Umat Muslim Prancis Turut Berduka dan Marah atas Insiden Nice: Pelaku Jauh dari Nilai-nilai Islam

Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: haerahr
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Orang-orang menyalakan lilin di luar Basilika Notre-Dame de l'Assomption di Nice pada tanggal 29 Oktober 2020 untuk menghormati tiga korban penyerang pisau, yang memotong tenggorokan setidaknya satu wanita, di dalam gereja di kota French Riviera.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Muslim di Prancis mengungkapkan kesedihan dan kemarahan mereka atas insiden serangan yang terjadi di Kota Nice, Kamis (29/10/2020).

Diberitakan Al Jazeera, mereka mengatakan kejahatan tersebut tidak menjadi representasi nilai-nilai Islam.

Serangan yang terjadi di sebuah gereja itu menjadi yang ketiga di Prancis dalam sekitar sebulan ini.

Hal ini kian meningkatkan ketegangan antara Prancis dan negara-negara Muslim di dunia.

Terlebih lagi setelah Presiden Emmanuel Macron melontarkan komentar yang kontroversial beberapa waktu lalu.

Kendati demikian, seorang aktivis hak-hak sipil Prancis, Yasser Louati, mengatakan pelaku kejahatan seperti itu tak memandang agama.

FOTO: Anggota unit polisi taktis elit RAID dari Prancis masuk untuk menggeledah Basilika Notre-Dame de Nice, sementara petugas forensik menunggu di luar setelah serangan pisau di Nice pada 29 Oktober 2020. (Valery HACHE / AFP)

Baca: Terungkap Inilah Wajah Pelaku Teror Gereja Prancis, Pembantai Sadis 3 Orang Korban Tewas

Bahkan baginya, ideologi seperti itu jauh dari nilai-nilai Islam.

"Seorang wanita dipenggal di dalam gereja, ini berarti orang-orang ini tidak ada hubungannya dengan yang suci. Tidak ada batasan moral bagi mereka, ”kata Louati kepada Al Jazeera.

Ia pun mengambil kasus tak kalah banyaknya Muslim yang diserang di masjid.

“Sekitar 750 orang tewas di masjid-masjid di seluruh dunia, mengapa kita tidak dapat menghubungkan titik-titiknya dan melihat bahwa ideologi ini telah menyebar sehingga sejauh ini, kita kalah dalam pertarungan gagasan."

"Kita menangani serangan ini seolah-olah mereka terpisah satu sama lain padahal tidak."

Prancis Tenggelam dalam Kebencian

Dua warga Muslim Prancis salat di Basilika Notre-Dame de la Garde di Marseille, Prancis tenggara, pada 29 Oktober 2020, sebagai penghormatan kepada para korban serangan pisau di dalam sebuah gereja di Nice, di Riviera Prancis. Para pemimpin dunia mengutuk keras serangan teroris di Nice, Prancis. (Christophe SIMON / AFP)

Baca: Mahathir: Prancis Salahkan Seluruh Muslim dan Islam atas Perbuatan Satu Orang yang Marah

Aktivis organisasi amal Barakacity, Idriss Sihamedi, juga mengecam aksi serangan dengan pisau itu.

"Serangan-serangan ini serius, dan fakta ini terjadi di tempat-tempat di mana orang-orang datang untuk mencari perdamaian, ini membuatnya sangat serius," katanya dalam sebuah tweet.

Ia pun menyebut publik Prancis telah tenggelam dalam kemarahan dan kebencian.

“Dukungan untuk keluarga korban, tapi juga untuk umat. Prancis tenggelam dalam kegilaan, kebencian, kemarahan, dan balas dendam," katanya.

Sementara jurnalis Faiza Ben Mohammed mengingatkan pentingnya perjuangan nabi atas nilai-nilai perdamaian dan hidup berdampingan.

“Nabi Muhammad berkata: 'Siapapun yang menyakiti seorang Yahudi atau Kristen akan menemukan dalam diriku musuhnya pada Hari Penghakiman,” katanya.

Warga Muslim Jerman berdoa di tugu peringatan darurat bagi para korban penikaman Nice, di depan kedutaan Prancis di Berlin, Jerman, Kamis (29/10/2020). (John MACDOUGALL / AFP)

Baca: Wali Kota Christian Estrosi Sebut Pelaku Teror di Nice Prancis Berkaitan dengan Islamo-Fasisme

Hal senada juga dikatakan oleh Fatima Ouassak, dari Front de Mères.

Dirinya mengungkapkan simpati pada korban.

Halaman
12


Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: haerahr
BERITA TERKAIT

Berita Populer