Putra sulung Trump, Don Jr menuduh partainya 'lemah'.
Sementara adiknya, Eric Trump mengatakan: "Para pemilih kami tidak akan pernah melupakan jika (Anda) sama seperti domba"
Meski perhitungan suara belum selesai, Joe Biden masih unggul sementara atas Donald Trump.
Cuitan bernada kekesalan dari keluarga Trump itu memperlihatkan ada perselisihan dengan partai.
Baca: 7 Weton Terpopuler di Jawa, Beruntunglah Buat Anda yang Lahir di Hari Tersebut
Baca: 6 Drama Korea Inspiratif soal Perjuangan Mengejar Mimpi di Usia Muda, Start-Up hingga The Producers
Diketahui Trump sedang berusaha untuk menggugat pemilu ke Mahkamah Agung atas dugaan kecurangan.
Sejumlah pendukung Trump juga terlibat bentrok dengan petugas.
Mereka menginginkan agar perhitungan dihentikan.
Anggota senior Partai Republik, Senator Negara Bagian Utah, Mitt Romney dan Gubernur Maryland, Larry Hogan telah memperingatkan agar kampanye pendukung Trump tidak merusak proses demokrasi.
"Kurangnya aksi dari semua calon Republik pada 2024, sunguh menakjubkan," tulis Don Jr mengkritik partai.
"(Padahal) mereka punya cara yang sempurna untuk bersedia dan mampu bertarung, tapi mereka hanya akan meringkuk di depan media. Tapi tak perlu khawatir, @realDonaldTrump akan bertarung dan seperti biasa mereka (Partai Republik) cuma dapat menonton", cuit Donald Jr.
Baca: Update Pilpres AS: Polisi Selidiki Dugaan Rencana Serangan di Lokasi Perhitungan di Philadelphia
Baca: BMKG - Prakiraan Cuaca Sabtu 7 November 2020: Awas Cuaca Esktrem di Bengkulu dan 3 Wilayah Berikut
Donald Jr memberi tahu pendukungnya di Atlanta, Georgia, bahwa langkah sang ayah mengajukan proses hukum atas proses perhitungan suara adalah hal yang benar.
Ia menegaskan bahwa proses hukum yang diambil ayahnya adalah perjuangan hidup dan mati.
"Saya pikir hal nomor satu yang dapat dilakukan Donald Trump di pemilihan ini adalah bertarung sampai mati," katanya.
Kepolisian Pennsylvania melakukan penyelidikan atas dugaan rencana serangan ke lokasi perhitungan suara, Pennsylvania Convention Center di Kota Philadelphia.
Diketahui perhitungan suara di Pennsylvania masih berlangsung hingga saat ini sehingga polisi menjaga ketat pusat perhitungan suara untuk negara bagian tersebut.
Sebagaimana diwartakan ABC News, Jumat (6/11/2020), polisi menduga ada rencana sekelompok orang -dimungkinkan satu keluarga- yang akan berkendara dari Virginia menggunakan SUV Hummer untuk menyerang lokasi.
Kepolisian menyatakan telah menyita kendaraan dan menangkap seorang pria yang merupakan pendukung Donald Trump.
Sampai berita ini diturunkan, polisi masih mengungkap dugaan serangan.
Baca: Update Pilpres AS 2020: Kejar Angka, Partai Demokrat Desak Pemilih untuk Cek Surat Suara di Georgia
Baca: Bukan Karena Sukses Atasi Pandemi, Ini Alasan Menkes Terawan Diundang WHO jadi Pembicara
Philadelphia merupakan kota di Negara Bagian Pennsylvania yang menjadi salah satu pusat perhitungan suara.
Sebagaimana diwartakan BBC, Sekretariat Negara setempat mengestimasi sekitar 550.000 suara masih belum terhitung.
Meski Trump masih unggul atas Biden, tetapi selisih angka keduanya begitu tipis, sekitar 23.000 suara.
Ini yang kemudian membuat pendukung Trump menyerukan 'Hentikan Perhitungan' dengan tuduhan ada kecurangan dalam pemilu, meski tanpa menunjukkan bukti.
Pennsylvania masih menjadi unggulan bagi Demokrat, mengacu pada angka yang diperoleh Hillary Clinton pada 2016.
Meski Donald Trump sedang berupaya mengambil langkah hukum atas perhitungan yang masih berlangsung, optimisme pendukung Joe Biden dilaporkan sedang tumbuh di negara bagian itu.
Terlihat para pendukung Biden menari sambil bernyanyi di depan Pennsylvania Convention Centre.
Baca: Trump Tuding Ada Konspirasi Besar Libatkan Teknologi, Uang, Media, Lembaga Survei, dan Demokrat
Baca: Hari Ini dalam Sejarah 6 November: PBB Mengutuk Kebijakan Apartheid di Afrika Selatan
Demokrat Minta Pemilih di Georgia Cek Surat Suara Partai Demokrat di negara bagian Georgia mendesak para pemilihnya untuk mengecek surat suara yang telah diproses oleh panitera pemilu.Diketahui terdapat surat suara yang ditolak karena tak ada pemilihnya dan/atau tanda tangannya tidak valid.
Sementara panitera pemilu menyediakan batas waktu bagi pemilih untuk membetulkan hak surat suaranya paling lambat pukul 17.00, Jumat (6/11) waktu setempat.
Pemilih diminta untuk mengecek apakah surat suaranya telah dihitung atau ditolak.
Pengecekan dapat dilakukan melalui online / daring.
Anggota Demokrat perwakilan New York, Alexandria Ocasio-Cortez ikut mendorong pemilih yang tinggal namun tidak hadir di Georgia untuk memeriksa surat suara mereka.
Baca: Hari Ini dalam Sejarah 6 November: PBB Mengutuk Kebijakan Apartheid di Afrika Selatan
Baca: Viral Tukang Bangunan Hancurkan Rumah yang Sudah Dibangun, Kesal karena Gaji Tak Dibayarkan
Seperti diketahui, selisih angka Joe Biden dan Donald Trump di Georgia semaking berkurang. Biden menempel ketat perolehan Trump.
Hingga Kamis malam (5/11), Trump hanya unggul sekitar 1.800 suara atas Biden, semakin kecil setelah sebelumnya berjarak 31.000 suara.
Sebagai informasi, Georgia mempunyai 16 suara electoral college, dan masih ada sekitar puluhan ribu suara lagi yang akan dihitung. (BBC menyebut ada sekitar 15.000 surat suara yang belum dihitung).
Apabila Demokrat menang di Georgia, maka membuat total peroleh Joe Biden menjadi 269 (253 + 16), satu angka lagi menuju 270 suara yang dibutuhkan untuk duduk di Gedung Putih.
Saat ini, Biden meraup 253 angka electoral college (belum termasuk proyeksi angka Arizona (+11), Pennsylvania (+20), Nevada (+6), dan North Carolina (+15), dan Alaska (+3)).
Baca: Viral Video Puluhan Pemotor di Cileungsi Jatuh Terpeleset saat Hujan, Dipicu karena Galian Tanah
Baca: Anissa Aziza Lahirkan Anak Kedua, Tulis Pesan Menyentuh untuk Raditya Dika
Sementara Trump masih tertinggal di angka 214.
Terdapat media yang telah memproyeksikan angka tambahan bagi Biden di Arizona, meski total suara yang masuk masih 90%.
Seperti Associated Press yang memproyeksikan tambahan 11 untuk Arizona bagi Biden sehingga tercantum angka 264 (253+11).