Mi instan merupakan salah satu makanan cepat saji yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat.
Rasa mi instan yang memang enak dan hadir dalam berbagai rasa sehingga terasa tak membosankan saat menyantapnya.
Penyajian yang mudah membuat mi instan menjadi primadona kaum milenial, terlebih kerap sering disibukan dengan jam kerja.
Padahal, mi instan telah terbukti secara klinis tidak dapat dikonsumsi berlebihan.
Pasalnya bisa memicu berbagai masalah kesehatan.
Supaya kita tidak mudah tergoda kenikmatan mi instan, berikut 4 alasan mengapa makanan siap saji ini tak baik untuk kesehatan:
Mi instan mengandung lemak jahat, seperti asam lemak jenuh dan lemak trans.
Apabila dikonsumsi berlebihan, zat tersebut bisa meningkatkan kadar kolesterol dalam darah.
Padahal, kadar kolesterol yang tinggi bisa meningkatkan risiko penyakit jantung dan diabetes.
Mi instan bisa memerlukan waktu lama untuk dicerna tubuh sehingga bisa membebani proses pencernaan.
Hal ini bakal mengganggu kadar gula darah dan pelepasan insulin.
Kemudian, kandungan pengawet di dalamnya juga bisa memicu asma, kecemasan, dan diare.
Kandungan garam dala mi instan juga sangat tinggi.
Riset 2014 dalam American Journal of Hypertension membuktikan, konsumsi garam yang tinggi menjadi faktor utama kematian di dunia.
Pasalnya, konsumsi garam atau natrium berlebihan bisa menyebabkan tekanan darah tinggi dan penyakit jantung.
Dua penyakit tersebut tergolong "silent killer" yang berbahaya.
Sebagian besar mi instan terbuat dari tepung terigu yang telah digiling, disuling, dan mengalami proses pemutihan.
Tentunya, bahan yang telah mengalami pemrosesan tinggi itu mengandung nutrisi yang rendah.
Tepung terigu yang telah mengalami pemrosesan tinggi juga mengandung kalori kosong.
Jika dikonsumsi berlebihan, bisa memicu obesitas.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "4 Alasan Mengapa Kita Tak Boleh Makan Mi Instan Berlebihan"