BPPTKG Yogyakarta menyatakan erupsi Gunung Merapi selanjutnya semakin dekat.
Hal tersebut berdasarkan pengamatan aktivitas vulkanik Gunung Merapi yang meningkat, secara kegempaan dan deformasi atau perubahan bentuk gunung.
Hingga kini, secara rata-rata, terjadi enam kali gempa gempa dangkal, 23 kali gempa dangkal, dan deformasi sebesar 2 sentimeter dalam setiap hari.
Meski demikian, letusan dalam waktu dekat diperkirakan tidak sebesar yang terjadi pada 2010.
"Hal ini menunjukkan waktu erupsi berikutnya semakin dekat, diperkirakan tidak akan sebesar 2010 dan cenderung mengikuti perilaku erupsi pada tahun 2006. Status Gunung Merapi masih waspada dan aktivitas masih berlangsung, kita harus siap," jelas Hanik saat peringatan dasawarsa erupsi merapi 2010, yang disiarkan melalui daring, Senin (26/10/2020).
Sebagai informasi, letusan Gunung Merapi yang terjadi November hingga Desember 2010 membuat lebih dari 300.000 orang mengungsi dan sedikitnya 353 orang tewas.
Menurut Hanik, peningkatan aktivitas Gunung Merapi yang terjadi belakangan ini berbeda dengan jelang letusan pada 2010 dan 2006.
"Sudah dua tahun lebih di mana erupsi didominasi dengan gas, bersifat eksplosif tetapi dengan indeks eksplosif rendah yaitu satu. Atau jika dibanding dengan erupsi 2010 seperseribu, dan seperseratus jika dibandingkan dengan erupsi tahun 2006," katanya.
Baca: Museum Gunung Merapi
Letusan Gunung Merapi pada 2010 tercatat memiliki indeks erupsi 4.
Peristiwa serupa sebelumnya terjadi pada 1872.
"Erupsi besar 2010 memberikan pembelajaran berarti dalam pengelolaan kebencanaan gunung api baik itu peringatan dini, penyampaian informasi, dan lainnya," ujarnya.
Hanik juga menyatakan, kini ada tantangan mitigasi bencana karena adanya pandemi Covid-19.
Karena itu, dia berharap ada kesinambungan informasi dari pemangku kepentingan ke masyarakat.
"Data harus selalu ada secara kontinyu, informasi harus tetap sampai pada pemangku kepentingan maupun masyarakat. Kalau sampai terjadi krisis bagaimana cara menanggulangi, dan harus dilakukan secara komprehensif," sebut Hanik.
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta mengungkapkan ada peningkatan aktivitas kegempaan Gunung Merapi dalam sepekan terakhir.
Tercatat, sejak 16 Oktober 2020 hingga 22 Oktober 2020 ada 167 kali gempa hembusan, 63 kali gempa vulkanik dangkal, 433 kali gempa fase banyak, 23 kali gempa frekuensi rendah, 170 kali gempa guguran, dan 16 kali gempa tektonik.
Sedangkan sejak 9 Oktober 2020 hingga 15 Oktober 2020 terjadi 56 kali gempa hembusan, 41 kali gempa vulkanik dangkal, 319 kali gempa fase banyak, lima kali gempa frekuensi rendah, 67 kali gempa guguran, dan 10 kali gempa tektonik.
"Intensitas kegempaan pada minggu ini lebih tinggi dibandingkan minggu lalu," kata Kepala BPPTKG Yogyakarta, Hanik Humaida, dalam laporan aktivitas Gunung Merapi tanggal 16 Oktober - 22 Oktober 2020, Sabtu (24/10/2020).