Informasi awal
TRIBUNNEWSWIKI.COM - Republik Turki diproklamasikan pada 29 Oktober 1923 untuk menggantikan Kekaisaran Ottoman yang dibubarkan.
Mustafa Kemal terpilih menjadi presiden pertama Republik Turki dan konstitusi republik diberlakukan pada 20 April 1924.
Dalam konstitusi itu, Islam masih dipertahankan sebagai agama negara, tetapi ketentuan ini dihapus tahun 1928 dan Turki menjadi negara sekuler.
Sementara itu, kekhalifahan dihapuskan pada 3 Maret 1924 dan semua anggota Dinasti Ottoman diusir dari Turki.[1]
Baca: Hari Ini dalam Sejarah 28 Oktober 1420: Beijing Ditetapkan sebagai Ibu Kota Dinasti Ming
Kemunduran Ottoman
Kekaisaran Ottoman mulai kehilangan dominasi ekonomi dan militernya atas Eropa pada abad ke-17.
Selain itu, kepemimpinan yang buruk dan persaingan dagang dari Amerika dan India turut melemahkan Ottoman.
Pada tahun 1683 Ottoman kalah dalam Pertempuran Wina.
Kekalahan ini semakin menunjukkan adanya kemunduran.
Selama seabad kemudian, kekaisaran ini mulai kehilangan wilayah pentingnya.
Yunani berhasil merdeka dari Turki tahun 1830.
Hal ini disusul oleh kemerdekaan Romania, Serbia, dan Bulgaria dari Turki pada tahun 1878.
Selama Perang Balkan tahun 1912-1923, Ottoman kehilangan hampir seluruh wilayahnya di Eropa.[2]
Baca: Hari Ini dalam Sejarah: Bahasa Indonesia Dinyatakan sebagai Bahasa Persatuan, Bagaimana Sejarahnya?
Perang Dunia I dan Penghapusan Kekaisaran
Menjelang Perang Dunia I (1914-1918), Ottoman menjalin aliansi rahasia dengan Jerman.
Ottoman kemudian berada di pihak Sentral (Jerman dan Austria-Hungaria).
Namun, perang ini menjadi bencana bagi Ottoman karena dua pertiga militernya menjadi korban.
Selain itu, ada tiga juta warga sipil yang tewas, di antara mereka adalah 1,5 juta orang Armenia.[3]
Sementara itu, muncul seorang perwira bernama Mustafa Kemal yang menjadi pemimpin yang berpengaruh.
Pada perjanjian perdamaian pascaperang, Sekutu mencabut semua provinsi Arab dari Kekuasaan Ottoman.
Saat itu, Kemal telah mengorganisir gerakan kemerdekaan yang bermarkas di Ankara yang bertujuan mengakhiri pendudukan asing atas wilayah berbahasa Turki dan mencegah mereka terpecah.
Pemerintahan sultan di Istanbul berusaha menghukum mati Kemal, tetapi Kemal didukung oleh militer dan rakyat.
Kemal kemudian mengancam menyerang Istanbul yang sedang diduduki Inggris dan kekuatan Sekutu lainnya.
Inggris bersedia berunding untuk mencapai perdamaian, dan mengirim undangan kepada pemerintahan sultan di Istanbul dan pemerintahan Kemal di Ankara.
Namun, sebelum perundingan dimulai, Majelis Nasional Besar di Ankara mengeluarkan resolusi yang menyatakan pemerintahan sultan terlah berakhir.
Karena merasa keselamatannya terancam, sultan terakhir melarikan diri. Perjanjian perdamaian baru ditandatangani pada Juli 1923 yang isinya mengakui negara Turki merdeka.[4]
Baca: Hari Ini dalam Sejarah 27 Oktober: Vasili Arkhipov Menyelamatkan Dunia dari Perang Nuklir
Republik Turki diproklamasikan
Pada 29 Oktober 1923, Majelis Nasional menyatakan Turki menjadi negara republik dan memilih Kemal sebagai presiden pertama.
Konstitusi republik diberlakukan secara penuh mulai 20 April 1924.
Dalam konstitusi itu, Islam masih dipertahankan sebagai agama negara, tetapi ketentuan ini dihapus tahun 1928 dan Turki menjadi negara sekuler.
Kemal menjabat sebagai presiden sampai kematiannya tahun 1938. Dia menerapkan berbagai reformasi yang membaratkan negara tersebut.[5]
Baca: Hari Ini dalam Sejarah 26 Oktober: Pertama Kalinya Jantung Manusia Digantikan Jantung Baboon