PM Israel Benjamin Netanyahu: Selamat Joe Biden, Terima Kasih Donald Trump

Penulis: Dinar Fitra Maghiszha
Editor: Putradi Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

FOTO: Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada 27 Juli 2020.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memberikan ucapan selamat kepada kandidat Partai Demokrat Joe Biden atas hasil hitung cepat dalam Pemilihan Presiden Amerika Serikat.

Netanyahu mengharapkan pemerintahan Biden dapat bekerja sama untuk memperkuat aliansi kedua negara.

"Selamat @JoeBiden dan @KamalaHarris. Joe, kita punya ikatan personal yang panjang dan hangat selama hampir 40 tahun, dan saya mengenal Anda sebagai teman baik Israel", katanya.

"Saya berharap dapat bekerja dengan Anda berdua untuk lebih memperkuat aliansi khusus antara AS dan Israel," kata Netanyahu di akun Twitternya, di mana dirinya masih memasang foto bersama Trump di akunnya.

Sementara itu, Netanyahu juga mengucapkan terima kasih kepada Donald Trump atas usaha pengakuan terhadap Yerusalem dan Golan.

Baca: WOW Brand Award 2020, Motor Honda Paling Direkomendasi Masyarakat

Baca: Hasil Riset, UMP Yogyakarta Terkecil, Biaya Hidup Masyarakat Paling Tinggi

Menurutnya, Donald Trump telah membantu Israel membuat perjanjian perdamaian yang bersejarah.

"Terima kasih @realDonaldTrump atas persahabatan yang Anda tunjukkan terhadap negara Israel dan saya secara pribadi, atas pengakuan terhadap Yerusalem dan Golan, berdiri (melawan) Iran, membuat perjanjian perdamaian bersejarah untuk meningkatkan relasi Amerika-Israel ke tingkatan yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata Netanyahu.

Diketahui, ucapan selamat Netanyahu hadir beberapa jam setelah banyak pemimpin dunia dan sejumlah menteri Israel memberi selamat kepada Biden, meski Trump menolak untuk kalah dan terus maju dengan gugatan hukumnya.

Hubungan dekat Netanyahu dengan Donald Trump berbeda dengan pendahulunya, Barack Obama.

Menurut sejumlah kritikus, ini-lah yang membuat ada kesenjangan antara Partai Demokrat dan Israel, sebagaimana dilansir Reuters, Minggu (8/11/2020).

Baca: Sedang Naik Daun, Ini 4 Tanaman Hias yang Cocok Diletakkan dalam Ruangan

Baca: 7 Rekomendasi Tayangan Horor dan Thriller yang Menegangkan di Viu, Black hingga Strangers From Hell

Lebih jauh lagi, perselisihan Netanyahu dan pemerintahan baru AS dapat terjadi mengingat janji Biden yang ingin memulihkan keterlibatan AS dalam kesepakatan nuklir Iran.

Biden juga pernah berjanji untuk memulihkan hubungan AS atas sikap terhadap kebijakan pemukiman Israel di lokasi konflik dengan Palestina.

Sejalan dengan pemerintahan Trump selama empat tahun terakhir, Netanyahu diprediksi akan sedikit berbenturan dengan pemerintahan baru AS, meski kebutuhan Biden yang akan datang adalah kebijakan terlebih dahulu menangani krisis Covid-19 dan ekonomi AS.

Komentar Iran

Pemimpin Agung Iran, Ayatollah Ali Khamenei memberikan komentar atas ramainya pemberitaan tentang Pemilihan Presiden di Amerika Serikat,

Pria yang pernah menjabat sebagai Presiden Iran pada periode 1981-1989 ini menyoroti pemilu Amerika Serikat sebagai 'pertunjukan'.

Ia menyebut bahwa Pilpres AS merupakan contoh keburukan atas demokrasi liberal.

Melalui akun Twitternya, ia mengatakan ada kemerosotan politik, sipil, dan moral, terlepas dari apa pun hasilnya.

"Situasi di AS dan apa yang mereka katakan sebagai pemilu adalah pertunjukan/tontonan. Ini adalah contoh wajah buruk demokrasi liberal di AS. Terlepas dari hasilnya, satu hal yang jelas, (ada) kemerosotan politik, sipil, dan moral yang pasti dari rezim Amerika Serikat", kata Ali Khamenei.

