Keempat anak tersebut diasuh oleh ibunya, Rosnaeni (26) yan mengalami gangguan psikologi atau orang dengan gangguan jiwa (PDGJ) dan ayah mereka, Herman (52).
Keluarga tersebut tinggal di kawasan terpencil, di tengah kebun sawit yang jauh dari pemukiman warga.
Jarak rumah mereka sekitar tiga kilometer dari jalan raya sehingga jarang berinteraksi dengan orang.
Herman bekerja menombak buah kelapa sawit.
Dia mendaparkan upah Rp 150.000 per ton.
Padahal satu bulan, Herman hanya menombak buah kelapa sawit sebanyak dua kali.
Untungnya, pemilik kebun berbaik hati dengan menanggung kebutuhan beras untuk keluarga Herman.
Saat ini Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPPAPPKB) Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara mengurusi keluarga tersebut.
Baca: VIRAL Ibu Sadis Lemparkan 2 Anaknya dari Jembatan Sebagai Bentuk Balas Dendam Diceraikan Suami
Baca: Ayah Tega Cabuli Anak Tiri sampai Hamil 6 Bulan, Terkuak saat Ibu Curigai Perubahan Tubuh Anaknya
Rosnaeni terpaut usia yang cukup jauh dengan suaminya, Herman.
Mereka menikah saat sama-sama menjadi TKI ilegal di Sabah, Malaysia.
Mereka kemudian tinggal di Pulau Sebatik selama tujuh tahun terakhir.
Keluarga tersebut tinggal berpindah-pindah dari satu kebun ke kebun lainnya.
Menurut Kepala Dinas DPPPAPPKB Nunukan Faridah Aryani, kepada petugas, Rosnaeni bercerita jika ia kerap mengalami siksaan fisik dan kekerasan dari suaminya.
Selain itu Rosnaeni bercerita jika ia adalah istri ketujuh Herman.
"Dari hasil obrolan psikolog, ibunya anak-anak ini istri ketujuh, kita juga belum tahu apakah Herman ini maniak atau bagaimana. Info yang kita dapat ini perkawinannya yang ketujuh, istrinya mengaku sering kena pukul, bisa jadi itu salah satu sebab dia depresi," tuturnya, Jumat (23/10/2020).
Selain tertekan karena kerap disiksa sang suami, Rosnaeni diduga pernah mengalami guncangan hebat saat anak ketiganya meninggal dunia saat usianya belum genap setahun.
Perempuan 26 tahun itu juga tak pernah beinteraksi dengan orang lain.
Petugas puskesmas juga menjelaskan jika Rosnaeni pernah mengalami masalah medis saat melahirkan.
Disebukan jika darah putih Rosnaeni sempat naik.
"Selain itu, pernah ada masalah saat melahirkan. Dari penjelasan petugas puskesmas, ada riwayat medis kalau darah putihnya sempat naik,"
"Jadi kalau darah putih naik ke kepala saat perempuan melahirkan itu bisa mengakibatkan buta atau meninggal dunia, kemungkinan itu juga masih kami dalami," katanya.
Faridah mengatakan saat petugas berkunjung ke rumah keluarga Herman, kondisi rumah sangat berantakan dan tidak terurus.
Semua pakaian kotor dan bersih bertumpuk menjadi satu.
Sementara perabot dan bekas makanan anak berhamburan tidak karuan.
Bahkan petugas kesehatan juga menemukan popok anak yang sudah berulat.
Baca: Anak di Bawah Umur Diperkosa di Tiga Tempat Berbeda dan Dicekoki Miras oleh 7 Pemuda sampai Hamil
Baca: Berharap Punya 1 Anak Perempuan, Ibu Ini Malah Lahirkan Bayi Kembar Lima, 4 di Antaranya Perempuan
Keberadaan keluarga tersebut diketahui setelah salah satu warga melapor ke kantornya.
"Awalnya ada laporan ke kami di DPPPA pada akhir 2019, ada keluarga yang tidak tahu cara mengurus anak, pampers si anak sampai berulat, sehingga kami fokus untuk itu," kata Farida.
Empat anak yang ada di rumah tersebut tak mendapatkan perhatian dari orangtuanya.
Mereka tak mengenal warna, abjad, dan nama-nama benda.
Bahkan anak tertua mereka R yang berusia 7 tahun tak mengerti pensil dan bagaimana menggunakannya.
Empat bocah tersebut juga mengalami gizi buruk karena Rosnaeni selama ini tidak melakukan apa-apa selain masak nasi dan merebus sayuran
Saat diberi makan sayur asem dan ikan oleh petugas, empat bocah tersebut menyingkirkan jagung dan ikan karena tak pernah memakannya.
Mereka baru mau makan ikan setelah disuapi oleh petugas.
"Kami coba suapkan ikan supaya dia rasa, begitu terasa enak, baru dia makan. Begitu juga jagung, kita suapkan dulu dan akhirnya mereka makan, sampai segitunya, mereka tidak tahu ikan goreng," katanya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Hidup dengan Ibu ODGJ, 4 Bocah Kurang Gizi dan Ditemukan Popok Berulat di Rumah"