Hari Pahlawan Nasional dirayakan untuk mengenang jasa para pahlawan Indonesia yang berjuang melawan penjajah.
Selain itu, Hari Pahlawan Nasional juga pengingat pertempuran Surabaya pada tahun 1945.
Pada 10 November 1945 terjadi pertempuran besar pascakemerdekaan, yang dikenal juga sebagai pertempuran Surabaya.
Rakyat Surabaya bersama para pejuang bertempur melawan tentara Inggris.
Peringatan Hari Pahlawan Nasional tahun 2020 sangat berbeda dari tahun sebelumnya.
Biasanya diadakan upacara untuk mengenang jasa pahlawan.
Namun karena pandemi Covid-19, upacara atau peringatan apapun ditiadakan.
Sebenarnya kita bisa memperingati Hari Pahlawan Nasional tanpa harus keluar rumah.
Kamu bisa menonton film-film tentang perjuangan yang bisa membangkitkan rasa nasionalisme.
Berikut ini 10 film perjuangan yang bisa kamu tonton selama Hari Pahlawan Nasional 2020:
1. Jenderal Soedirman (2015)
Film Jenderal Soedirman dibintangi oleh Adipati Dolken, Ibnu Jamil, Mathias Muchus, Lukman Sardi, dan Baim Wong.
Film biopik ini berangkat dari kisah perjuangan pahlawan nasional Jenderal Soedirman pada masa kolonial Belanda di Indonesia.
Berdurasi 126 menit, film Jenderal Soedirman digarap oleh sutradara Viva Westi dengan skenario yang ditulis Viva Westi bersama Deddy Safiudin.
Jenderal Soedirman tayang di bioskop tanah air pada 27 Agustus 2015.
Film ini masuk dalam nominasi Piala Citra 2015 kategori penata suara terbaik.
Baca: FILM - Jenderal Soedirman (2015)
2. Guru Bangsa Tjokroaminoto (2015)
Film Guru Bangsa Tjokroaminoto bercerita tentang perjuangan tokoh pahlawan nasional, Oemar Said Tjokroaminoto.
Film ini disutradarai oleh Garin Nugroho dengan menggandeng produser Christine Hakim, Didi Petet, Dewi Umaya Rachman, Sabrang Mowo Damar Panuluh, Nayaka Untara, dan Ari Syarif.
Diperankan oleh aktor Reza Rahadian, Guru Bangsa Tjokroaminoto rilis di bioskop pada 9 April 2015.
Tjokroaminoto yang memiliki latar belakang keislaman kuat dan berasal dari golongan ningrat akhirnya meninggalkan status kebangsawanannya dan bekerja sebagai kuli pelabuhan untuk merasakan penderitaan rakyat.
Bersama teman-temannya, Tjokroaminoto mendirikan sebuah organisasi bernama Sarekat Islam.
Melansir laman Film Indonesia, total penghargaan yang diperoleh film bredurasi 161 menit ini sebanyak 16 penghargaan, termasuk pemenang dalam Festival Film Bandung 2015 kategori film terpuji.
Baca: FILM - Guru Bangsa Tjokroaminoto (2015)
3. Soekarno: Indonesia Merdeka (2013)
Film biopik yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo ini mengangkat kisah presiden pertama Indonesia, Ir Soekarno.
Tokoh Soekarno dalam film ini diperankan oleh Ario Bayu.
Selain itu, film yang rilis perdana pada 11 Desember 2013 ini juga dibintangi oleh Maudy Koesnaedi, Lukman Sardi, Tika Bravani, Ferry Salim, Tanta Ginting, Mathias Muchus, dan Agus Kuncoro.
Pada 14 Agustus 2014, film Soekarno kembali tayang dengan tambahan durasi selama 25 menit.
Durasi pemutaran film produksi MVP Pictures ini di tahun 2013 lebih pendek lantaran ada beberapa adegan yang dibuang atas beberapa pertimbangan.
Film ini juga sempat menuai kontroversi karena digugat oleh Rachmawati Soekarnoputri, anak dari presiden pertama RI.
Rachmawati menggugat film yang berkisah tentang ayahnya itu karena dianggap melanggar hak cipta.
Sementara Hanung Bramantyo selalu pihak tergugat menyatakan bahwa gugatan yang dilayangkan sebenarnya tidak melarang pemutaran film, namun hanya berupa penghapusan dua adegan.
Kekecewaan lain juga datang dari Guruh Soekarnoputra, anak bungsu dari Soekarno.
Guruh kecewa terhadap Ario Bayu yang menurutnya gagal memerankan karakter ayahnya.
Dia menganggap peran Ario Bayu sangat berbeda 180 derajat dari Soekarno.
Baca: FILM - Soekarno: Indonesia Merdeka (2013)
4. Wage (2017)
Film Wage diangkat dari kisah seorang pahlawan nasional, Wage Rudolf Supratman yang dikenal sebagai pencipta lagu kebangsaan Indonesia Raya.
Arahan sutradara John De Rantau ini rilis pada 9 November 2017.
Film berdurasi dua jam ini dibintangi oleh Rendra Bagus Pamungkas, Teuku Rifnu Wikana, Putri Ayudya, Prisia Nasution, hingga Wouter Zweers.
Film yang juga diproduseri oleh John De Rantau bersama Andy Shafik ini berhasil masuk dalam lima nominasi dalam Festival Film Indonesia atau dikenal sebagai Piala Citra.
John De Rantau melakukan riset panjang selama tujuh tahun untuk mendalami kisah Wage.
