Informasi awal
TRIBUNNEWSWIKI.COM - Theodore Roosevelt pada 9 November 1906 menjadi Presiden Amerika Serikat (AS) pertama yang melakukan kunjungan resmi ke luar negeri.
Pada hari itu Theodore Roosevelt berlayar mengunjungi Panama dan Puerto Rico untuk memeriksa perkembangan pembangunan Terusan Panama.
Kunjungan resmi Theodore Roosevelt menandakan era baru cara Presiden AS membangun hubungan diplomatik dengan negara lain.
Sebelum Theodore Rosevelt melakukan lawatan resmi, kunjungan Presiden AS ke luar negeri dianggap sebagi hal yang tabu oleh orang Amerika.[1]
Baca: Hari Ini dalam Sejarah 8 November: Wilhelm Conrad Rontgen Menemukan Sinar X, Bagaimana Kisahnya?
Hal yang tabu
Selama abad ke-19, tidak pernah terdengar adanya gagasan kunjungan resmi Presiden AS ke luar negeri.
Salah satu alasan para presiden pertama AS tidak melakukan lawatan resmi adalah masalah transportasi waktu itu.
Namun, alat transportasi yang lambat bukan satu-satunya alasan Presiden AS tetap berada di negaranya.
Ada sebuah tabu kuat yang mencegah para presiden ke luar negeri dan mengaitkannya dengan para penguasa Eropa.
Warga negara AS, sebuah negara republik, memiliki imajinasi ketakutan terhadap kemegahan dan kekuasaan monarki di luar negeri.
Mereka takut Presiden AS akan diundang mengunjungi istana dan pengadilan, dan kemudian dipengaruhi atau memuja raja dan ratu.
Orang Amerika khawatir pemimpin mereka akan menginginkan lebih banyak kekuasaan setelah dia bertemu raja.
Namun, ada juga pendapat yang mengatakan bahwa kunjungan ke luar negeri akan merusak citra Amerika sebagai negeri yang bebas dan terpisah dari dunia lama.[2]
Baca: Hari Ini dalam Sejarah 8 November: Beer Hall Putsch, Adolf Hitler Melakukan Kudeta di Kedai Bir
Roosevelt dan Terusan Panama
Roosevelt menjabat tahun 1901 setelah Presiden William McKinley dibunuh.
Pernah mengunjungi Amerika Tengah dan Selatan, Roosevelt berharap dapat menegaskan pengaruh AS di wilayah itu.
Pada tahun 1897 dia pernah ditunjuk sebagai Sekretaris Angkatan Laut AS oleh Presiden Mckinley.
Selama menjabat sebagai Sekretaris AL, dia ditugaskan membangun Terusan Panama untuk menghubungkan Pasifik dan Atlantik.
Dia menganggap terusan itu sebagai simbol kehebatan Amerika dalam kebulatan tekad dan pengetahuan teknologi
Roosevelt mulai berlayar ke Panama dan Puerto Rico tanggal 9 November 1906 dan akan berlangsung selama 17 hari.
Pembangunan terusan itu mengalami kemunduran, termasuk kecelakaan fatal dan wabah penyakit di antara para pekerja konstruksi.
Dia kemudian meminta kondisi kerja ditingkatkan, termasuk penyediaan layanan kesehatan yang lebih baik.
Pembangunan Terusan Panama dianggap sebagai pencapaian tertingginya sebagai presiden.
Setelah mengunjungi kanal itu, Roosevelt melawat ke Puerto Rico dan menyarankan warga negara itu menjadi warga negara AS.
Roosevelt kembali ke AS tanggal 26 November 1906.[3]
Baca: Hari Ini dalam Sejarah 6 November: Cabeza de Vaca Jadi Orang Eropa Pertama yang Mendarat di Texas
Kunjungan Presiden lainnya
Kunjungan Roosevelt tidak terlalu menimbulkan kontroversi karena dia mengawasi proyek AS.
Hal ini jauh berbeda dengan kunjungan Presiden Woodrow Wilson selama dua bulan ke Eropa setelah Perang Dunia I berakhir.
Menurut DPR dari Partai Republik, itu merupakan tanda Wilson lebih memfokuskan pada masalah luar negar dan mengesampingkan kewajibannya di dalam negeri.
Tidak hanya Wilson, kehadiran Franklin Delano Roosebelt dalam Konferensi Yalta tahun 1945 juga dikritik.
Dia dianggap menjual Eropa Timur dan membantu memulai terjadinya Perang Dingin.
Meski perang AS di panggung dunia meningkat setelah Perang Dunia I berakhir, diplomasi internasional masih belum dianggap sebagai bagian penting dari tugas presiden.
Presiden-presiden selanjutnya mencitrakan kunjungan internasional sebagai tugas untuk kebajikan, dan bukan kunjungan negosiasi.[4]
Baca: Hari Ini dalam Sejarah 6 November: PBB Mengutuk Kebijakan Apartheid di Afrika Selatan