Timnas Indonesia U-19 pun kini dihadapkan lagi dengan agenda-agenda selanjutnya.
Shin Tae-yong sendiri kembali ke negaranya, Korea Selatan dan memimpin Bagas Kaffa latihan secara virtual.
Kemudian, Shin akan kembali ke Indonesia dan menemani Timnas Indonesia U-19 kembali jalani pemusatan latihan di negara yang tempatnya kini sedang dilobi oleh PSSI.
Perkembangan Timnas Indonesia U-19 pun dinilai cukup positif.
Beberapa pelatih dan pengamat sepak bola menilai, Shin Tae-yong membawa pengaruh baik untuk Timnas Indonesia U-19, terutama terkait disiplin dan mentalitas para pemain
Meski begitu, rupanya apa yang dikerjaka Shin saat ini juga mengundang kritik dari pengamat sepak bola lain di Indonesia.
Beberapa waktu lalu, komentator bola kenamaan, Yusuf Kurniawan atau yang biasa disapa Bung Yuke melontarkan kritikan cukup pedas kepada sang arsitek Timnas Indonesia U-19 tersebut.
Ia menyebutkan bahwa pelatih asal Korea Selatan itu tidak cakap dalam membangun sepak bola Indonesia secara keseluruhan termasuk didalamnya soal penerapan fondasi dan filosofi sepak bola Indonesia.
Namun, apa yang dilontarkan oleh Bung Yuke pun mendapat balasan dari pengamat bola lain.
Baca: Tantangan Lebih Berat, Timnas Indonesia U-16 Diharapkan Rekrut Pemain Keturunan yang Berkualitas
Komentator bola kondang lainnya, Tommy Welly ternyata tidak setuju dengan pernyataan Yuke.
Pria yang akrab dengan sapaan Bung Towel itu pun menyinggung Yuke yang tak bisa membedakan peran Shin Tae-yong saat ini sebagai pelatih, dan perbedaanya dengan direktur teknik.
"Shin Tae-yong itu bukan direktur teknik, Shin Tae-yong adalah head coach tim nasional yang kebetulan diberi wewenang menangani beberapa kelompok timnas."
"Mulai senior, U-22 dan U-20 atau yang saat ini U-19," katanya di kanal Youtube Gocek Bung Towel, Kamis (22/10/2020).
"Artinya membangun fondasi dan filosofi bukan tanggung jawab atau area kewenangan Shin Tae-yong."
"Jadi Shin Tae-yong menciptakan, membuat maksimal performa timnas U-19 atau U-20 tahun depan," tambah Bung Towel.
Terkait dalam menciptakan performa yang maksimal, Bung Towel meminta agar Shin Tae-yong bekerja seperti yang ia inginkan.
Selain itu ia menyebutkan bahwa peran publik dan media tak kalah pentingnya dalam melakukan pengawasan terhadap timnas saat ini.
Dengan adanya kontrol terhadap timnas maka dapat dipastikan seluruh program yang dijalankan oleh timnas dapat termonitor dengan baik.
Baca: Jadwal Main Timnas Indonesia U-19 di Kroasia Resmi Berakhir, Bagaimana Nasib Para Pemain Pasca TC?
"Bagaimana caranya adalah sesuai dengan cara yang dipahami oleh Shin Tae-yong."
"Semua harus mengawasi, menjaga supaya timnas kita mendapatkan sebuah control social dari media dan publik," sebutnya.
Tommy Welly pun menilai yang dikatakan Yuke soal Shin Tae-yong adalah salah alamat.
"Tetapi koridornya harus pas, jangan salah alamat jangan ketuker."
"Kritikannya untuk direktur teknik atau Shin Tae-yong? Kalau soal fondasi memang bukan areanya STY," tuturnya.
Rupanya, adu opini dua pengamat sepak bola kondang Indonesia itu terkait Shin Tae-yong mendapat sorotan dari media asal negeri sang pelatih, Korea Selatan.
Asean Express menyoroti langsung perdebatan tersebut dalam sebuah artikelnya pada Rabu (28/10/2020).
"Dalam beberapa waktu terakhir, sepak bola Indonesia diramaikan dengan anggapan mengenai pelatih Shin Tae-yong."
"Kritikus sepak bola Yusuf Kurniawan mengatakan Shin Tae-yong tidak cukup untuk mebangun fonasi atau filosofi sepak bola Indonesia menjadi kompetitif," tulis media tersebut.
Shin Tae-yong sendiri saat in itelah menyelesaikan pemusatan latihan (TC) Timnas Indonesia U-19 di Kroasia.
Pasukan Garuda Muda telah tiba di Jakarta pada Selasa (27/10/2020).
Para pemain akan diliburkan sejenak setelah TC di Kroasia 2 bulan.
Selanjutnya, pemusatan latihan akan digelar lagi secara virtual per 4 November 2020.
PSSI dan Shin Tae-yong masih meggodok tujuan TC Timnas Indonesia U-19 selanjutnya di luar negeri.