Baca: Daftar 11 Provinsi yang Adakan Bebas Denda Pajak Kendaraan

Baca: Kemenangan Joe Biden Muncul di Halaman Depan Pemberitaan Surat Kabar di Eropa

Langkah Hati-Hati Meksiko

Saat sejumlah pemimpin dunia memberi ucapan selamat kepada kandidat Partai Demokrat, Joe Biden, beberapa pemimpin negara lain justru lebih hati-hati.

Beberapa pemimpin negara ini ingin memberi ucapan saat setelah ada pengumuman resmi.

Seperti diketahui, kemenangan Biden secara lugas diberitakan sejumlah media besar AS termasuk, AP, NBC, CBS, dan CNN.

Beberapa pimpinan negara juga terlihat mengucapkan selamat kepada Joe Biden seperti PM Inggris, Boris Johnson, Presiden Prancis Emmanuel Macron, PM Kanada Justin Trudeau, Kanselir Jerman Angela Merkel, dan PM India Narendra Modi.

Namun, itu berbeda dengan Presiden Meksiko, Andres Manuel Lopez Obrador, atau yang dikenal sebagai Amlo.

Baca: Kemenangan Joe Biden Muncul di Halaman Depan Pemberitaan Surat Kabar di Eropa

Calon presiden dari Partai Demokrat Joe Biden berbicara didampingi oleh calon wakil presiden, Senator Kamala Harris (D-CA), di teater The Queen pada 05 November 2020 di Wilmington, Delaware. (Drew Angerer / Getty Images / AFP) (Drew Angerer / Getty Images / AFP)


Baca: Viral Video Mirip Gisel, Pakar Telematika Roy Suryo Buka Suara, Barang Sekitar Bisa Jadi Petunjuk

Amlo mengatakan terlalu dini memberikan ucapan selamat untuk Joe Biden.

Menurutnya, pihak Meksiko masih akan menunggu 'semua masalah hukum' atas pemilu diselesaikan terlebih dahulu.

Pernyataan ini merujuk atas tuntutan yang diajukan Trump dan tim kampanyenya atas dugaan kecurangan pemilu.

Meski Trump dan tim belum mengajukan bukti-bukti, Amlo tetap pada pendiriannya untuk tidak mengucapkan kata selamat untuk Biden.

"Kami tidak ingin ceroboh," kata Amlo kepada wartawan, dilansir TribunnewsWiki.com dari BBC, Minggu (8/11).

Baca: Akun Donald Trump Muncul Paling Atas ketika Pengguna Twitter Mencari Kata Loser

Presiden AS Donald Trump tiba untuk berbicara di Brady Briefing Room di Gedung Putih di Washington, DC pada 5 November 2020. (Brendan Smialowski / AFP) (Brendan Smialowski / AFP)


Baca: Pakar Sebut Debat Gibran-Teguh Melawan Bagyo-FX Suparjo seperti Bumi dan Langit

"Kami tidak mau asal bertindak dan kami ingin menghormati usaha dan hak orang terlebih dahulu," katanya merujuk pada Trump dan tim kampanye.

Seperti diketahui, tim kampanye Trump sedang mengajukan langkah hukum atas dugaan kecurangan pemilu.

Melansir CBS News, seorang pejabat senior tim kampanye menyebut bahwa sebelumnya sudah diprediksi bahwa pertarungan pemilu akan berlangsung lama dan berlarut-larut.

Ia mengatakan bahwa tim kampanye Trump optimis masih ada harapan agar bisa terpilih kembali sebagai presiden.

Saat ditanya apakah gugatan hukum akan berhasil, pejabat tersebut mengatakan 'apa pun bisa terjadi'.

Baca: Joe Biden Terpilih Jadi Presiden ke-46 AS, Bagaimana Perhitungan Pollingnya?


Baca: Kamala Harris Ukir Dua Sejarah: Wanita Pertama dan Wanita Kulit Berwarna Pertama Jadi Wapres AS

Pejabat tersebut menambahkan "tidak ada satu orang pun yang markas kampanye yang terkejut dengan media yang ramai-ramai memproyeksikan kemenangan Biden.".

"Mereka siap bertarung dan sedang mempersiapkan gugatan adanya penipuan pemilih", ujarnya.

