Polisi Prancis Tahan 4 Orang Baru Diduga Terlibat dalam Serangan di Gereja Notre Dame Nice Prancis

Penulis: Dinar Fitra Maghiszha
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Orang-orang menyalakan lilin di luar Basilika Notre-Dame de l'Assomption di Nice pada tanggal 29 Oktober 2020 untuk menghormati tiga korban tewas.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Kepolisian Prancis menahan 4 orang baru yang diduga berkaitan dengan serangan di Gereja Basilika Notre-Dame de Nice, Prancis.

Sebagaimana dilansir Reuters, BGM TV, dan AFP, Selasa (3/11/2020), ini menambah penangkapan 6 orang yang dilakukan polisi pada Sanin (2/11).

Penangkapan terakhir terjadi pada Sabtu, (31/10/2020) di mana dua orang diamankan di Kota Grasse, dekat pantai selatan Prancis, lapor media BFM TV.

Sedangkan tersangka utama, Brahim Aoussaoui berusia 21 tahun dari Tunisia masih dalam kondisi kritis setelah ditembak polisi, dilansir Reuters, Minggu (1/11/2020).

Pasca-insiden teror di Gereja yang menewaskan 3 orang, keluarga Brahim Aoussaoui angkat bicara tentang aktivitas terakhir pelaku sebelum melakukan serangan di Basilika Notre Dame de Nice, Prancis.

Baca: Momen Penyelamatan Korban Gempa Turki: Cerita Petugas saat Selamatkan Balita Tiga Tahun

Tentara Prancis mengamankan Basilika Notre-Dame de Nice setelah serangan pisau di Nice pada 29 Oktober 2020. Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan Prancis sedang diserang dan meningkatkan status keamanan nasional menjadi ke level maksimum, darurat. Pasukan keamanan ditambah dari 3.000 menjadi 7.000 untuk menjaga tempat ibadah dan sekolah. (ERIC GAILLARD / POOL / AFP)

Baca: Update Korban Gempa Bumi Turki - Yunani: Total 85 Orang Meninggal Dunia

Kepada televisi Al Arabiya, saudaranya mengatakan bahwa Brahim memberi kabar ingin bermalam di depan katedral.

"Dia juga mengirim foto gedung itu. Dia meneleponku ketika tiba di Prancis", dilansir Daily Mail, Jumat (30/10/2020).

Saat tahu, adiknya adalah dalang peristiwa tersebut, pria bernama Yacine ini mengaku terkejut.

Keluarga Aoussaoui berbicara kepada media dari sebuah lingkungan kumuh di Tunisia, tepatnya di daerah Bouhajla, Tunisia.

Baca: Terungkap Inilah Wajah Pelaku Teror Gereja Prancis, Pembantai Sadis 3 Orang Korban Tewas

Brahim Aoussaoui, pelaku pembantaian 3 warga Prancis di Gereja Basilika Notre-Dame de Nice, Prancis. (Ansa / Daily Mail)

Baca: Anggota DPR Termuda Tanggapi Pertanyaan Megawati Terkait Sumbangsih Anak Muda: Tidak Adil

"Apa yang kami lihat dalam gambar tersebut (rilis polisi) adalah dia, putra kami," kata perwakilan mereka.

Sementara dari Kota Sfax Tunisia, ibu pelaku, dengan mata berlinang air mata, menyebut anaknya sempat menghubungi melalui telepon.

Ketika mengetahui foto anaknya tersebar luas, ibu bernama Kmar ini tak kuasa menahan tangis.

Ia terkejut mendengar putranya adalah pelaku penusukan.

Lebih jauh lagi, dirinya tak tahu apa yang sang anak rencanakan.

Baca: Bayi Baru Lahir Dibuang oleh Siswi SMA di Depan Panti Asuhan, Ada Buku Catatan di dalam Tas

Polisi memblokir akses ke Basilika Notre-Dame de l'Assomption di Nice pada 29 Oktober 2020 setelah seorang pria yang memegang pisau membunuh tiga orang di gereja. Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan Prancis sedang diserang dan meningkatkan status keamanan nasional menjadi ke level maksimum, darurat. Pasukan keamanan ditambah dari 3.000 menjadi 7.000 untuk menjaga tempat ibadah dan sekolah. (Valery HACHE / AFP)

Baca: Bekam Mulut Korban Menggunakan Plastik, Pelaku Pembunuhan PSK di Bekasi Diduga Psikopat

"Kamu itu tak bisa bahasa Prancis, kamu tak punya kenalan siapa pun di sana, mengapa kamu pergi ke sana?" kata sang ibu seraya mengingat perkataan di telepon kepada anaknya jauh sebelum insiden terjadi.

Diketahui pelaku tengah berjuang untuk mendapatkan pekerjaan tetap sebelum berencana meninggalkan negara asalnya yakni Tunisia.

Sebelum ke Prancis, pelaku melakukan 'berbagai pekerjaan' serabutan, kata seorang tetangga.

Sementara itu juru bicara pengadilan Tunisia mengatakan Brahim tidak diklasifikasikan sebagai seorang militan garis keras sebelum meninggalkan negaranya.

Sosoknya juga tidak dikenali oleh pasukan keamanan anti-teror.

