Jika Terpilih sebagai Presiden AS, Joe Biden Janjikan UU Kesetaraan LGBTQ di 100 Hari Pertama

Penulis: Niken Nining Aninsi
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mantan wakil presiden dan calon presiden dari Partai Demokrat Joe Biden menerima nominasi Partai Demokrat untuk presiden AS pada hari terakhir Konvensi Nasional Demokrat, yang diadakan secara virtual di tengah pandemi virus korona baru, di Chase Center di Wilmington, Delaware pada 20 Agustus 2020.

TEIBUNNEWSWIKI.COM - Calon presiden (capres) dari Partai Demokrat, Joe Biden, berjanji untuk mengesahkan undang-undang untuk hak LGBTQ dalam UU Kesetaraan, yang menjadikannya prioritas utama, jika terpilih jadi presiden AS.

Melansir Reuters pada Kamis (29/10/2020), Biden berharap dapat menandatangani UU hak sipil tersebut dalam 100 hari kepemimpinannya, jika ia menang dalam pilpres AS Selasa (3/11/2020).

Biden adalah salah satu pemimpin yang memberikan suara untuk hak lesbian, gay, biseksual, transgender dan queer, sejak menjabat sebagai wakil presiden pada masa Barack Obama dari 2009 hingga 2017.

Biden telah memperjuangkan UU Kesetaraan sebelumnya, tapi prioritasnya untuk masalah ini menjadi signifikan, karena mengingat ada urgensi pandemi Virus Corona serta sejumlah perintah eksekutif dan tindakan regulasi lainnya yang membutuhkan perhatian pada awal pemerintahan presiden AS periode baru.

Dia menguraikan agendanya untuk hak LGBTQ dalam sebuah wawancara melalui email dengan penerbit Philadelphia Gay News, Mark Segal, seorang pembela hak-hak gay yang dikenal secara nasional sejak 1970-an.

"Saya akan mengesahkan UU Kesetaraan sebagai prioritas legislatif teratas dalam 100 hari pertama saya," ujar Biden yang menantang Donald Trump, capres petahana dari Partai Republik, yang menentang langkah tersebut.

Baca: Tuding Joe Biden Hanya Untungkan China, Donald Trump Malah Ketahuan Punya Rekening di Negeri Panda

Pemerintahan Trump menentang UU Kesetaraan, dengan mengatakan itu akan "melemahkan hak orang tua dan hati nurani," dan juga telah membatasi hak-hak queer atas nama kebebasan beragama.

Tim kampanye Trump tidak segera menanggapi tantangan Biden dan belum berkomentar kepada media tentang pernyataan Biden tersebut.

Dewan Perwakilan Rakyat AS yang dipimpin Demokrat mengesahkan UU Kesetaraan pada 2019, tetapi UU itu terhenti di Senat yang dikendalikan Republik.

Biden akan membutuhkan Demokrat untuk memegang DPR dan mengendalikan Senat untuk memastikan pengesahan UU itu.

UU Kesetaraan akan melindungi warga AS dari diskriminasi berdasarkan identitas seksual dan identitas gender dengan mengubah UU Hak Sipil 1964, salah satu pencapaian paling dihormati dari gerakan hak-hak sipil, yang melarang diskriminasi berdasarkan ras, agama, jenis kelamin, dan asal negara.

Calon Presiden dari Partai Demokrat dan mantan Wakil Presiden AS Joe Biden berbicara saat debat presiden pertama di Case Western Reserve University dan Cleveland Clinic di Cleveland, Ohio, Selasa (29/9/2020) waktu setempat. (Jim WATSON / AFP) (Jim WATSON / AFP)

Di hadapan internasional, Biden juga berjanji untuk membela diplomat Amerika yang menyuarakan hak-hak LGBTQ di negara-negara yang memusuhi orang-orang queer.

Kemudian, berjanji untuk menggunakan "berbagai alat diplomatik Amerika," termasuk diplomasi pribadi, pernyataan publik, dan badan-badan Perserikatan Bangsa-Bangsa, untuk mempromosikan kesetaraan itu.

"Saya akan melawan para penindas dan sekali lagi menempatkan hak asasi manusia sebagai pusat keterlibatan Amerika dengan dunia," kata Biden.

Baca: Debat Pilpres AS Panas, Joe Biden Tuding Trump Sebabkan Kematian Warga: Tak Bisa Jadi Presiden

 Joe Biden Tuding Trump Sebabkan Kematian Warga

Debat Calon Presiden AS diselenggarakan pada Kamis (22/10/2020) malam, atau Jumat pagi waktu Indonesia.

Dalam debat tersebut, Calon Partai Demokrat, Joe Biden, membuka debat dengan mengatakan Donald Trump tak bakal jadi presiden.

Pasalnya, ia gagal menangani pandemi Covid-19.

Bahkan, Biden menuduh Trump menyebabkan banyak kematian warga AS selama pandemi.

"Siapa pun yang menyebabkan kematian banyak orang tidak bisa tetap menjadi Presiden Amerika Serikat," ujar Biden merujuk Trump.

Halaman
123


Penulis: Niken Nining Aninsi
Editor: Ekarista Rahmawati Putri

Berita Populer