Hitung Cepat: Joe Biden Diproyeksikan Menangkan Pemilu

Berdasarkan hasil hitung cepat, kandidat calon presiden dari Partai Demokrat Joe Biden dipastikan memenangkan Pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS).

Ia mengantongi 290 suara pemilihan sementara Trump masih tertinggal di angka 214.

Namun berbeda dari sejumlah media lain di mana Biden masih berada di angka 279.

Kemenangan Biden secara lugas diberitakan sejumlah media besar AS termasuk, BBC, Associated Press, NBC, CBS, dan CNN.

Beberapa pimpinan negara juga terlihat mengucapkan selamat kepada Joe Biden seperti PM Inggris, Boris Johnson, Presiden Prancis Emmanuel Macron, PM Kanada Justin Trudeau, dan masih banyak lainnya.

Sementara sejumlah media-media lokal di negara-negara lain juga menjadikan kemenangan Biden sebagai headline utama berita.

Baca: Pakar Sebut Debat Gibran-Teguh Melawan Bagyo-FX Suparjo seperti Bumi dan Langit

Calon presiden dari Partai Demokrat Joe Biden berbicara sambil diapit oleh calon wakil presiden, Senator Kamala Harris (D-CA), di teater The Queen pada 05 November 2020 di Wilmington, Delaware. (Drew Angerer / Getty Images / AFP)


Baca: Hari Ini dalam Sejarah 8 November: Wilhelm Conrad Rontgen Menemukan Sinar X, Bagaimana Kisahnya?

Terdapat perbedaan perhitungan di antara media-media antara angka 290 dan 279 bagi Joe Biden.

Bagaimana perhitungan pollingnya?

Sebelumnya Biden memeroleh angka 264 (proyeksi Associated Press (AP), Foxnews, dan Guardian). Angka 264 ini adalah tambahan 253 Biden sebelumnya dengan hasil di Arizona (+11).

AP telah memproyeksikan Arizona bakal dimenangkan Biden.

Oleh AP, Pada Sabtu malam, (8/11), Biden menambah perolehan angka electoral college dari Pennsylvania (+20), dan Nevada (+6).

Baca: Kamala Harris Ukir Dua Sejarah: Wanita Pertama dan Wanita Kulit Berwarna Pertama Jadi Wapres AS

Kandidat Presiden dari Partai Demokrat Joe Biden melepas masker wajahnya ketika dia tiba untuk berbicara di Chase Center di Wilmington, Delaware, pada 4 November 2020.  (JIM WATSON / AFP)


Baca: Ditanya soal Gorden di Dalam Video Syur Mirip Dirinya, Gisel Hanya Tersenyum Kecut

Bagaimana dengan Georgia dan North Carolina (menurut AP)?

Di Georgia, AP mewartakan bahwa selisih Biden dan Trump masih terpaut kecil, sehingga sulit untuk memastikan siapa yang bakal unggul meski suara sudah masuk 99%. Beberapa saat lagi akan diumumkan hasil suara di Georgia.

Sementara di North Carolina, AP mewartakan bahwa Trump masih memimpin di negara bagian tersebut.

Angka 279

Sejumlah media (seperti BBC, Telegraph) ikut memberitakan kemenangan Biden, tetapi dengan angka yang berbeda, yakni 279.

Baca: Bansos Tunai Rp200.000 Dilanjutkan hingga 2021, Berikut Cara Mengecek Penerimanya

Baca: BMKG - Prakiraan Cuaca Minggu 8 November 2020: Pontianak Hujan, Awas Hujan Petir di 4 Wilayah Ini

Perhitungannya adalah: Angka electoral votes Biden sebelumnya yakni 253, ditambah Pennsylvania (+20), dan Nevada (+6).

Angka ini diluar dari perhitungan di Arizona yang oleh BBC, Biden masih memimpin, tetapi belum diproyeksikan menang.

Terlepas dari perbedaan pemberitaan media, Joe Biden dipastikan akan menjadi Presiden Amerika Serikat ke-46.

Sementara Kamala Harris mencetak sejarah dengan menjadi wanita pertama yang menjabat sebagai Wakil Presiden AS.

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Dinar Fitra Maghiszha)



Penulis: Dinar Fitra Maghiszha
Editor: Putradi Pamungkas
BERITA TERKAIT

Berita Populer