Dana pinjaman ini akan digunakan untuk membantu mengatasi pandemi Covid-19.
Setidaknya itu yang dikatakan Menteri Keuangan Sri Mulyani, dilansir Reuters, Kamis (12/11/2020).
"Semua orang, semua lapisan masyarakat, dirugikan oleh Covid-19 ini dan peran kebijakan fiskal bersama dengan instrumen lain, seperti kebijakan moneter, sangat penting selama masa sulit ini," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers.
Seperti diketahui, otoritas Keuangan Australia Josh Frydenberg dan Menteri Keuangan Sri Mulyani, telah membicarakan kesepakatan itu sebelumnya
Frydenberg mengatakan bahwa "sebagai dua ekonomi terbesar di Asia Tenggara, Australia dan Indonesia memiliki kerjasama ekonomi dan perdagangan yang erat".
"Australia akan terus bekerja sama dengan Indonesia di sejumlah bidang untuk mendukung respons ekonomi yang kuat dan berkelanjutan serta pemulihan terhadap COVID-19," kata Frydenberg, dilansir Sydey Morning Herald, Selasa (10/11/2020).
Baca: Dian Sastrowardoyo Bicara Human Connection Lewat Film Garapannya dalam Quarantine Tales
Baca: Daftar Harga Bahan Bakar Pertamina dan Swasta Terbaru Bulan November 2020
Seperti diketahui, Indonesia telah mencatat jumlah infeksi dan kematian Covid-19 tertinggi di Asia Tenggara.
Tercatat total 448.118 kasus dengan 14.836 kematian hingga Rabu (10/11/2020), menurut satuan tugas Covid-19 di Indonesia.
Sementara perekonomian Indonesia berada dalam resesi, dengan PDB menyusut 3,49 persen pada kuartal September dan 5,32 persen pada kuartal Juni menurut Statistik Indonesia, meskipun Bank Dunia telah memperkirakan akan mulai pulih kembali ke tingkat pertumbuhan tahunan mendekati 5 persen pada 2021.
Dampak pandemi Covid-19 sangat dirasakan masyarakat Indonesia.
Dampak yang paling terasa berada di sektor ekonomi.
Sebelumnya dikabarkan bahwa Indonesia resmi masuk ke dalam jurang resesi.
Jumlah pengangguran di masa pandemi Covid-19 pun kian mengalami kenaikan.
Kinerja perekoniman yang melambat akibat pandemi Covid-19 berdampak pada kondisi lapangan kerja.
Banyak karyawan yang harus terkena imbas hingga menjadi korban pemutusan hubungan kerja (PHK).
Berdasarkan data dari BPS, jumlah pengangguran periode Agustus 2020 mengalami peningkatan sebanyak 2,67 juta orang apabila dibandingkan Agustus 2019 lalu.
"Lapangan pekerjaan yang mengalami peningkatan persentase terbesar adalah sektor pertanian (2,23 persen poin). Sementara sektor yang mengalami penurunan terbesar yaitu sektor industri pengolahan (1,30 persen poin)," ucap Suhariyanto, dikutip dari Kompas.com.
Sehingga jumlah pengangguran di Indonesia menjadi sebesar 9,77 juta orang.
Baca: Daftar Bantuan untuk Pengangguran dan Fresh Graduate, Harus Penuhi Syarat Berikut Ini
Baca: Jumlah Pengangguran di Indonesia Didominasi dari Lulusan Berpendidikan Tinggi, Menaker: Ini Ironi