Wali Kota Christian Estrosi Sebut Pelaku Teror di Nice Prancis Berkaitan dengan 'Islamo-Fasisme'

Penulis: Dinar Fitra Maghiszha
Editor: Melia Istighfaroh
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

FOTO: Kepolisian Prancis berjaga di depan Basilika Notre Dame di Kota Nice, Prancis pasca-insiden serangan teror 29 Oktober 2020 yang menewaskan 3 orang.

Peringatan: Tulisan di bawah ini dimungkinkan dapat mengganggu kenyamanan pembaca

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Wali Kota Nice, Christian Estrosi datang ke lokasi kejadian pasca-insiden teror di Basilika Notre-Dame de Nice, Prancis.

Ia mengatakan bahwa serangan terjadi tepat di pusat Basilika Notre-Dame.

Mengomentari betapa ngerinya insiden tersebut, Estrosi mengatakan bahwa ada seorang korban lansia wanita yang 'secara kasat mata-terpenggal'.

Diketahui menurut laporan polisi, satu dari ketiga korban tewas mengalami luka yang cukup serius di bagian leher.

Baca: Laporan Polisi Terkait 3 Korban Tewas dalam Serangan Teror di Basilika Notre-Dame, Nice, Prancis

FOTO: Wali Kota Nice, Prancis Christian Estrosi mengunjungi tempat kejadian perkara (Twitter @cestrosi)

Baca: Kesal Racikan Ganjanya Dimakan, Binaragawan Ini Siksa Seekor Kucing Sampai Mati

Dalam narasinya, Estrosi berkata bahwa pelaku ada kaitannya dengan 'Islamo-Fasisme', di mana tersangka "mengulang-ulang kalimat Allahu Akbar", dikutip dari BBC, Kamis (29/10).

Estrosi membandingkan serangan di Nice dengan pembunuhan guru Samuel Paty, yang dipenggal di dekat sekolahnya, belakangan ini,

Ia menyebut insiden di Nice ini sebagai 'aksi terorisme'.

Menurut Estrosi, satu orang tewas -yaitu laki-laki- di dalam Basilika tersebut adalah seorang sipir gereja.

"Terduga pelaku dilumpuhkan polisi saat ditahan. Dia sedang dalam perjalanan ke rumah sakit, dia masih hidup," kata Estrosi kepada wartawan, dilansir Reuters, Kamis (29/10/2020).

Baca: Tak Harus Datang Sendiri, Bayar Pajak Kendaraan Lima Tahunan Bisa Diwakilkan, Ini Syaratnya

Baca: Info Beasiswa GYA, Selain Dapat Biaya Kuliah, Bisa Berkesempatan Jalin Relasi Internasional

“Sudah, cukup sudah,” tambahnya.

"Saat ini waktunya Prancis membuktikan dirinya tidak menyalahi hukum perdamaian agar bisa dengan pasti menyingkirkan Islamo-Fasisme dari wilayahnya," ujarnya.

Namun demikian, polisi belum mengumumkan apa motif serangan tersebut.

Teror Lain

Sementara itu, beberapa jam setelah serangan di Nice, kepolisian dilaporkan menembak mati seorang pria yang mengancam pejalan kaki dengan pistol.

Insiden itu terpisah dari kejadian di Nice.

Tepatnya di Montfavet, dekat kota Avignon, selatan Prancis,

Baca: Update Terbaru Serangan Teror di Nice Prancis: 3 Orang Tewas

Baca: Jarak ke Rumah Sakit Membutuhkan Waktu 3 Hari, Ibu di Aceh Terpaksa Melahirkan di Jalan

Menurut stasiun radio Europe 1, pelaku meneriakkan "Allahu Akbar".

Polisi telah menembak mati seorang pria yang membawa senjata.

Teror di Tengah Perayaan Maulid Nabi

Serangan hari Kamis ini terjadi tepat pada perayaan Maulid Nabi Muhammad, yang dirayakan umat muslim di seluruh dunia.

Tragedi ini juga terjadi di tengah kemarahan umat muslim atas 'pembelaan Prancis' terhadap hak 'penerbitan karikatur' atas nabi yang masih menjadi isu kontroversial.

Baca: Dikunjungi Menteri Luar Negeri Mike Pompeo, Jokowi Berharap AS Jadi True Friend of Indonesia

FOTO: Anggota unit polisi taktis elit RAID dari Prancis masuk untuk menggeledah Basilika Notre-Dame de Nice, sementara petugas forensik menunggu di luar setelah serangan pisau di Nice pada 29 Oktober 2020. (Valery HACHE / AFP)

Baca: Ternyata Ini Penyebab Bau Mulut Saat Bangun Tidur Meski Sudah Gosok Gigi Sebelum Tidur

Diwartakan sebelumnya, para pengunjuk rasa di berbagai belahan dunia, menggelar aksi mengecam Prancis, buntut dari hal kontroversial tersebut.

 (TRIBUNNEWSWIKI.COM/Dinar Fitra Maghiszha)



Penulis: Dinar Fitra Maghiszha
Editor: Melia Istighfaroh
BERITA TERKAIT

Berita Populer