Informasi awal
TRIBUNNEWSWIKI.COM - Hughes H-4 Hercules, saat itu menjadi pesawat terbesar pada masanya, terbang perdana pada 2 November 1947.
Sayangnya, itu juga menjadi penerbangan terakhir bagi pesawat yang dijuluki Hughes Flying Boat dan dibuat oleh Hughes Aircraft Company.
Dibuat dengan kayu birch dan cemara (oleh karena itu disebut Spruce Goose), pesawat itu memiliki sayap yang lebih panjang daripada lapangan sepak bola.
Menghabiskan biaya pengembangan sebesar $23 juta, Hughes H-4 Hercules dirancang mampu membawa lebih dari 700 orang ke medan pertempuran.
Meski sukses melakukan penerbangan perdana, prototipe Spruce Goose tidak pernah masuk produksi karena ada kritik terhadap desain pesawat itu.[1]
Baca: Hari Ini dalam Sejarah 1 November 1512: Mahakarya Michelangelo di Kapel Sistina Diperlihatkan
Ide pembuatan
Pada tahun 1942, setelah Amerika Serikat (AS) ikut dalam Perang Dunia II, pemerintah AS menugaskan Hughes Aircraft Company untuk membuat sebuah flying boat.
Flying boat tersebut harus mampu membawa orang dan material dalam jarak yang jauh.
Perintah tersebut muncul setelah kapal-kapal AS yang membawa pasukan dan perlengkapan ke Inggris dikaramkan oleh kapal selam Jerman.
Dengan memakai pesawat, Departeman Perang AS berharap dapat menghindarinya kapal selam Jerman sehingga pasukannya bisa sampai ke Inggris.[2]
Baca: Hari Ini dalam Sejarah 1 November 1952: Amerika Serikat Meledakkan Bom Hidrogen Pertama di Dunia
Pengembangan
Pesawat itu awalnya dinamakan HK-1 dan didesain bisa membawa kargo seberat 68 ton atau dua tank M-4 atau 750 prajurit.
HK-1 merupakan gagasan Henry J. Kaiser yang bekerja sama dengan Hughes yang saat itu sudah mendesain pesawat besar.
Pembuatan pesawat mulai dilakukan tahun 1942 dan ada tiga pesawat yang akan dibuat dalam waktu dua tahun.
Selama perancangan dan pengembangan pesawat, muncul perbedaan pendapat di antara Kaiser dan Hughes. Kaiser kemudian keluar dari proyek.
Proyek itu dilanjutkan dengan nama H-4 Hercules dan dijalankan oleh Hughes yang menandatangi kontrak dari pemerintah untuk membuat satu pesawat.
Pembuatan pesawat dapat dikatakan sangat lambat dan bahkan belum selesai ketika perang akan berakhir.
Pesawat itu dibangun di Hughes Airport, bagian barat Los Angeles. Dari sana bagian-bagian pesawat dikirim ke Long Beach, tempat pesawat dirakit.[3]
Baca: Hari Ini dalam Sejarah 30 Oktober: Jembatan Bosporus Resmi Dibuka, Menghubungkan Asia dan Eropa
Terbang perdana
Pesawat itu dibuat menggunakan kayu karena material keperluan perang saat itu langka.
Media menamakan pesawat itu Spruce Goose meskipun pada kenyataannya dibuat menggunakan kayu birch, bukan spruce.
Hughes membenci nama itu karena dianggap mengejek pembuatnya.
H-4 Hercules memiliki berat sekitar 181 ton, dan panjang sayapnya bahkan melebihi panjang lapangan sepak bola.
Pesawat itu memiliki rangka tunggal, delapan mesin radial, ekor vertikal tunggal, fixed wingtip floats, sayap kantilever penuh, dan tail surface.[4]
Spruce Goose baru selesai tahun 1946, setahun setelah perang berakhir, dan menghabiskan $23 juta.
Namun, pesawat itu mendapat banyak kritik. Kongres meminta Hughes membuktikan bahwa pesawat itu layak terbang.
Hughes menyetujui dan membawa prototipe itu ke Long Beach Harbour untuk dites.
Ribuan orang datang untuk menyaksikan pesawat itu bergerak lambat di permukaan air.
Mereka terkejut ketika melihat pesawat raksasa itu terbang 70 kaki di atas air dan menempuh jarak sekitar satu mil sebelum mendarat.
Meski uji coba sukses, Spruce Goose tidak pernah masuk produksi. Para pengkritik menduga rangka kayunya tidak cukup untuk mendukung beratnya selama perjalanan jauh.
Namun, Hughes mengabaikan mereka dan menganggap pesawat itu sebagai pencapaian besar dalam dunia penerbangan.
Selama tahun 1947 hingga kematiannya tahun 1976, dia menyimpan prototipe itu di hanggar dan menghabiskan biaya $1 juta per tahun.
Spruce Goose saat ini disimpan di Evergreen Aviation Museum, McMinnville, Oregon.[5]
Baca: Hari Ini dalam Sejarah: Uni Soviet Meledakkan Tsar Bomba, Bom Nuklir Terdahsyat sepanjang Masa