Protes dilakukan selama masa kebaktian di Gereja, pada hari Minggu (25/10/2020).
Ini merupakan demonstrasi hari keempat berturut-turut para aktivis mengangkat spanduk dan poster, menurut media lokal, dikutip dari Associated Press, (25/10).
Seorang perempuan muda terlihat berdiri di dekat altar Gereja Warsawa sambil membawa poster "Mari berdoa untuk hak-hak aborsi".
Gelombang aksi ini terjadi buntut dari disahkannya aturan yang menyatakan bahwa 'menggugurkan janin yang cacat bawaan adalah inkonstitusional' oleh otoritas setempat.
Baca: Massa Militan Sayap Kanan di Italia Gelar Unjuk Rasa Menentang Kebijakan Lockdown
Baca: Warga Thailand Kembali Serukan Prayuth Out, Pasca-Ultimatum Mundur Tak Digubris Perdana Menteri
Seperti diketahui, Polandia yang mayoritas warganya menganut ajaran Katolik Roma ini mempunyai payung hukum tentang aborsi yang paling ketat di Eropa.
Keputusan yang disahkan otoritas pada Kamis (22/10) tersebut menghasilkan aturan larangan aborsi sepenuhnya.
Penyelenggara aksi yang menyebut diri mereka 'Women's Strike' berargumen bahwa memaksa perempuan melahirkan janin yang cacat parah dapat mengakibatkan penderitaan fisik dan mental bagi sang ibu di kemudian hari.
Otwock, sebuah kota di dekat Warsawa menjadi sorotan media lantaran para aktivis memasang spanduk yang cukup kontroversial tergantung di pagar Gereja, tertulis "Neraka bagi Wanita".
Para aktivis juga membuat poster-poster lain, termasuk gambar wanita hamil yang disalib dan digantung di luar gereja.
Baca: Niat Melerai, Anggota DPRD Jeneponto Malah Dibacok Warga Karena Masalah Knalpot
Baca: Puluhan Warga di Cikupa Tangerang Alami Keracunan, Diduga Akibat Makan Bubur Sumsum Keliling
Sementara itu, media sayap-kanan, Do Rzeczy menyebut aksi kelompok feminis ini sebagai "protes yang memalukan".
Gelombang aksi massa di Polandia hadir buntut dari putusan Mahkamah Konstitusi pada Kamis (22/10) yang dinilai merupakan manuver politik partai konservatidf-nasional di Polandia.
Sejumlah aktivis menyebut pengadilan menggunakan bahasa diskriminatif terhadap orang-orang dari komunitas LGBT.
Pada pekan lalu, Presiden Polandia menegaskan bahwa 'Orang LGBT itu tidak sama dengan orang normal'.
Di depan Menteri Pendidikan yang baru diangkat, Presiden Andrzej Duda mendukung hukuman bagi orang-orang LGBT.
Baca: 4 Anak Dinyatakan Gizi Buruk, DPPPAPPKB Temukan Popok Berulat di Rumah karena Ibu ODGJ
Baca: Ketahui Yuk, Ini 6 Manfaat Minum Air Putih Setelah Bangun Tidur
Ia mengatakan bahwa tujuan utama perempuan dalam hidup adalah memiliki anak.
Data dari Kementerian Kesehatan Polandia mencatat sekitar 1.100 aborsi dilakukan karena janin cacat selama 2019.
Aborsi ini sah secara hukum sebelum kemudian turun aturan terbaru.
Sementara kasus hukum lainnya yang memperbolehkan aborsi adalah apabila wanita adalah korban pemerkosaaan atau inses (hubungan saudara kandung), serta jika kehamilan mengancam kehidupan atau kesehatan perempuan.