM -  Kepala Lembaga Biologi dan Molekuler (LBM) Eijkman, Prof. Amin Soebandrio, mengatakan SARS-Cov-2 atau virus corona penyebab Covid-19 sudah bermutasi sebanyak tujuh kali sejak ditemukan.

Mutas virus corona, kata Prof. Amin Soebandrio, terjadi di seluruh dunia.

Meski demikian, mutasi virus corona tersebut belum berpengaruh pada pengembangan vaksin Covid-19.

Dengan demikian vaksin Covid-19 yang dikembangkan berbagai perusahaan farmasi dan para ilmuwan di seluruh dunia masih bekerja dengan baik.

"Mutasi (virus corona) terjadi di seluruh dunia, tapi sampai saat ini kami masih lihat mutasi itu tidak atau barangkali belum mempengaruhi kinerja vaksin. Jadi vaksin yang dikembangkan masih bisa bekerja dengan baik walau mutasi sudah banyak," kata Prof. Amin Soebandrio, Selasa (24/11), dikutip dari Kontan.

Dia mengatakan mutasi virus corona tidak mempengaruhi pengembangan vaksin karena mutasi virus corona  sejauh ini tidak mempengaruhi struktur protein di dalam virus atau Reseptor Binding Domain (RBD)-nya.

Baca: Mutasi D614G Virus Corona Terdeteksi di Indonesia, Menristek: Tak Perlu Panik Berlebihan

Ilustrasi vaksin virus corona (Fresh Daily)

RBD ini pula yang selama ini menjadi target penemuan dan pengembangan vaksin atas corona.

Para peneliti berlomba untuk melemahkan, atau memblokir struktur dalam virus corona atau Covid-19

"Selama RBD tadi tidak diganggu mutasi, vaksin bisa bekerja menghambat atau memblokir RBD, sehingga virus tidak bisa menempel ke sel reseptor manusia," kata Amin.

Eijkman melakukan penelitian atas pberkembang pada bagian kelemahan dan kekuatan virus corona saat hinggap pada sel manusia.

Hanya saja, kata Amir, virus corona dalam perkembangannya menjadi lebih cepat menular.

“Jika dilihat ada clade G, itu paling banyak mutasi, dengan severity dan kecepatan menular. Tapi itu tidak didukung bukti ilmiah yang kuat," ungkap dia.

Baca: Virus Corona Terus Bermutasi dan Diduga Semakin Mudah Menular, Vaksin Mungkin Harus Disesuaikan

Eijkman saat ini tengah mengembangkan vaksin Merah Putih yang akan digunakan untuk menangkal virus corona atau Covid-19.

Proses terakhir, Eijkman akan mencoba elemen protein dari vaksin corona berlabel merah putih ini ke hewan.

Eijkman juga bakal ketat dengan uji klinis atas vaksin merah putih yang baru akan dimulai pada 2021 nanti. "Jadi, kemungkinan vaksin Merah Putih diproduksi sekitar tahun 2022," ujar Prof Amir. 

Mutasi D614G terdeteksi di Indonesia

Mutasi D614G virus corona ditemukan di beberapa tempat di Indonesia.

Mutasi ini disebut telah membuat virus corona menjadi lebih menular 10 kali lipat.

Ilustrasi virus corona (Pixabay/Tumisu)

Namun, Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (Menristek/BRIN) Bambang P.S. Brodjonegoro mengatakan masyarakat tidak perlu panik berlebihan.

Meski demikian, kata Bambang, masyarakat harus tetap waspada.

Halaman
12


Penulis: Febri Ady Prasetyo
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
BERITA TERKAIT

Berita Populer