Mereka adalah R (7), S (5), I (3), dan Sup (1)
Kondisi keempat anaknya cukup memprihatinkan, karena sang ibu memiliki gangguan psikologi.
Rosnaeni (26) merupakan istri dari Herman (52) yang tinggal di gubuk terpencil yang jauh dari pemukiman warga.
Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPPAPPKB) Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara pun langsung turun tangan menangani kasus Rosnaeni.
Pasalnya saat dilakukan survey, kondisi Rosnaeni dan 4 anaknya sangat memprihatinkan.
Kepala Dinas DPPPAPPKB Nunukan Faridah Aryani mengatakan, Rosnaeni mengidap gangguan psikologi diduga karena kerap mendapat perlakuan buruk dari suaminya.
Rosnaeni pun pernah mengalami masalah saat melahirkan anaknya.
Faridah mengatakan saat petugas berkunjung ke rumah keluarga Herman, kondisi rumah sangat berantakan dan tidak terurus.
Baca: VIRAL Ibu Sadis Lemparkan 2 Anaknya dari Jembatan Sebagai Bentuk Balas Dendam Diceraikan Suami
Baca: Ayah Tega Cabuli Anak Tiri sampai Hamil 6 Bulan, Terkuak saat Ibu Curigai Perubahan Tubuh Anaknya
Semua pakaian kotor dan bersih bertumpuk menjadi satu.
Sementara perabot dan bekas makanan anak berhamburan tidak karuan.
Bahkan petugas kesehatan juga menemukan popok anak yang sudah berulat.
Keberadaan keluarga tersebut diketahui setelah salah satu warga melapor ke kantornya.
"Awalnya ada laporan ke kami di DPPPA pada akhir 2019, ada keluarga yang tidak tahu cara mengurus anak, pampers si anak sampai berulat, sehingga kami fokus untuk itu," kata Farida.
Rosnaeni, tambah Faridah, tak memperhatikan anak-anaknya, hingga keempatnya mengalami gizi buruk.
Pasalnya selama ini ibu tersebut tak bisa melukan apa-apa selain masak nasi dan merebus sayur.
Farida bercerita petugas rencananya akan mengevakusi Rosnaeni ke Rumah Perlindungan Trauma Center (RPTC) Nunukan.
Namun rencana tersebut terhalang oleh Herman yang tidak setuju jika istrinya dievakuasi.
Menurut Farida awalnya Herman memperbolehkan istrinya dibawa ke Nunukan.
Saat itu petuhas sosial sudah membersihkan dan memangkas rambut Rosnaeni serta menggantikan pakaian layak untuk perempuan 26 tahun itu.
Namun saat akan dibawa pergi, Herman tiba-tiba menolak.
Dia diam dan ambruk.
Rencana evakuasi itu batal karena untuk membawa Roesnaeni harus atas persetujuan suaminya.
"Dia diam saja saat ditanya, dia ambruk, badannya dibuatnya kaku. Saat diangkat petugas pun dia bikin badannya tegang supaya susah diangkat. Akhirnya kita batalkan karena untuk membawa Rosnaeni butuh persetujuan suami. Kita takutnya nanti suaminya berbuat yang aneh-aneh atau bunuh diri," jelasnya.
Sementara itu dua anak Rosnaeni, R (7) dan S (5) telah dibawa petugas untuk bersekolah dan dititipkan di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Ruhama.
Baca: Anak di Bawah Umur Diperkosa di Tiga Tempat Berbeda dan Dicekoki Miras oleh 7 Pemuda sampai Hamil
Baca: Seorang Ibu Tinggalkan 4 Anaknya di Gubuk hingga Gizi Buruk, Sementara Ia Hidup dengan Pria Idaman
Setelah beberapa hari tinggal di LKSA Ruhana, menurut Farida, R dan S duah mulai beradaptasi dengan anak-anak sebayanya.
Mereka berdua sudah betah dan menolak untuk pulang.
Sementara dua anak lainnya masih harus bersama ibunya karena berusia 3 tahun dan 1 tahun.
"Untuk dua anak lainnya masih harus sama ibunya, rencananya akan kami bina dan konseling di RPTC. Makanya, kita lagi usaha merayu suaminya agar menyetujui pengobatan istrinya, sampai sekarang kami masih kesulitan," kata Faridah.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Hidup dengan Ibu ODGJ, 4 Bocah Kurang Gizi dan Ditemukan Popok Berulat di Rumah"