Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Nusa Tenggara Timur (NTT) Marius Ardu Jelamu mengatakan, dengan adanya pembangunan tempat wisata tersebut diharapkan dapat memberi nilai tambah secara ekonomi kepada masyarakat NTT.
Ia menuturkan, dengan adanya proyek pembangunan Jurassic Park tersebut, maka ekonomi masyarakat sekitar akan terbantu.
"Karena ketika semua pusat suvenir dibangun di sana termasuk sarana prasarana pendukung dibangun, maka ekonomi masyarakat akan berkembang.
Itu juga memberi nilai tambah buat pendapatan asli daerah," ujar dia.
Marius juga menjelaskan, tempat wisata "Jurassic Park" itu akan dibangun di Pulau Rinca.
Sedangkan Pulau Komodo tetap akan menjadi kawasan konservasi.
Adapun terkait dampak negatif yang mungkin ditimbulkan terhadap perkembangan hidup komodo, menurutnya hal itu dianggap menjadi konsekuensi dari sebuah pembangunan.
Baca: Walhi Sebut Pembangunan Jurassic Park Menciptakan Neraka bagi Komunitas Komodo
Baca: Trending #SaveKomodo di Twitter, Warganet Risau Potensi Habitat Rusak, Ini Kata Pemerintah
Namun demikian, pihaknya meminta masyarakat untuk tidak menafsirkan secara tunggal terkait foto viral tersebut.
"Tapi yang perlu diluruskan adalah jangan diberi tafsiran-tafsiran yang aneh-aneh, misalnya itu komodo tidak suka. Itu kan tidak bisa ditafsirkan seperti itu," ujarnya.
"Jadi tidak boleh menafsir sesuatu secara simbolis bahwa seolah-olah komodo tidak menyukai pembangunan itu dan sebagainya," kata Marius menambahkan.
Sebelumnya, sempat viral foto seekor komodo yang berjalan berpapasan dengan sebuah truk proyek pembawa material bangunan.
Foto tersebut mulanya viral di media sosial Twitter.
Dalam narasi yang berkembang, foto tersebut ditafsirkan seolah-olah komodo sedang menolak rencana pembangunan destinasi wisata " Jurassic Park" di kawasan taman nasional itu.
Bahkan tagar #SaveKomodo pun trending dan menilai proyek tersebut bisa berpotensi merusak habitat asli komodo.
Sejalan dengan hal itu, Wakil Ketua Komisi IV DPR RI yang membidangi masalah lingkungan dan konservasi, Dedi Mulyadi turut angkat bicara.
Dedi meminta pembangunan yang dilakukan Pemprov NTT tidak mengusik habitat komodo.
Pasalnya, tempat itu merupakan habitat asli komodo yang seharusnya justru dilindungi dan menjadi prioritas utama.
Baca: Proyek Pembangunan di Pulau Rinca Jadi Sorotan, Kementerian LHK: Tidak Membahayakan Populasi Komodo
Baca: Alasan Media Asing Mengimbau Wisatawan untuk Tidak Datang ke Bali dan Pulau Komodo
Dedi juga khawatir, jika pembangunan itu tetap dipaksakan tanpa melakukan kajian secara matang justru dapat memberikan dampak negatif terhadap perkembangan hidup satwa komodo di lokasi tersebut.
"Habitat aslinya itu adalah komodo. Dengan demikian, yang benar-benar dilindungi ya komodo. Pemerintah harus fokus pada perlindungan komodo," kata Dedi melalui sambungan telepon, Selasa (27/10/2020). "
Jangan sampai Pulau Komodo berubah jadi pulau Mang Dodo karena kebanyakan malah dihuni manusia. Sementara habitat aslinya tersingkir," tambahnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Menyoal Pembangunan Jurassic Park dan Foto Viral Komodo "Adang" Truk di NTT"