Nadiem Makarim Prioritaskan Kembalikan Anak Belajar Tatap Muka ke Sekolah Secara Aman

Penulis: Ika Wahyuningsih
Editor: Putradi Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mendikbud Nadiem Makarim. Program 'Merdeka Belajar' dari Kemendikbud RI kini menjadi sorotan publik karena dinilai menguntungkan pihak tertentu dan membuat negara seolah promosi gratis produk swasta.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ( Mendikbud) Nadiem Makarim memprioritaskan untuk mengembalikan anak ke sekolah tatap muka seaman mungkin.

Dalam rapat kerja Kemendikbud bersama Komisi X DPR RI pada Senin (16/11), Nadiem juga mengungkapkan untuk sabar menunggu kebijakan yang akan diberlakukan.

"Mengembalikan anak ke sekolah tatap muka seaman mungkin itu adalah komitmen saya. Jadi mohon kesabaran pasti kami akan selalu meningkatkan kesempatan bagi yang paling sulit melakukan pembelajaran jarak jauh akan bisa melaksanakan format tatap muka. Mohon ditunggu nanti pasti ada kebijakannya," kata Nadiem.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, anak-anak yang sekolah di status zona kuning atau hijau terkait pandemi Covid-19 dapat kembali melakukan pembelajaran tatap muka.

Baca: Mendikbud Nadiem Minta Maaf kepada NU, Muhammadiyah dan PGRI Soal Program Organisasi Penggerak

Baca: Mendikbud Nadiem Makarim Izinkan Sekolah di Daerah Zona Kuning Dibuka Kembali, Simak Syaratnya

Sementara itu, pengkajian terus dilakukan untuk sekolah di luar zona hijau untuk melakukan tatap muka hingga saat ini.

Saat ini pihaknya, lanjut Nadiem, masih menggodok pembukaan pembelajaran tatap muka.

"Untuk sekolah tetap muka ini sekarang kita sedang kaji dan sedang kami analisa dan mengkaji lagi surat keputusan bersama (SKB) 4 kementerian, bagaimana kita bisa membantu anak-anak kita yang paling sulit melakukan pembelajaran jarak jauh, bisa lebih banyak lagi yang masuk sekolah," terang Nadiem.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengikuti rapat kerja dengan Komisi X DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (12/12/2019). Nadiem mengatakan, ( (Tribun Images)

Nadiem Makariem juga meminta Komisi X DPR untuk membantu mencari tahu penyebab soal sekolah di daerah zona hijau yang belum menerapkan kembali tatap muka.

"Mohon dukungan Komisi X DPR agar di dapil-dapilnya yang zona hijau dan kuning mengapa ada yang belum membuka sekolah. Banyak sekali zona hijau dan kuning walaupun sudah 2 bulan sudah diperbolehkan tatap muka tapi masih belum melakukan [tatap muka]," ujar Mendikbud.

Seperti yang diketahui, ternyata belum semua sekolah di zona hijau membuka tatap muka.

Informasi tersebut didapat Nadiem ketika kunjungan ke daerah dan mendengar aspirasi terkait dibukanya kembali sekolah tatap muka di zona hijau.

Seperti yang sudah diketahui, pembelajaran di sekolah dan perguruan tinggi swasta maupun negeri dilakukan secara jarak jauh atau secara online sejak awal pandemi Covid-19 melanda Tanah Air.

Baca: Atasi Kendala Belajar Online, Nadiem Izinkan Guru dan Murid Pakai Dana BOS untuk Beli Kuota Internet

Baca: Jelaskan Posisi Sampoerna dan Tanoto Foundation, Nadiem Makarim Membujuk NU, Muhammadiyah dan PGRI

Tiga Dampak Negatif Akibat Terlalu Lama Pembelajaran Jarak Jauh menurut Nadiem

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim menyebutkan sejumlah dampak yang dapat terjadi apabila Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dilakukan dalam waktu yang lama.

"Dari semua riset yang telah dilakukan di situasi bencana lainnya, di mana sekolah tidak bisa melakukan pembelajaran atau muka, bahwa efek daripada pembelajaran jarak jauh secara berkepanjangan itu bagi siswa adalah efek yang bisa sangat negatif dan permanen," jelas Nadiem dalam konferensi video Penyesuaian Kebijakan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19, Jumat (7/8/2020), dilansir oleh Kompas.com.

Nadiem menyebut, ada tiga dampak utama yang dapat terjadi.

Dilansir oleh Kompas.com, dampak pertama ialah ancaman putus sekolah.

Risiko putus sekolah, lanjutnya, dikarenakan anak terpaksa bekerja untuk membantu keuangan keluarga di tengah krisis pandemi Covid-19.

Termasuk dipicu oleh banyaknya orangtua yang tidak bisa melihat peranan sekolah dalam proses belajar mengajar apabila proses pembelajaran tidak dilakukan secara tatap muka.

Kemudian dampak kedua, menurut Nadiem, ialah penurunan pencapaian belajar.

Halaman
12


Penulis: Ika Wahyuningsih
Editor: Putradi Pamungkas
BERITA TERKAIT

Berita Populer