Beberapa negara sedang menjadi pemahasan di antaranya, Belanda, Jepang, dan Kroasia lagi.
"Hal yang paling jelas tim akan tetap keluar (luar negeri). Kemarin Prancis , tapi mereka tak memberikan masuk ke sana," kata Mochamad Iriawan.
"Kami jajaki Belanda, Jepang juga demikian. Kami juga tanya Shin Tae-yong apakah bisa juga ke Korea Selatan," ujar Iriawan di Hotel Fairmont, Jakarta, Selasa (27/10/2020), mengutip dari Bolaspot.com berjudul Media Korsel Turut Soroti Kritikan Komentator Indonesia ke Shin Tae-yong.
"Kemana pun pemerintah dan PSSI siap memberangkatkan. Kami ingin ke negara dengan tim-tim bagus seperti Kroasia," ujar pria yang akrab disapa Iwan Bule itu.
"Karena manfaatnya banyak sekali kalau TC ke luar negeri, seperti kemarin di Kroasia," pungkasnya.
Terkait progres perkembangan David Maulana dkk di Timnas Indonesia U-18, beberapa pengamat sepak bola Indonesia angkat suara.
Salah satunya yakni pelatih asal Brasil, Jaino Matos yang kini ikut berkecimpung pada pengembangan sepak bola usia muda di Indonesia
Tangan dingin Jaino Matos pun tak sembarangan dalam mempoles bakat muda di Indonesia
Misalnya melalui Diklat Persib, karya Jaino Matos mampu menghasilkan pemain potensial seperti Febri Hariyadi, Gian Zola, Alfath Fathier, hingga Hanif Sjahbandi.
Baca: Timnas Indonesia U-19 Kini Diisi 4 Pemain Keturunan, Bagaimana Cara Shin Tae-yong Menyeleksi Mereka?
Jaino juga sempat mengembangkan pendidikan usia dini di Borneo FC dan Badak Lampung FC.
Menurutnya, Timnas Indonesia U-19 saat ini mulai perlahan menemukan resep obat yang tepat untuk sembuhnya penyakit lama khas pesepak bola Indonesia yakni masalah kedisiplinan, dedikasi, dan pengembangan mental pemain.
Berdasarkan pengalamannya, Jaino merasa pemain muda di Indonesia sebenarnya terlalu dimanjakan.
Akibatnya, mereka kurang memiliki tanggung jawab terhadap profesi dan gampang turun kualitasnya saat berlaga di level senior.
Masuknya pelatih dengan level disilpin tinggi seperti Shin Tae-yong seakan menjadi obat mujarab bagi penyakit menahun di skuad Garuda Muda.
Kehadiran pelatih asal Korea Selatan itu langsung memberikan warna baru, setidaknya di Timnas Indonesia U-19.
“Semoga dipertahankan. Usia muda kita terlalu dikasih kendor, jadi mereka sulit menjadi dewasa,” kata Jaino Matos.
“Sekarang dengan masuknya STY, skenario berubah menjadi tanpa kompromi, tanpa iseng-iseng."
"Harus sungguh-sungguh, harus tempur, dan harus serius,” imbuhnya.
Dalam pandangan Jaino, masalah kedisiplinan, pola pikir, dan mental pemain telah menggerogoti pemain Indonesia sejak lama.
Itulah penyebab utama timnas Indonesia kalah bersaing saat mengikuti ajang-ajang internasional.
Dia pun yakin bahwa satu-satunya obat adalah pelatih yang tegas dan berpendirian seperti sosok Shin Tae-yong.
Baca: Rapat Bersama Jokowi, Ketum PSSI Sebut 3 Peningkatan Timnas Indonesia Sejak Dilatih Shin Tae-yong
“Dari dulu saya yakin jika ada pelatih yang berani membawa perubahan drastis dalam hal kedisiplinan dan sikap, sepak bola kita akan berubah. Talenta sudah ada,” ucap pelatih berusia 40 tahun itu.
“Mental perang, mental menerima tekanan dulu lemah, yang sekarang sudah diubah sama STY.”
“Itulah kuncinya, disiplin, dedikasi dan tujuan. Yang tidak sanggup mengikuti pola dia (Shin Tae-yong) dicoret biar tahu diri. Memang harus begitu,” pungkasnya.
Selain itu, Shin Tae-yong juga pelatih yang sangat keras menerapkan pola makan ketat atlet bagi anak asuhnya di Timnas Indonesia U-19.
Makanan dengan banyak minyak, gorengan, pedas dan lain-lain yang dinilai tak bagus untuk atlet pun sangat dilarang oleh Shin Tae-yong.
Kebetulan, tantangan untuk menjaga pola makan yang benar sebagai atlet pun belum menjadi budaya bagi pesepak bola di Indonesia. Hadirnya Shin Tae-yong tentu akan membuat banyak pemain yang ingin masuk Timnas Indonesia harus ekstra keras dan berusaha menjaga pola makan mereka.