Baca: FILM - Wage
Film yang berkisah tentang perjuangan pahlawan perempuan ini dibintangi oleh Dian Sastrowardoyo, Acha Septriasa, Ayushita Nugraha, Deddy Sutomo, Djenar Maesa Ayu, dan Christine Hakim.
Kartini merupakan film yang diangkat dari kisah nyata perjuangan Raden Ajeng Kartini, pahlawan perempuan paling populer di Indonesia.
Film arahan sutradara Hanung Bramantyo ini berhasil menggambarkan sosok pahlawan perempuan ini dalam memperjuangkan hak-hak perempuan yang dilakukan Kartini.
Maka dari itu, Kartini berhasil masuk dalam nominasi film terbaik dalam ajang penghargaan Festival Film Indonesia 2017.
Selain itu, film berdurasi 119 menit ini juga masuk dalam beberapa ajang penghargaan bergengsi lainnya.
Baca: FILM - Kartini (2017)
Karena Hari Pahlawan didasari oleh peristiwa Pertempuran Surabaya, ada baiknya kita mengenali peristiwa sejarah tersebut melalui film Battle of Surabaya.
Film animasi karya anak bangsa ini memang berangkat dari peristiwa bersejarah yang terjadi pada 10 November 1945.
Walaupun Indonesia sudah memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945, tidak serta merta Indonesia terbebas dari para penjajah.
Saat itu, Jepang yang menduduki Indonesia sudah menyerah terhadap sekutu.
Namun di sisi lain, Belanda ingin menuntut haknya untuk menguasai Indonesia.
Film arahan sutradara Aryanto Yuniawan ini rilis pada 20 Agustus 2015 silam.
Suara karakter-karakter dalam film ini diisi oleh Reza Rahadian, Maudy Ayunda, Ian Saybani, Darryl Wilson, Tanaka Hidetoshi, dan masih banyak lagi.
Baca: FILM - Battle of Surabaya (2015)
Sang Pencerah adalah film bergenre drama yang diangkat berdasarkan kisah nyata pendiri Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan.
Film ini dibintangi oleh Lukman Sardi sebagai Ahmad Dahlan, Ihsan Tarore sebagai Ahmad Dahlan muda (Darwis) dan Zaskia Adya Mecca sebagai Nyai Ahmad Dahlan.
Film Sang Pencerah rilis di bioskop tanah air pada tanggal 8 September 2010.
Film ini ditulis dan disutradarai oleh Hanung Bramantyo dengan berada di bawah naungan perusahaan produksi Multivision Plus.
Film 'Sang Kiai' rilis pada 30 Mei 2013 dan disutradarai oleh Rako Prijanto.
'Sang Kiai' mengambil latar 1942 saat Jepang menjajah Indonesia.
Beberapa kiai di Jawa Timur ditangkap karena dianggap melakukan perlawanan, termasuk KH Hasyim Asyari pimpinan Pondok Pesantren Tebu Ireng.
Penangkapan KH Hasyim Asyari membuat situasi pesantren menjadi kacau.
Istri Kiai Hasyim Asyari kemudian diungsikan ke daerah Denaran.
Sahabat Kiai Hasyim Asyari, KH Wahid Hasyim dan Wahab Hasbullah meminta agar Hasyim Asyari dibebaskan.
Karena permintaannya tidak dikabulkan, kedua sahabat tersebut kemudian meminta bantuan Hamid Ono, orang Jepang kenalan keluarganya.
Sementara itu, di Jakarta digelar pertemuan NU dengan agenda membebaskan para kiai.
Setelah kejadian penangkapan sang kiai tersebut, sebagian santri di Tebu Ireng memilih untuk hengkang.
Merah Putih adalah film pertama dari rangkaian film 'Trilogi Merdeka' yang dirilis pada 13 Agustus 2009.
Film ini disutradari Yadi Sugandi dan ditulis oleh Conor Allyn dan Rob Allyn.
Merah Putih merupakan film yang dibintangi oleh Lukman Sardi, Donny Alamsyah, Darius Sinathrya, Zumi Zola dan Teuku Rifnu Wikana.
Film ini mengisahkan tentang Agresi Militer Belanda I di tahun 1947.
Film Merah Putih juga didedikasikan untuk dua pahlawan Indonesia yaitu Letnan Satu R.M. Subianto Djojohadikusumo dan Kadet R.M Sujono Djojohadikusumo serta semua pahlawan yang telah berjuang dan gugur untuk kemerdekaan Indonesia.
Soegija merupakan film karya sutradara Garin Nugroho yang mengisahkan tentang Romo Soegijapranata.
Kisah Soegija dengan kerja kepemimpinan “silet diplomacy”-nya serta prinsip kebangsaan dan kemanusiaannya, dinilai Garin Nugroho memiliki pesan yang relevan untuk para pemimpin dalam menyelesaikan masalah multikultural
Film Soegija mengangkat seorang tokoh Pahlawan Nasional Mgr Albertus Soegijapranata SJ, yang tidak terlalu terkenal dibandingkan Soekarno atau Jenderal Soedirman.
Namun peran sertanya untuk kemerdekaan Indonesia tidak bisa disepelekan
Soegija sendiri merupakan warga pribumi pertama yang diangkat menjadi uskup oleh Vatikan, dan resmi menjabat sebagai uskup agung Semarang pada 1960.
Latar belakang yang diambil dalam film ini diangkat di tengah siruasi gejolak perang Asia Pasifik pada 1940-1950.
Pengambilan gambar dalam film Soegija dilakukan di beberapa lokasi, satu diantaranya adalah Yogyakarta, Semarang, Ambarawa, serta Magelang.