Baca: Viral Truk Ikut Balap Lari di Pantai, Belasan Penumpang Termasuk Anak-anak Terguling

Sejumlah warga menyalakan lilin di luar Basilika Notre-Dame de l'Assomption di Nice pada tanggal 29 Oktober 2020 untuk menghormati tiga korban penyerang pisau, yang memotong tenggorokan setidaknya satu wanita, di dalam gereja di kota French Riviera. (Valery HACHE / AFP)

Baca: Sinopsis The Walking Dead Season 1 Part 2, Kelanjutan Penyebaran Wabah Zombie, Hari Ini di Transtv

Dia mengatakan Brahim telah meninggalkan negaranya sekitar 14 September.

Tahu satu warganya adalah pelaku teror di Prancis, otoritas Tunisia mengutuk keras serangan tersebut dan mengatakan pihaknya melakukan penyelidikan.

"Tunisia mengutuk keras insiden teroris di Nice dan turut bersolidaritas dengan pemerintah dan rakyat Prancis," kata pernyataan dari kementerian luar negeri.

Polisi Ungkap Cara Pelaku Masuk Prancis

Kepolisian mengungkap cara pelaku teror memasuki Prancis sebelum melakukan pembunuhan sadis terhadap 3 orang di Basilika Notre Dame de Nice, Prancis, Kamis (29/10/2020).

Pelaku bernama Brahim Aoussaoui dilaporkan pada 8 Oktober 2020 sedang dalam karantina Covid-19 selama 20 hari di Pulau Lampedusa, Sisilia, Italia.

Pada 20 September, pria berusia 21 tahun tersebut berada di kapal untuk karantina mandiri, di Bari, Italia.

Baca: Bayi Baru Lahir Dibuang oleh Siswi SMA di Depan Panti Asuhan, Ada Buku Catatan di dalam Tas

Brahim Aoussaoui, pelaku pembantaian 3 warga Prancis di Gereja Basilika Notre-Dame de Nice, Prancis. (Ansa / Daily Mail)

Baca: Bekam Mulut Korban Menggunakan Plastik, Pelaku Pembunuhan PSK di Bekasi Diduga Psikopat

Diketahui, ia merupakan seorang imigran yang memiliki keinginan untuk pergi ke Prancis.

Saat berada di Italia, dirinya tercatat bersih dari catatan kriminal.

Namun, ia tidak memiliki hak resmi sebagai imigran di Italia.

Dirinya diminta untuk keluar dari Italia dalam waktu tujuh hari.

Baca: Pemuda 17 Tahun Tak Kuat Tahan Nafsu Intip dan Rekam Mama Muda Sedang Mandi, Diam-diam Dilaporkan

Dua warga Muslim Prancis salat di Basilika Notre-Dame de la Garde di Marseille, Prancis tenggara, pada 29 Oktober 2020, sebagai penghormatan kepada para korban serangan pisau di dalam sebuah gereja di Nice, di Riviera Prancis. Para pemimpin dunia mengutuk keras serangan teroris di Nice, Prancis. (Christophe SIMON / AFP)

Baca: Yaidah Urus Akta Kematian Anak Sampai Jakarta, Pemkot Surabaya Minta Maaf dan Ganti Rugi

Alih-alih dideportasi oleh pihak Italia, dirinya dilepaskan begitu saja.

Belum jelas kapan waktu persis ia meninggalkan Italia menunju Paris dengan menggunakan kereta pada 9 atau 10 Oktober.

Petugas masih mencari sebab lolosnya dia menyeberangi perbatasan ke Prancis tanpa terdeteksi.

Ia sampai di ibukota Prancis, Paris pada 29 Oktober, persis di hari pembantaian.

Dari Paris, ia menuju ke Nice menggunakan kereta pagi.

Baca: Pelajar SMK di Depok Tawuran, Seorang Siswa Tewas, Satu Kena Luka Bacok

Baca: Viral Truk Ikut Balap Lari di Pantai, Belasan Penumpang Termasuk Anak-anak Terguling

Tiba di kota Nice pada pukul 6.30 pagi, dirinya dilaporkan mengirimkan foto Basilika Notre-Dame de Nice kepada saudaranya di Tunisia.

Kepada saudaranya, ia mengatakan ingin bermalam di sana.

Momen Insiden

Saat gereja basilika dibuka pada 8.30 pagi, ia masuk ke dalam, dan berada di sana selama sekitar setengah jam.

Ia kemudian mengeluarkan pisau 12 inci dan menyerang 3 orang dengan cara yang mengerikan.

Seorang polisi yang tiba di lokasi kejadian atas panggilan telepon menembak pelaku sekitar pukul 09.10 pagi.

Polisi menembak sebanyak 14 kali ke arah pelaku yang meneriakkan 'Allahu Akbar' saat melakukan aksinya.

Setelah pelaku dibawa polisi, petugas menemukan barang bukti berupa dua pisau lain yang tidak terpakai, sebuah Al-quran, dan dua ponsel, serta tas dan sejumlah barang pribadi.

Baca: Menengok Keseruan Proses di Balik Layar Film Over The Moon yang Sudah Tayang di Netf

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Dinar Fitra Maghiszha)



Penulis: Dinar Fitra Maghiszha
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
BERITA TERKAIT

Berita Populer