Video berdurasi sekitar 10 detik tersebut merekam akibat kejadian tersebut, yakni jenazah mengalami pendarahan.
Rekaman tersebut juga memperlihatkan keluarga yang menangis histeris setelah melihat kondisi jenazah.
Ugas Iswantoro, selaku Koordinator Pengamanan dan Penegakan Hukum Satgas Covid-19 Probolinggo menjelaskan, jenazah tersebut adalah MA (49) warga Paiton yang meninggal karena Covid-19.
Sebelumnya pasien dirawat di RSUD dr Saleh.
Pendarahan tersebut, kata Ugas, membuat keluarga nekat membuka peti jenazah.
Padahal tim medis sudah mengatakan jika MA terpapar virus corona atau Covid-19.
Baca: Menkes Terawan Mengaku ke WHO: Kerja Sama Jadi Kunci Penanganan Covid-19 di Indonesia
Baca: WHO Bakal Undang Menkes Terawan, Sebut Penanganan Covid-19 di Indonesia Positif
Penjelasan tentang riwayat penyakit yang diderita MA juga sudah diberitahukan kepada pihak keluarga.
"Adanya pendarahan itu keluarga kan tidak kuat. Tetapi kembali lagi pendarahan itu karena jenazah memiliki riwayat stroke pendarahan," kata Ugas.
Hal ini lah yang memicu jenazah tersebut mengalami pendarahan.
"Selain status Covid-19, beliau didiagnosa stroke pendarahan. Sebelum meninggal, tensi darahnya tinggi sehingga memecah pembuluh darah di otak, maka dengan sendirinya bisa terjadi pendarahan di hidung atau telinga," kata Ugas, Jumat (6/11/2020).
Proses pengantaran jenazah ke rumah duka yang berjarak cukup jauh memicu jenazah warga Paiton ini mengalami pendarahan.
"Peti pemulasaran jenazah ada yang berbeda dari kabupaten dengan di kota. Kalau di kota rupanya tidak ada penahan kayu atau penyanggah untuk memiringkan posisi jenazah. Sehingga perjalanan yang cukup jauh ke Paiton, posisi jenazah rentan berubah," ungkap Ugas.
Ugas juga mneyatakan supaya netizen tidak termakan provokasi dugaan si pengunggang video tersebut.
Yang ternyata menyebut jika tim medis telah lalai dalam mengurus jenazah tersebut.
Ugas juga menyampaikan, pengunggah video akan diselidiki.
"Ada pertimbangan, kami akan selidiki si pengunggah video, saya sudah rapat dengan Wakapolres karena kalau dibiarkan akan membahayakan," kata Ugas.
Kemudian, Ugas memastikan tracing juga akan dilakukan pada keluarga yang bersentuhan langsung dengan jenazah dalam waktu dekat.
"Keluarga pasti akan kami tracing," tandasnya.