Netanyahu mengharapkan pemerintahan Biden dapat bekerja sama untuk memperkuat aliansi kedua negara.
"Selamat @JoeBiden dan @KamalaHarris. Joe, kita punya ikatan personal yang panjang dan hangat selama hampir 40 tahun, dan saya mengenal Anda sebagai teman baik Israel", katanya.
"Saya berharap dapat bekerja dengan Anda berdua untuk lebih memperkuat aliansi khusus antara AS dan Israel," kata Netanyahu di akun Twitternya, di mana dirinya masih memasang foto bersama Trump di akunnya.
Sementara itu, Netanyahu juga mengucapkan terima kasih kepada Donald Trump atas usaha pengakuan terhadap Yerusalem dan Golan.
Baca: WOW Brand Award 2020, Motor Honda Paling Direkomendasi Masyarakat
Baca: Hasil Riset, UMP Yogyakarta Terkecil, Biaya Hidup Masyarakat Paling Tinggi
Menurutnya, Donald Trump telah membantu Israel membuat perjanjian perdamaian yang bersejarah.
"Terima kasih @realDonaldTrump atas persahabatan yang Anda tunjukkan terhadap negara Israel dan saya secara pribadi, atas pengakuan terhadap Yerusalem dan Golan, berdiri (melawan) Iran, membuat perjanjian perdamaian bersejarah untuk meningkatkan relasi Amerika-Israel ke tingkatan yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata Netanyahu.
Diketahui, ucapan selamat Netanyahu hadir beberapa jam setelah banyak pemimpin dunia dan sejumlah menteri Israel memberi selamat kepada Biden, meski Trump menolak untuk kalah dan terus maju dengan gugatan hukumnya.
Hubungan dekat Netanyahu dengan Donald Trump berbeda dengan pendahulunya, Barack Obama.
Menurut sejumlah kritikus, ini-lah yang membuat ada kesenjangan antara Partai Demokrat dan Israel, sebagaimana dilansir Reuters, Minggu (8/11/2020).
Baca: Sedang Naik Daun, Ini 4 Tanaman Hias yang Cocok Diletakkan dalam Ruangan
Baca: 7 Rekomendasi Tayangan Horor dan Thriller yang Menegangkan di Viu, Black hingga Strangers From Hell
Lebih jauh lagi, perselisihan Netanyahu dan pemerintahan baru AS dapat terjadi mengingat janji Biden yang ingin memulihkan keterlibatan AS dalam kesepakatan nuklir Iran.
Biden juga pernah berjanji untuk memulihkan hubungan AS atas sikap terhadap kebijakan pemukiman Israel di lokasi konflik dengan Palestina.
Sejalan dengan pemerintahan Trump selama empat tahun terakhir, Netanyahu diprediksi akan sedikit berbenturan dengan pemerintahan baru AS, meski kebutuhan Biden yang akan datang adalah kebijakan terlebih dahulu menangani krisis Covid-19 dan ekonomi AS.
Pemimpin Agung Iran, Ayatollah Ali Khamenei memberikan komentar atas ramainya pemberitaan tentang Pemilihan Presiden di Amerika Serikat,
Pria yang pernah menjabat sebagai Presiden Iran pada periode 1981-1989 ini menyoroti pemilu Amerika Serikat sebagai 'pertunjukan'.
Ia menyebut bahwa Pilpres AS merupakan contoh keburukan atas demokrasi liberal.
Melalui akun Twitternya, ia mengatakan ada kemerosotan politik, sipil, dan moral, terlepas dari apa pun hasilnya.
"Situasi di AS dan apa yang mereka katakan sebagai pemilu adalah pertunjukan/tontonan. Ini adalah contoh wajah buruk demokrasi liberal di AS. Terlepas dari hasilnya, satu hal yang jelas, (ada) kemerosotan politik, sipil, dan moral yang pasti dari rezim Amerika Serikat", kata Ali Khamenei.
Baca: Daftar 11 Provinsi yang Adakan Bebas Denda Pajak Kendaraan
Baca: Kemenangan Joe Biden Muncul di Halaman Depan Pemberitaan Surat Kabar di Eropa