Antisipasi Lonjakan Kasus Covid-19, Lebanon Perpanjang Kebijakan Jam Malam

Penulis: Dinar Fitra Maghiszha
Editor: Archieva Prisyta
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Melalui Keputusan Departemen Dalam Negeri Lebanon, Minggu (1/11/2020), pemerintah meminta warga untuk tidak bepergian ke luar rumah atau berada di jalanan antara pukul 9 malam hingga 5 pagi., FOTO: Ilustrasi Bendera Lebanon

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Lebanon memperpanjang kebijakan jam malam untuk menghadapi lonjakan kasus infeksi Covid-19.

Pemerintah memutuskan memberlakukan lockdown total di sejumlah kota dan desa.

Melalui Keputusan Departemen Dalam Negeri Lebanon, Minggu (1/11/2020), pemerintah meminta warga untuk tidak bepergian ke luar rumah atau berada di jalanan antara pukul 9 malam hingga 5 pagi.

Kebijakan ini resmi berlaku Senin (2/11/2020), tetapi masih belum memutuskan akhir masa berlakunya.

Total 115 kota dan desa di Lebanon menerapkan kebijakan lockdown.

Baca: Momen Penyelamatan Korban Gempa Turki: Cerita Petugas saat Selamatkan Balita Tiga Tahun

FOTO: Sebuah gambar menunjukkan pemandangan udara di ibu kota Lebanon, Beirut, dan Laut Mediterania sebagai latar belakang, pada 27 Oktober 2020. (THOMAS COEX / AFP)

Baca: Pendaftaran BLT UMKM Rp2,4 Juta Masih Dibuka, Berikut Persyaratan dan Tips agar Tidak Ditolak

Seperti diketahui, muncul kenaikan angka infeksi kasus Covid-19.

Otoritas menyebut ada 'bahaya tingkat tinggi' yang sedang menanti.

Pihak berwenang menutup bar dan klub malam, sementara restoran dan dapat beroperasi dalam waktu setengah hari.

Sedangkan pertemuan dan perayaan publik resmi dilarang.

Sebagai negara dengan penduduk lebih dari 5 juta, Lebanon diuji dengan naiknya jumlah kematian dan pasien selama beberapa minggu terakhir.

Baca: Pendaftaran BLT UMKM Rp2,4 Juta Masih Dibuka, Berikut Persyaratan dan Tips agar Tidak Ditolak

Baca: Begini Cara Cek Kepesertaan BPJS Kesehatan, Perlu Registrasi Ulang atau Tidak

Lebih dari 80.000 kasus tercatat di negara ini.

Menurut statistik Departemen Kesehatan, jumlah kasus yang tercatat hampir dua kali lipat antara September dan Oktober 2020.

Di negara yang menampung 1 juta pengungsi ini, persentase pasien positif meningkat lebih dari 12 persen untuk setiap 100 tes.

Sementara rata-rata usia pasien yang meninggal akibat Covid-19 mengalami penurunan.

Pria nekat kabur dari karantina akibat Covid-19 hanya untuk bertemu dengan pacarnya. (Grafis Tribunnews.com/Ananda Bayu S)

Dirjen WHO Tedros Adhanom Kontak dengan Pasien Covid-19

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa dirinya  kini tengah melakukan karantina mandiri setelah sempat berhubungan dengan seseorang yang ternyata positif Covid-19.

Dalam tweetnya pada Minggu malam, Tedros menambahkan bahwa dia bebas dari gejala dan merasa sehat.

“Saya telah diidentifikasi sebagai kontak dari seseorang yang dites positif # COVID19. Saya baik-baik saja dan tanpa gejala tetapi akan melakukan karantina sendiri dalam beberapa hari mendatang, sejalan dengan protokol @WHO, dan bekerja dari rumah, ”kata Tedros.

Mantan menteri luar negeri Ethiopia berusia 55 tahun itu telah berada di garis depan dalam upaya badan kesehatan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk memerangi pandemi.

Sejauh ini, Covid-19 telah merenggut hampir 1,2 juta nyawa dan menginfeksi lebih dari 46 juta orang di seluruh dunia sejak pertama kali terdeteksi di China akhir tahun lalu.

Baca: Ribuan Orang Montenegro Hadiri Pemakaman Pemimpin Gereja Ortodoks yang Wafat karena Covid-19

Halaman
12


Penulis: Dinar Fitra Maghiszha
Editor: Archieva Prisyta
BERITA TERKAIT

Berita Populer