Pencopotan Dua Kapolda Disebut Tak Hanya Soal Pelanggaran Prokes, IPW Nilai Ada Perebutan Jabatan

Penulis: Restu Wahyuning Asih
Editor: Melia Istighfaroh
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana mengungkap kasus vandalisme dengan memanfaatkan kondisi pandemi Covid-19 agar terjadi keonaran, di Mapolda Metro Jaya, Sabtu (11/4/2020). (WARTA KOTA/BUDI SAM LAW MALAU)

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana dan Kapolda Jawa Barat Irjen Rudy Sufahriadi resmi dicopot dari jabatan pada Senin (16/11/2020).

Keduanya dinilai tak melaksanakan perintah terkait penerapan protokol kesehatan atau Prokes.

Pencopotan dua Kapolda tersebut disampaikan oleh Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Argo Yuwono di Gedung Bareskrim, Jakarta Selatan.

Dicopotnya Irjen Nana Sudjana tertuang dalam surat telegram Kapolri tertanggal 16 November 2020.

Nana akan digantikan oleh Kapolda Jawa Timur, Irjen Muhammad Fadil Imran, dan menjabat sebagai Koordinator Staf Ahli Kapolri.

Terkait hal itu, Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane, mengungkapkan adanya dugaan lain atas pencopotan Irjen Nana Sudjana.

Selain karena masalah penegakan protokol kesehatan dalam kasus Habib Rizieq Shihab, Neta menyebutkan dicopotnya Nana adalah karena bagian dari manuver persaingan bursa calon Kapolri.

Menurut Neta, Nana merupakan satu di antara calon kuat dari gang solo.

Baca: Buntut Acara HRS, Kapolda Metro Jaya Resmi Dicopot, Diganti Kapolda Jatim

Baca: Dianggap Lalai Tak Tegakkan Protokol Kesehatan, Kapolda Metro Jaya dan Kapolda Jabar Dicopot

Karena itu, kecerobohan Nana terkait acara Habib Rizieq Shihab dimanfaatkan dengan baik oleh beberapa pihak.

"Kedua, pencopotan Kapolda Metro bagian dari manuver persaingan dalam bursa calon Kapolri dimana Kapolda Metro sebagai salah satu calon kuat dari gang solo."

"Sehingga kecerobohan itu dimanfaatkan sebagai manuver dalam persaingan bursa calon Kapolri," tutur Neta, Senin.

Diketahui, Nana belum genap setahun menjabat Kapolda Metro Jaya.

Ia resmi menduduki jabatan itu pada 20 Desember 2020 sesuai surat telegram bernomor ST/3331/XII/KEP/2019.

Nana menggantikan posisi Irjen Pol Gatot Eddy Pramono yang dimutasi menjadi Wakapolri.

Selama menjabat, Nana pernah memutasi seorang bawahannya karena menyelenggarakan pesta pernikahan di hotel di tengah pandemi Covid-19.

Bawahannya itu adalah Kompol Fahrul Sudiana, yang kemudian dipindahkan ke bagian analis kebijakan di Polda Metro Jaya.

Sebelumnya, Fahrul menjabat sebagai Kapolsek Kembangan di Jakarta Barat.

Pengganti Irjen Nana

Dari rilis Surat Telegram Kapolri Nomor ST/3222/XI/KEP/2020, kursi jabatan Kapolda Metro Jaya akan digantikan oleh Irjen M Fadil Imran.

M Fadil Imran lahir di Makassar, Sulawesi Selatan 51 tahun lalu.

Dia memiliki rekam jejak menduduki beberapa jabatan penting di Polri.

Kapolda Metro Jaya, Irjen Nana Sudjana di Hotel Bumi Wiyata, Depok, Jawa Barat, Kamis (13/2/2020). (KOMPAS.COM/VITORIO MANTALEAN)
Halaman
12


Penulis: Restu Wahyuning Asih
Editor: Melia Istighfaroh
BERITA TERKAIT

Berita Populer