Korea Utara: Badai Debu dari China Bisa Tularkan Covid-19

Penulis: Dinar Fitra Maghiszha
Editor: Archieva Prisyta
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Otoritas negeri pimpinan Kim Jong Un ini memperingatkan warganya untuk tetap berada di dalam rumah mengingat angin musiman akan bertiup dari China dan membawa debu ke Korea Utara, Foto Kim Jong Un tersenyum ini dipotret pada (7/6/2020) dan dirilis oleh media ofisial Korea Utara Korean Central News Agency (KCNA) pada (8/6/2020). Dalam foto Kim Jong Un sedang menghadiri dan memimpin pertemuan atau rapat Politbiro ke-13 Partai Buruh di lokasi yang tidak disebutkan di Korea Utara.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Korea Utara dalam sebuah laporan mengatakan badai debu yang berasal dari daratan China dapat menyebarkan Covid-19.

Otoritas negeri pimpinan Kim Jong Un ini memperingatkan warganya untuk tetap berada di dalam rumah mengingat angin musiman akan bertiup dari China dan membawa debu ke Korea Utara.

Debu kuning 'Yellow Dust' ini dimungkinkan dapat membawa virus corona ke Korea Utara.

"Dikarenakan infeksi virus corona terus menyebar di seluruh dunia, ada kebutuhan untuk segera menangani masuknya debu tersebut dan ini dibutuhkan tindakan yang menyeluruh," tertulis dalam surat kabar partai Korea Utara, Rodong Sinmun, Kamis (22/10), dikutip dari Reuters Sabtu (24/10/2020).

Benarkah debu bisa membawa virus corona?

Baca: Hari Ini dalam Sejarah 24 Oktober 1946: Manusia Berhasil Memfoto Bumi dari Luar Angkasa

Kim Jong-un khawatir debu kuning seperti yang melanda Kota Shanghai, China, ini akan melanda kota-kota di Korea Utara dan menyebarkan virus corona. (GETTY IMAGES VIA DAILY STAR) (GETTY IMAGES VIA DAILY STAR)

Baca: Kanada Tuding China Lakukan Genosida terhadap Muslim Uighur, China Ingatkan Jangan Campur Tangan

Klaim bahwa Covid-19 dapat menyebar ke Korea Utara melalui debu yang tertiup oleh angin dari Gurun Gobi sejauh 1.900 km tampaknya bukanlah klaim populer.

Seperti diketahui, dua meter (enam kaki) merupakan jarak sosial umum yang menjadi ukuran dalam penyebaran Covid-19.

Namun, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat pernah mengeluarkan pernyataan bahwa Covid-19 terkadang bisa bertahan di udara selama berjam-jam.

Apa yang Dilakukan Korea Utara?

Diwartakan surat kabar lokal, Korea Utara meminta warganya menahan diri dari aktivitas di luar ruangan.

Baca: Bermusuhan Sejak 1948, Inilah Alasan Sudan Bangun Perjanjian Damai dengan Israel

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un ketika bertepuk tangan saat memberikan pidato dalam parade militer merayakan 75 tahun Partai Buruh di Lapangan Kim Il Sung, Pyongyang, 10 Oktober 2020. (AFP/KCNA VIA KNS/STR)

Baca: Kesepakatan Damai Sudan dan Israel Resmi Terjalin, Donald Trump: Masih Ada 5 Negara Lainnya

Korea Utara meminta warganya untuk mengikuti protokol kesehatan, seperti memakai masker saat pergi ke luar rumah.

Seperti diketahui, Korea Utara mengklaim bahwa tidak ada kasus Covid-19 di negaranya.

Klaim ini dipertanyakan oleh sejumlah ahli kesehatan.

Meski demikian, Pyongyang menerapkan kontrol perbatasan yang ketat dan karantina untuk mencegah penyebaran.

Ada sejumlah pengamat yang menyebut Covid-19 bisa menghancurkan negara tersebut akibat terisolasi secara ekonomi dan politik.

Baca: Sebelum Berniat Membeli, Kenali 3 Tipe SSD yang Wajib Diketahui

Stasiun televisi Pemerintah Korea Utara menyiarkan segmen khusus tentang cuaca khusus memperingatkan debu kuning dapat menyapu seluruh negeri. (KCTV) (KCTV)

Baca: Kesepakatan Damai Sudan dan Israel Resmi Terjalin, Donald Trump: Masih Ada 5 Negara Lainnya

Debu berbahaya?

Sebuah siaran televisi lokal di Korea Utara mengatakan bahwa 'Yellow Dust' dan jenis debu halus dimungkinkan mengandung zat berbahaya, seperti logam berat dan mikroorganisme termasuk virus.

"Orang harus memperhatikan kebersihan pribadi setelah aktivitas di luar," kata seorang pembawa berita di Korea Utara.

"Selain itu, para pekerja diminta menghindari pekerjaan ke luar lapangan," tambahnya.

Sementara itu, Kedutaan Besar Rusia di Korea Utara menulis pernyataan di Facebook yang memerintahkan agar para turis berada di dalam rumah menunggu berakhirnya badai debu tersebut.

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Dinar Fitra Maghiszha)



Penulis: Dinar Fitra Maghiszha
Editor: Archieva Prisyta
BERITA TERKAIT

Berita Populer